Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Insinyur - Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinamika Hubungan Kerjasama Indonesia-Singapura ? Siapa yang lebih untung ?

29 Januari 2025   05:36 Diperbarui: 29 Januari 2025   05:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia dan Singapura telah menjalin kerja sama di berbagai bidang yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Berikut adalah beberapa sektor utama kerja sama antara kedua negara:

1. Energi Terbarukan

Pada September 2024, Singapura menyatakan akan meningkatkan impor listrik rendah karbon dari Indonesia sebesar 1,4 gigawatt (GW) dari proyek-proyek tenaga surya baru, di samping kesepakatan sebelumnya sebesar 2 GW. Proyek-proyek ini, dengan nilai total sekitar $20 miliar, diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2027 dan akan ditransmisikan melalui kabel bawah laut yang dikembangkan bersama oleh konsorsium terkait. 

2. Ketahanan Pangan

Pada November 2024, Indonesia dan Singapura sepakat untuk bertukar praktik terbaik terkait ketahanan pangan. Kerja sama ini mencakup pertukaran teknologi dan pengetahuan di sektor pertanian dan pangan, dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan kedua negara. 

3. Teknologi Informasi dan Ekonomi Digital

Kedua negara telah bekerja sama dalam pengembangan infrastruktur teknologi, seperti proyek Palapa Ring di Indonesia. Selain itu, terdapat kolaborasi dalam mendukung ekosistem startup dan inovasi teknologi, termasuk program pertukaran pengetahuan antara pengusaha Indonesia dan Singapura. 

Pada September 2023, Indonesia dan Singapura juga memperkuat kerja sama dalam riset dan ekonomi digital. Salah satunya melalui pembentukan konsorsium penelitian INSPIRASI yang melibatkan NTU dan beberapa universitas terkemuka di Indonesia, berfokus pada pembangunan berkelanjutan dalam bidang energi terbarukan, ekonomi sirkular, dan kota pintar. 

4. Investasi

Pada Januari 2022, Indonesia dan Singapura menandatangani kerja sama investasi senilai $9,2 miliar, terutama di bidang energi terbarukan dan logistik. Singapura juga merupakan investor terbesar di Indonesia, dengan investasi sebesar $7,3 miliar dari Januari hingga September 2021. 

Perkembangan Kerja Sama

Sejak awal, kerja sama antara Indonesia dan Singapura telah berkembang secara signifikan. Dimulai dengan kolaborasi di sektor perdagangan dan investasi, kini meluas ke bidang teknologi, energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Kedua negara terus mencari peluang untuk memperdalam dan memperluas kerja sama di berbagai sektor strategis.

Keuntungan bagi Kedua Negara

Kerja sama ini memberikan manfaat bagi kedua negara. Indonesia mendapatkan keuntungan melalui peningkatan investasi, transfer teknologi, dan akses ke pasar global. Sementara itu, Singapura memperoleh manfaat dari sumber daya alam Indonesia, peluang investasi, dan perluasan pasar bagi perusahaan-perusahaannya. Dengan demikian, kerja sama ini bersifat saling menguntungkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Neraca perdagangan, ternyata Indonesia difisit

Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Singapura telah mengalami dinamika yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan bahwa total perdagangan kedua negara mencapai USD 31,02 miliar pada tahun 2023, dengan ekspor Indonesia ke Singapura sebesar USD 12,61 miliar dan impor dari Singapura sebesar USD 18,41 miliar. Hal ini mengindikasikan defisit perdagangan bagi Indonesia sebesar USD 5,8 miliar pada tahun tersebut. 

Pada periode Januari hingga September 2024, total perdagangan bilateral mencapai USD 24,77 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar USD 8,65 miliar dan impor sebesar USD 16,12 miliar, menghasilkan defisit perdagangan sebesar USD 7,47 miliar bagi Indonesia. 

Defisit perdagangan ini menunjukkan bahwa Singapura memperoleh surplus dalam hubungan perdagangan dengan Indonesia. Namun, penting untuk dicatat bahwa hubungan perdagangan tidak hanya diukur dari neraca perdagangan semata. Kedua negara saling mendapatkan manfaat melalui akses pasar, investasi, dan kerja sama di berbagai sektor. Misalnya, Singapura telah menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia, yang berkontribusi pada pembangunan infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja.

Untuk mengurangi defisit perdagangan dan meningkatkan keseimbangan, Indonesia dan Singapura telah sepakat untuk mendorong ekspor produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia melalui pengembangan kerja sama digital dan fasilitasi perdagangan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Singapura dan kawasan lainnya. 

Secara keseluruhan, meskipun Singapura saat ini lebih diuntungkan dalam hal surplus perdagangan, kedua negara terus berupaya untuk menciptakan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.

Apa sebab bisa defisit ?

Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Singapura melibatkan berbagai komoditas utama yang diperdagangkan oleh kedua negara. Berikut adalah beberapa komoditas ekspor utama Indonesia ke Singapura:

Komoditas Ekspor Utama Indonesia ke Singapura:

  1. Minyak Sawit: Indonesia mengekspor minyak sawit ke Singapura, yang kemudian diolah menjadi berbagai produk turunan seperti margarin, sabun, dan bahan bakar bio. 

  2. Batubara: Batubara diekspor ke Singapura untuk digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. 

  3. Karet: Karet alam diekspor untuk diolah menjadi produk seperti ban mobil, sepatu, dan bola. 

  4. Kopi: Kopi Indonesia diekspor ke Singapura untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik dan industri kafe. 

  5. Produk Pertanian Lainnya: Termasuk bawang merah, pisang, dan jagung. 

Komoditas Impor Utama Indonesia dari Singapura:

Di sisi lain, Indonesia mengimpor berbagai produk dari Singapura, terutama:

  1. Produk Kimia Dasar: Seperti bahan kimia organik dan anorganik yang digunakan dalam berbagai industri.

  2. Mesin dan Peralatan: Termasuk mesin industri, peralatan elektronik, dan komponen teknologi tinggi.

  3. Produk Besi dan Baja: Besi, baja, dan produk turunannya untuk keperluan konstruksi dan manufaktur.

  4. Produk Otomotif dan Komponennya: Kendaraan bermotor dan suku cadangnya.

  5. Barang-barang Kimia Lainnya: Seperti produk farmasi dan kosmetik.

Penyebab Defisit Perdagangan Indonesia dengan Singapura:

Meskipun Singapura bukan negara produsen utama, beberapa faktor menyebabkan Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Singapura:

  1. Peran Singapura sebagai Hub Perdagangan: Singapura berfungsi sebagai pusat distribusi dan re-ekspor produk dari berbagai negara. Banyak produk yang diimpor Indonesia dari Singapura sebenarnya berasal dari negara lain, tetapi melalui Singapura sebagai titik transit. 

  2. Keterbatasan Industri Pengolahan di Indonesia: Indonesia mengekspor banyak bahan mentah ke Singapura, yang kemudian diolah menjadi produk bernilai tambah lebih tinggi. Produk-produk ini kemudian diekspor kembali ke Indonesia atau negara lain dengan harga yang lebih tinggi, menyebabkan defisit perdagangan.

  3. Kebutuhan Teknologi dan Barang Modal: Indonesia mengimpor mesin, peralatan, dan teknologi dari Singapura untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan industrialisasi. Ketergantungan pada impor barang modal ini berkontribusi pada defisit perdagangan.

  4. Kualitas dan Standar Produk: Beberapa produk dari Singapura memiliki standar kualitas yang lebih tinggi atau memenuhi spesifikasi tertentu yang dibutuhkan oleh konsumen dan industri di Indonesia, sehingga meningkatkan permintaan impor.

Dengan memahami dinamika ini, Indonesia dapat merumuskan strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor, mengembangkan industri pengolahan domestik, dan mengurangi ketergantungan pada impor tertentu guna mencapai keseimbangan perdagangan yang lebih baik dengan Singapura.

Mengapa bisa terjadi ? Bagaimana solusinya ?

Ya, sebagian besar ekspor Indonesia ke Singapura berupa raw material (bahan mentah) atau semi-finished goods dengan nilai tambah rendah. Singapura kemudian mengolah atau menyalurkan kembali produk tersebut ke negara lain dengan harga yang lebih tinggi. Fenomena ini membuat Singapura berperan sebagai trading hub atau "calo" perantara dalam rantai perdagangan global.

Mengapa Indonesia Tidak Langsung Ekspor ke Negara Pengolah?

