Hal lainnya, kemungkinan hati tidak begitu tenang dan merasa gampang-gampang saja. Dalih seperti ini seharusnya tidak kita pakai dalam menghadapi situasi pekerjaan apa pun. Sebab kegagalan tidak akan hadir saat pekerjaan tidak kita lakukan, kegagalan hanya akan datang menghampiri kita ketika tersadar bahwa sesuatu itu nyaris tidak bisa kita lakukan lagi.
Siang tadi, sebenarnya ada pekerjaan kecil yang harus saya selesaikan. Ya, beberapa pintu lemari dan rak menyimpan barang-barang kecil sudah berkarat dan rusak. Mestinya saya segera selesaikan pagi harinya. Â Yang terjadi adalah mengulur waktu dan siang pun tiba. Pekerjaan tertunda karena harus ke bengkel untuk service mobil orang.
Sia-sia sudah pekerjaan itu menumpuk. Saya harus menunggu di bengkel sampai waktu yang lumayan lama, masalah pintu rak dan lemari tadi akhirnya tidak bisa dikerjakan. Saya pikir, besok akan bisa selesaikan agar pekerjaan kecil seperti ini tidak menumpuk.
Yang paling membuat saya sedikit kesal pada saat di bengkel, katanya mobil baru bisa ambil besok alias hari ini tidak bisa service. Padahal, tidak ada mobil lain yang harus mereka kerjakan, dan hal itu baru disampaikan ketika saya sudah habiskan waktu menunggu kurang lebih 30 menit. Ini kan menunda pekerjaan yang harusnya bisa dilakukan saat ini juga.
Setelah kelar dari bengkel, menggunakan ojeg on line, bergegaslah saya ke toko bangunan yang biasa saya membeli alat-alat kecil seperti engsel, kawat, secrup dan lain-lain. Beruntungnya toko itu sangat dekat dengan rumah. Belanja beberapa alat kecil bersamaan dengan lampu LED yang harus juga diganti.
Ini kali keduanya saya dibikin kesal dengan penjual di toko bangunan itu. Dua minggu sebelum itu, di toko yang sama. Saya mencari engsel untuk rak dan katanya besok baru ada stok. Semakin kesal saya akhirnya, karena jenis engsel yang saya cari seperti minggu sebelumnya juga dengan janji yang sama alias tidak masuk lagi.
Artinya, di toko ini menjanjikan kepada saya sebagai pembeli bahwa barang itu baru ada esok hari, dan saya bertemu dengan dua kali janji itu. Penundaan stok atau tidak ada lagi stok sebenarnya sama saja. Saya hanya membeli beberapa secrup untuk engsel yang masih ada di rumah.
Sebelumnya, saya pernah baca sebuah buku, saya lupa apa judul bukunya. Jelasnya ini buku tasawuf modern. Yang saya ingat, dari buku itu kurang lebih kalimatnya seperti ini "Kebiasaan menunda sesuatu, apapun itu. Akibatnya sangat lah fatal terhadap kesehatan jiwa". Tetapi saya tidak men-judge bahwa orang di bengkel dan di toko bangunan ini sudah terganggu mentalnya.
Waktu pekerjaan tentunya tidak bisa dilakukan malam hari, sebenarnya pekerjaan ini bukan pekerjaan saya, atau lebih tepatnya harus diselesaikan oleh orang yang benar-benar mahir dalam melakukannya. Apalagi pekerjaan pelistrikan, saya tidak bisa bayangkan pekerjaan ini dapat saya kerjakan tanpa keahlian sama sekali.
Ini bukan karena tertekan atau hal lainnya, pekerjaan ini saya lakukan karena di Batam ini, pekerjaan kecil-kecil dan sedikit yang seharusnya bisa diselesaikan, kita harus mencari orang ahli pekerjaan untuk selesaikan itu. Dan pengalamannya, seperti mengganti engsel, ganti lampu LED dan sebagainya saja bisa jutaan.
Lebih baik kita kerjakan sendiri untuk meminimalisir pengeluaran, prinsip inilah mengantar saya untuk melakukan beberapa pekerjaan yang sebelumnya tidak bisa saya kerjakan. Meskipun pekerjaan di rumah sangat jauh dengan kata Daed line, kita tidak boleh semudah itu menunda pekerjaan rumah.