Produk Besi dan Baja: Besi, baja, dan produk turunannya untuk keperluan konstruksi dan manufaktur.
Produk Otomotif dan Komponennya: Kendaraan bermotor dan suku cadangnya.
Barang-barang Kimia Lainnya: Seperti produk farmasi dan kosmetik.
Penyebab Defisit Perdagangan Indonesia dengan Singapura:
Meskipun Singapura bukan negara produsen utama, beberapa faktor menyebabkan Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Singapura:
Peran Singapura sebagai Hub Perdagangan: Singapura berfungsi sebagai pusat distribusi dan re-ekspor produk dari berbagai negara. Banyak produk yang diimpor Indonesia dari Singapura sebenarnya berasal dari negara lain, tetapi melalui Singapura sebagai titik transit.Â
Keterbatasan Industri Pengolahan di Indonesia: Indonesia mengekspor banyak bahan mentah ke Singapura, yang kemudian diolah menjadi produk bernilai tambah lebih tinggi. Produk-produk ini kemudian diekspor kembali ke Indonesia atau negara lain dengan harga yang lebih tinggi, menyebabkan defisit perdagangan.
Kebutuhan Teknologi dan Barang Modal: Indonesia mengimpor mesin, peralatan, dan teknologi dari Singapura untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan industrialisasi. Ketergantungan pada impor barang modal ini berkontribusi pada defisit perdagangan.
Kualitas dan Standar Produk: Beberapa produk dari Singapura memiliki standar kualitas yang lebih tinggi atau memenuhi spesifikasi tertentu yang dibutuhkan oleh konsumen dan industri di Indonesia, sehingga meningkatkan permintaan impor.
Dengan memahami dinamika ini, Indonesia dapat merumuskan strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor, mengembangkan industri pengolahan domestik, dan mengurangi ketergantungan pada impor tertentu guna mencapai keseimbangan perdagangan yang lebih baik dengan Singapura.
Mengapa bisa terjadi ? Bagaimana solusinya ?