Ada beberapa alasan utama yang membuat Indonesia masih mengandalkan Singapura sebagai perantara dalam perdagangan internasional:

1. Keterbatasan Infrastruktur Logistik

  • Pelabuhan & Transportasi: Singapura memiliki salah satu pelabuhan tersibuk dan paling efisien di dunia, yaitu Pelabuhan Singapura, yang mendukung ekspor cepat dan murah ke berbagai negara.
  • Konektivitas & Efisiensi: Banyak negara pengolah lebih memilih menerima barang dari Singapura karena layanan logistik, pergudangan, dan distribusi yang lebih cepat dan stabil dibandingkan langsung dari Indonesia.

2. Permasalahan dalam Sistem Perdagangan Indonesia

  • Regulasi & Birokrasi: Beberapa negara pengolah memiliki standar yang ketat, dan Singapura lebih mudah memenuhi persyaratan tersebut karena memiliki sistem perdagangan yang lebih fleksibel dan efisien dibandingkan Indonesia yang masih menghadapi birokrasi ekspor yang rumit.
  • Keamanan & Kepercayaan Pasar: Negara-negara besar lebih percaya membeli dari Singapura yang memiliki stabilitas ekonomi, hukum, dan sistem keuangan yang kuat dibandingkan langsung dari Indonesia yang kadang masih menghadapi hambatan hukum dan risiko perdagangan.

3. Kurangnya Industri Hilirisasi di Indonesia

  • Minimnya Pengolahan Bahan Mentah: Indonesia mengekspor bahan mentah (contoh: minyak sawit, karet, batubara, nikel, dan gas) yang belum diproses lebih lanjut.
  • Singapura Menambah Nilai Tambah: Singapura sering memurnikan, mengolah, atau mengemas ulang sebelum mengekspor ke negara akhir, yang membuatnya lebih menarik bagi pasar global.

4. Peran Singapura sebagai Pusat Perdagangan Global

  • Akses ke Jaringan Perdagangan Internasional: Banyak negara menggunakan Singapura sebagai pusat transaksi dan negosiasi harga.
  • Perbankan & Pembayaran Internasional: Transaksi keuangan dan pembayaran lebih mudah dilakukan melalui sistem perbankan Singapura yang memiliki akses ke pasar keuangan global.

Bagaimana Indonesia Bisa Mengurangi Ketergantungan pada Singapura?

Untuk mengurangi peran Singapura sebagai perantara, Indonesia harus:

  1. Membangun Infrastruktur Logistik yang Lebih Baik

    • Meningkatkan efisiensi pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Belawan agar mampu bersaing dengan Singapura.
    • Memperbaiki konektivitas jalan tol, jalur kereta, dan bandara untuk mempercepat distribusi barang.

  2. Meningkatkan Hilirisasi dan Industri Pengolahan

    • Mengembangkan pabrik pengolahan dalam negeri agar ekspor bukan lagi bahan mentah, tetapi produk jadi atau setengah jadi dengan nilai tambah lebih tinggi.
    • Contoh: Membangun lebih banyak refinery minyak sawit, pabrik baterai nikel, dan industri petrokimia.

  3. Memperbaiki Sistem Regulasi dan Perdagangan

    • Menyederhanakan birokrasi ekspor agar lebih mudah bagi eksportir Indonesia menjual langsung ke negara tujuan tanpa perantara.
    • Meningkatkan negosiasi perdagangan langsung dengan negara tujuan ekspor.

  4. Mempromosikan Branding Produk Indonesia

    • Meningkatkan promosi dagang dan membangun merek global untuk produk Indonesia sehingga pembeli dari luar negeri tertarik membeli langsung dari Indonesia, bukan lewat Singapura.

Kesimpulan

Singapura diuntungkan karena berperan sebagai "calo" perdagangan global yang mengandalkan efisiensi logistik, stabilitas regulasi, dan jaringan perdagangan luas. Indonesia sebenarnya bisa langsung mengekspor ke negara pengolah, tetapi masih menghadapi kendala logistik, birokrasi, hilirisasi yang lemah, serta kurangnya kepercayaan pasar global terhadap sistem perdagangan Indonesia.

Jika Indonesia ingin keluar dari ketergantungan ini, investasi dalam infrastruktur, hilirisasi, perbaikan regulasi, dan branding produk harus dipercepat agar Indonesia bisa langsung terhubung ke pasar global tanpa perantara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun