Mohon tunggu...
Hairil Suriname
Hairil Suriname Mohon Tunggu... Lainnya - Institut Tinta Manuru

Bukan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Logika Keberpihakan (Pentingnya Kepedulian) di Era Modern

10 Februari 2023   19:19 Diperbarui: 14 Februari 2023   09:00 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya sebagai ilustrasi: Seorang memberi sedekah (sumber:DAILYMAIL.COM via kompas.com)

Sayangnya, semakin besar peran manusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan ternyata mengabaikan berbagai masalah kecil yang terjadi (seperti yang saya temukan dibeberapa media sosial).

Berbagai konten yang bertentangan dan sangat tidak wajar menjadi hidangan hangat, dan bahkan bisa menjangkau anak-anak usia sekolah. 

Tidak ada bahkan tidak sama sekali memiliki nilai edukasinya. Tapi toh, pahlawan yang berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan tidak mampu menyudahi hal semacam ini yang bersileweran di berbagai media sosial.

Tapi, tidaklah bermasalah jika kita tidak menganggapnya sebagai tugas kita. Atau bisa jadi, bisa saya katakan bahwa sajian berbagai konten di media sosial sekarang memperlihatkan tidakwajaran yang minim edukasi sudah dianggap biasa dan bahkan lama-kelamaan akan menjadi budaya kita?

Kita kembali lagi pada rasa kepedulian, dalam beberapa jurnal sosial mengkaji tentang kepedulian ini lebih ditekankan untuk anak-anak usia dini, dari sini kita dapat mengungkapkan makna bahwa rasa kepedulian perlu diasah sejak dini. 

Artinya, ketika kita bertemu dengan secara individu seseorang dalam lingkungan kita yang sangat tidak dewasa memaknai atau bahkan tidak memahami kepedulian, berarti kedewasaannya tidak dibekali dengan asupan landasan pengetahuan sosial tersebut.

Dalam sebuah jurnal Ijtimaiya : Journal of social science teaching, Tabi'in mengemukakan pendapat Bender bahwa kedulian merupakan menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. 

Dalam makna yang lebuh luas, ketika kita sebagai individu dalam suatu lingkungan tertentu membutuhkan interaksi dengan orang lain, mengutamakan perasaan sebagai manusia sosial adalah mahluk (manusia) yang peduli.

Dari pandangan ini, kita melihat lebih jelas bahwa tidak ada pemisahan antara pengetahuan sosial dan manusia sebagai mahluk sosial untuk mendorong taraf hidunya ke arah yang lebih baik.

Gempuran wabah Covid-19 mungkin menjadi salah satu pemicu ketertinggalan ekonomi, baik itu secara individu dan negara kita. Dampak yang begitu progresif menyentuh sisi kehidupan kita. 

Secara psikis, manusia sosial tentunya akan terpukul ketika wabah Covid-19 berapa tahun ini membanting setir hidup mereka, dan tentunya kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun