Penjelasan:
Jika kita merasa bahwa kita sudah banyak beribadah dan berbuat baik, lalu merasa lebih baik dari orang lain, itu tanda bahwa kita belum ikhlas. Orang yang benar-benar ikhlas akan selalu merasa kecil di hadapan Allah dan tetap rendah hati.
Kesimpulan
Dalam Al-Hikam, Imam Ibn Ata'illah al-Iskandari mengajarkan bahwa ikhlas adalah murni beramal karena Allah, tanpa berharap balasan duniawi, pujian, atau pengakuan manusia. Cara melatih ikhlas adalah dengan:
Menyembunyikan amal baik dari manusia.
Tidak berharap imbalan dari orang lain.
Tidak bangga atau sombong dengan amal kita.
Tetap beribadah meskipun tanpa manfaat duniawi.
8. Ikhlas adalah Kunci Ketenangan Hati
"Barang siapa yang mengikhlaskan diri hanya kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya dalam segala urusan."
Penjelasan:
Orang yang ikhlas tidak akan mudah stres atau kecewa, karena ia hanya bergantung kepada Allah. Jika amalnya diterima manusia atau tidak, ia tetap tenang. Jika mendapat balasan di dunia atau tidak, ia tetap bahagia. Ikhlas melatih kita untuk berserah diri sepenuhnya kepada Allah.
9. Ikhlas Itu Murni Menyerahkan Segalanya kepada Allah
"Kehendakmu agar Allah memberi sesuatu kepadamu adalah tanda bahwa kamu belum benar-benar ikhlas dalam ibadahmu."
Penjelasan:
Sering kali kita beribadah sambil berharap sesuatu dari Allah, seperti rezeki, kesehatan, atau kebahagiaan. Imam Ibn Ata'illah mengajarkan bahwa tingkatan ikhlas yang lebih tinggi adalah beribadah bukan karena ingin sesuatu, tetapi karena mencintai Allah dan ingin dekat dengan-Nya.
10. Ikhlas Menghapus Kesedihan dan Kekecewaan
"Tidak akan sedih hati seseorang yang benar-benar menyerahkan dirinya kepada Allah."