Penjelasan:
Imam Al-Muhasibi dalam kitab Al-Risalah al-Mustarsyidin membahas tentang cara menjaga hati agar tetap lurus dalam beramal. Ia menjelaskan bahwa ikhlas bukan hanya dalam ibadah formal, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam pekerjaan, pergaulan, dan amal sosial.
Cara Melatih Ikhlas menurut Imam Al-Muhasibi:
Latih diri untuk tidak terlalu peduli dengan pujian manusia.
Biasakan untuk mengoreksi niat sebelum, saat, dan setelah beramal.
Sadari bahwa Allah lebih mengetahui isi hati dibanding manusia.
4. Minhajul Abidin -- Imam Al-Ghazali
Amal yang sedikit dengan keikhlasan lebih baik daripada amal besar dengan riya'.
Penjelasan:
Dalam kitab ini, Imam Al-Ghazali mengajarkan bahwa keikhlasan adalah kunci diterimanya amal ibadah. Amal yang besar bisa menjadi sia-sia jika tidak didasari ikhlas, sedangkan amal yang kecil bisa bernilai besar jika dilakukan dengan ikhlas.
Cara Melatih Ikhlas menurut Minhajul Abidin:
Membiasakan diri untuk beramal tanpa diketahui orang lain.
Menghindari ketergantungan pada sanjungan atau penghargaan manusia.
Merenungkan bahwa kehidupan dunia fana, sehingga hanya amal yang diterima Allah yang bernilai.
5. Madarij as-Salikin -- Ibn Qayyim al-Jawziyah
Ikhlas adalah ketika hati hanya terpaut kepada Allah dan tidak kepada dunia.
Penjelasan:
Ibn Qayyim dalam kitab ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan perjalanan spiritual seorang hamba menuju Allah. Salah satu tahapannya adalah ikhlas, di mana seseorang harus benar-benar membersihkan hatinya dari segala tujuan selain Allah.
Cara Melatih Ikhlas menurut Ibn Qayyim:
Meningkatkan kesadaran bahwa Allah selalu melihat hati dan niat kita.
Melakukan ibadah tanpa berharap balasan duniawi.
Mengutamakan keikhlasan dibanding jumlah atau bentuk ibadah.
Kesimpulan