Kitab Al-Hikam karya Imam Ibn Ata'illah al-Iskandari memiliki banyak hikmah dalam melatih keikhlasan. Berikut beberapa hikmah penting yang berkaitan dengan ikhlas serta penjelasannya:
1. Ikhlas adalah Membebaskan Diri dari Makhluk
"Keinginanmu agar orang lain mengetahui amal baikmu adalah tanda kurangnya keikhlasanmu kepada Allah."
Penjelasan:
Seseorang yang benar-benar ikhlas tidak akan peduli apakah orang lain mengetahui amalannya atau tidak. Jika kita masih merasa ingin dipuji atau dikenal karena amal baik, itu tanda bahwa keikhlasan kita masih lemah. Untuk melatih ikhlas, kita harus berusaha agar amal tetap tersembunyi dan hanya berharap pahala dari Allah.
2. Jangan Berharap Balasan dari Makhluk
"Janganlah berharap balasan dari makhluk atas kebaikan yang kamu lakukan, karena itu akan mengotori niatmu."
Penjelasan:
Ikhlas berarti hanya berharap balasan dari Allah, bukan dari manusia. Jika kita membantu seseorang lalu kecewa karena dia tidak berterima kasih, itu menunjukkan bahwa kita belum sepenuhnya ikhlas. Seorang hamba yang ikhlas akan tetap berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan dari siapa pun.
3. Ikhlas adalah Menghilangkan Rasa Memiliki atas Amal
"Salah satu tanda bahwa amalmu diterima adalah ketika kamu tidak menganggap amal itu sebagai milikmu sendiri."
Penjelasan:
Ketika seseorang menganggap amalnya sebagai miliknya sendiri, ia bisa menjadi sombong atau merasa berjasa. Ikhlas berarti menyadari bahwa segala amal yang kita lakukan adalah taufik dari Allah, bukan semata hasil usaha kita. Dengan begitu, kita tidak akan merasa lebih baik dari orang lain dan tidak akan bangga berlebihan dengan amal kita.
4. Ikhlas dalam Ibadah: Jangan Fokus pada Manfaat Duniawi
"Ibadahmu kepada Allah janganlah karena ingin mendapatkan sesuatu dari-Nya, tetapi lakukanlah karena kecintaan kepada-Nya."
Penjelasan:
Sering kali kita beribadah karena mengharapkan sesuatu di dunia, seperti kesehatan, rezeki, atau keberkahan hidup. Meskipun ini tidak salah, derajat keikhlasan yang lebih tinggi adalah beribadah hanya karena Allah, bukan karena ingin mendapat manfaat duniawi.
5. Jangan Terpengaruh oleh Pujian atau Celaan
"Orang yang ikhlas tidak terpengaruh oleh pujian atau celaan manusia, karena yang ia cari hanyalah ridha Allah."
Penjelasan:
Jika kita melakukan kebaikan dan kemudian dipuji, jangan sampai kita menjadi bangga. Sebaliknya, jika kita dicela, jangan sampai kita berhenti berbuat baik. Orang yang benar-benar ikhlas hanya fokus kepada Allah, bukan kepada pendapat manusia.
6. Ikhlas adalah Rahasia antara Hamba dan Allah
"Amalan yang paling bersih adalah yang tidak diketahui oleh siapa pun selain Allah."
Penjelasan:
Salah satu cara melatih ikhlas adalah dengan melakukan amal yang tidak diketahui orang lain. Misalnya, bersedekah secara diam-diam atau beribadah di waktu-waktu sepi. Dengan cara ini, hati kita terbiasa untuk tidak mengandalkan pengakuan manusia dalam beramal.
7. Jangan Bangga dengan Amal yang Kita Lakukan
"Orang yang ikhlas tidak melihat amalnya sebagai sesuatu yang besar, karena ia tahu semuanya terjadi karena izin Allah."
Penjelasan:
Jika kita merasa bahwa kita sudah banyak beribadah dan berbuat baik, lalu merasa lebih baik dari orang lain, itu tanda bahwa kita belum ikhlas. Orang yang benar-benar ikhlas akan selalu merasa kecil di hadapan Allah dan tetap rendah hati.
Kesimpulan
Dalam Al-Hikam, Imam Ibn Ata'illah al-Iskandari mengajarkan bahwa ikhlas adalah murni beramal karena Allah, tanpa berharap balasan duniawi, pujian, atau pengakuan manusia. Cara melatih ikhlas adalah dengan:
Menyembunyikan amal baik dari manusia.
Tidak berharap imbalan dari orang lain.
Tidak bangga atau sombong dengan amal kita.
Tetap beribadah meskipun tanpa manfaat duniawi.
8. Ikhlas adalah Kunci Ketenangan Hati
"Barang siapa yang mengikhlaskan diri hanya kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya dalam segala urusan."
Penjelasan:
Orang yang ikhlas tidak akan mudah stres atau kecewa, karena ia hanya bergantung kepada Allah. Jika amalnya diterima manusia atau tidak, ia tetap tenang. Jika mendapat balasan di dunia atau tidak, ia tetap bahagia. Ikhlas melatih kita untuk berserah diri sepenuhnya kepada Allah.
9. Ikhlas Itu Murni Menyerahkan Segalanya kepada Allah
"Kehendakmu agar Allah memberi sesuatu kepadamu adalah tanda bahwa kamu belum benar-benar ikhlas dalam ibadahmu."
Penjelasan:
Sering kali kita beribadah sambil berharap sesuatu dari Allah, seperti rezeki, kesehatan, atau kebahagiaan. Imam Ibn Ata'illah mengajarkan bahwa tingkatan ikhlas yang lebih tinggi adalah beribadah bukan karena ingin sesuatu, tetapi karena mencintai Allah dan ingin dekat dengan-Nya.
10. Ikhlas Menghapus Kesedihan dan Kekecewaan
"Tidak akan sedih hati seseorang yang benar-benar menyerahkan dirinya kepada Allah."
Penjelasan:
Orang yang ikhlas tidak akan kecewa jika harapannya tidak terwujud. Jika dia berbuat baik dan tidak mendapat balasan, dia tetap bahagia karena amalnya untuk Allah. Jika dia diuji, dia tetap tenang karena yakin bahwa segalanya adalah ketentuan Allah.
11. Jangan Sibuk dengan Popularitas, Fokuslah pada Ikhlas
"Orang yang ingin amalnya dikenal manusia, maka ia tidak akan mendapatkan cahaya dari Allah."
Penjelasan:
Jika seseorang berbuat baik agar terkenal atau dipuji, maka cahaya keberkahan amal itu akan hilang. Imam Ibn Ata'illah menasihati agar kita lebih fokus pada keikhlasan daripada mencari pengakuan manusia.
12. Ikhlas Tidak Takut Kehilangan Dunia
"Orang yang ikhlas tidak takut kehilangan dunia, karena hatinya sudah terpaut pada Allah."
Penjelasan:
Salah satu tanda ikhlas adalah tidak terlalu bergantung pada dunia. Jika seseorang melakukan kebaikan hanya karena Allah, maka ia tidak akan takut miskin saat bersedekah, tidak akan takut kehilangan jabatan saat berlaku adil, dan tidak akan takut kehilangan popularitas saat berkata jujur.
13. Ikhlas dalam Kesabaran
"Orang yang paling ikhlas adalah yang paling sabar dalam menghadapi cobaan."
Penjelasan:
Kesabaran adalah tanda keikhlasan. Jika kita bersabar dalam menghadapi ujian, tanpa mengeluh dan tetap yakin kepada Allah, itu tanda bahwa kita benar-benar ikhlas menerima ketetapan-Nya.
14. Amal yang Diterima Allah Tidak Dilihat dari Banyaknya, tetapi dari Keikhlasannya
"Bisa jadi amal yang sedikit menjadi besar karena keikhlasan, dan bisa jadi amal yang besar menjadi kecil karena riya'."
Penjelasan:
Allah tidak menilai amal dari jumlahnya, tetapi dari niatnya. Bisa jadi seseorang hanya bersedekah Rp1.000 tetapi ikhlas, maka pahalanya sangat besar. Sebaliknya, bisa jadi seseorang bersedekah jutaan rupiah tetapi ingin dipuji, maka amalnya tidak bernilai di sisi Allah.
15. Ikhlas Tidak Menyesali Perbuatan Baik
"Orang yang ikhlas tidak pernah menyesali amal baik yang telah dilakukannya."
Penjelasan:
Kadang setelah berbuat baik, kita menyesal karena merasa rugi atau tidak mendapat balasan. Ini tanda bahwa amal kita belum sepenuhnya ikhlas. Jika benar-benar ikhlas, kita tidak akan pernah menyesali kebaikan yang kita lakukan.
Kesimpulan
Dalam Al-Hikam, Imam Ibn Ata'illah al-Iskandari mengajarkan bahwa ikhlas adalah murni beramal karena Allah, tanpa berharap balasan duniawi, pujian, atau pengakuan manusia. Cara melatih ikhlas adalah dengan:
Menyembunyikan amal baik dari manusia.
Tidak berharap imbalan dari orang lain.
Tidak bangga atau sombong dengan amal kita.
Tetap beribadah meskipun tanpa manfaat duniawi.
Menghindari keinginan dikenal atau dipuji.
Tidak menyesali amal baik yang telah dilakukan.
Tidak berharap balasan dunia dari amal ibadah.
Fokus pada Allah, bukan pada penilaian manusia.
Tetap sabar dan tenang dalam menghadapi cobaan.
Tidak terpengaruh oleh pujian atau celaan.
Dengan memahami dan menerapkan hikmah-hikmah ini dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa semakin dekat dengan keikhlasan yang sejati.Â
Wallahu a'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI