Isra' Mi'raj dalam Kacamata Ilmiah Modern
Peristiwa Isra' Mi'raj, yang terjadi lebih dari 1.400 tahun lalu, merupakan salah satu mukjizat terbesar Rasulullah SAW. Jika dilihat dari sudut pandang ilmiah modern, beberapa aspek perjalanan ini memiliki kemiripan dengan konsep-konsep sains yang berkembang saat ini, seperti kecepatan cahaya, perjalanan waktu, dimensi lain, dan teori relativitas. Berikut adalah beberapa analisis ilmiahnya:
1. Kecepatan Cahaya dan Waktu Tempuh
Isra' adalah perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Palestina dalam waktu yang sangat singkat, yang dalam konteks sains modern dapat dikaitkan dengan konsep kecepatan cahaya.
- Menurut fisika modern, kecepatan maksimum dalam alam semesta adalah kecepatan cahaya (sekitar 299.792 km/detik).
- Jika manusia bisa bergerak mendekati atau bahkan melebihi kecepatan cahaya, maka waktu akan berjalan lebih lambat bagi mereka dibandingkan dengan yang diam (teori relativitas Einstein).
- Rasulullah SAW menempuh perjalanan sangat jauh dalam waktu yang tidak mungkin dicapai dengan teknologi saat itu, yang mengisyaratkan bahwa perjalanan ini bisa melibatkan mekanisme kecepatan superluminal atau perjalanan melalui dimensi berbeda.
2. Relativitas Waktu (Time Dilation)
Perjalanan Mi'raj membawa Rasulullah SAW naik ke Sidratul Muntaha, melalui berbagai lapisan langit hingga bertemu Allah SWT. Jika dilihat dari Teori Relativitas Einstein, perjalanan ini mungkin melibatkan konsep "Time Dilation" (pelebaran waktu):
- Menurut relativitas umum, semakin cepat seseorang bergerak mendekati kecepatan cahaya, waktu akan berjalan lebih lambat baginya dibandingkan dengan orang di bumi.
- Rasulullah SAW melakukan perjalanan luar biasa dalam waktu yang sangat singkat di dunia, tetapi dalam pengalaman beliau, banyak hal yang telah terjadi, termasuk berbicara dengan para nabi dan melihat berbagai kejadian di langit.
- Ini mirip dengan efek relativitas di mana astronot yang melakukan perjalanan mendekati kecepatan cahaya akan mengalami waktu lebih lambat dibandingkan orang yang tetap di bumi.
3. Konsep Multiverse dan Dimensi Lain
Perjalanan Mi'raj yang membawa Rasulullah SAW melalui langit-langit (dimensi) yang berbeda, hingga mencapai Sidratul Muntaha, dapat dikaitkan dengan konsep multiverse dan dimensi paralel dalam fisika kuantum dan kosmologi modern.
- Teori String dan M-teori menyebutkan bahwa alam semesta kita mungkin bukan satu-satunya, melainkan bagian dari banyak dimensi dan realitas yang berbeda.
- Rasulullah SAW mengalami perjalanan ke berbagai tempat yang tidak bisa dijangkau manusia biasa, yang dalam sains bisa dikaitkan dengan perjalanan lintas dimensi.
- Konsep "portal" atau "wormhole" dalam fisika juga mengusulkan adanya jalan pintas melalui ruang dan waktu yang bisa memungkinkan perjalanan jauh dalam waktu yang sangat singkat.
4. Buraq dan Teknologi Transportasi Masa Depan
Dalam perjalanan Isra', Rasulullah SAW mengendarai Buraq, makhluk yang memiliki kecepatan luar biasa. Jika dikaitkan dengan sains modern, ini bisa dihubungkan dengan:
- Pesawat hipersonik yang mampu melampaui kecepatan suara berkali-kali lipat.
- Teknologi teleportasi yang masih dalam tahap penelitian dalam fisika kuantum.
- Warp Drive yang merupakan konsep dalam fisika teoretis, di mana pesawat luar angkasa bisa melipat ruang-waktu untuk berpindah dalam sekejap tanpa melanggar hukum fisika.
Buraq sebagai alat transportasi dalam Isra' bisa jadi adalah bentuk teknologi ilahi yang belum bisa dijangkau oleh pemahaman manusia saat ini.
5. Perjalanan Lintas Galaksi dan Black Hole
Beberapa ilmuwan mengaitkan peristiwa Mi'raj dengan konsep lubang hitam (black hole), yaitu wilayah di luar angkasa dengan gravitasi sangat kuat yang dapat membelokkan ruang dan waktu.
- Jika seseorang memasuki wormhole atau singularitas dalam black hole, waktu bisa berjalan dengan cara yang berbeda.
- Rasulullah SAW melihat banyak keajaiban dalam perjalanan Mi'raj, yang dalam sains bisa diinterpretasikan sebagai pengalaman memasuki dimensi atau realitas lain yang tidak terikat oleh hukum fisika biasa.
6. Komunikasi Langsung dengan Allah dan Kode Kuantum Alam Semesta
Dalam Mi'raj, Rasulullah SAW berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Dalam sains modern, komunikasi jarak jauh bisa dikaitkan dengan:
- Quantum Entanglement, yaitu fenomena di mana dua partikel yang terhubung dapat berkomunikasi secara instan meskipun terpisah jauh di alam semesta.
- Filsafat kesadaran, yang menyebutkan bahwa ada tingkat realitas yang lebih tinggi di luar dimensi fisik yang bisa diakses oleh kesadaran manusia dalam keadaan tertentu.
- Rasulullah SAW menerima perintah shalat langsung dari Allah, yang bisa diartikan sebagai interaksi dengan realitas tertinggi yang berada di luar dimensi fisik biasa.
Kesimpulan
Isra' Mi'raj adalah mukjizat yang tidak bisa dijelaskan sepenuhnya oleh sains, tetapi beberapa konsep dalam fisika modern dapat memberikan gambaran bagaimana perjalanan tersebut mungkin terjadi:
- Konsep kecepatan cahaya dan relativitas waktu menjelaskan perjalanan dalam waktu singkat.
- Teori multiverse dan dimensi lain mendukung kemungkinan perjalanan ke langit-langit yang berbeda.
- Lubang hitam dan wormhole bisa menjadi mekanisme ilmiah untuk perjalanan Mi'raj.
- Teknologi transportasi masa depan bisa memberikan inspirasi dari konsep Buraq.
- Quantum entanglement dan kesadaran tingkat tinggi bisa menjelaskan komunikasi dengan Allah SWT.
Namun, sebagai umat Islam, kita meyakini bahwa peristiwa Isra' Mi'raj adalah mukjizat yang terjadi atas kehendak Allah SWT, yang berada di luar batas pemahaman manusia. Sains mungkin dapat memberikan sedikit gambaran, tetapi pada akhirnya, ini adalah bagian dari kekuasaan Allah yang tidak terbatas.
Wallahu A'lam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI