Hal tersebut tentu merupakan sesuatu yang sangat konyol dan tidak dapat diterima. Demikian pula dengan produk tembakau. Setiap produsen dan perusahaan, di dalam iklim ekonomi yang bebas, memiliki hak untuk menentukan dan membuat merek dan brands mereka masing-masing, untuk membedakan dirinya dari pesaingnya.
Apalagi, bila secara empiris kebijakan plain packaging sudah terbukti gagal total. Bukan saja hal tersebut tidak bermanfaat, kebijakan tersebut justru merampas properti intelektual yang dimiliki oleh perusahaan.
Lantas, bila demikian, adakah langkah yang sudah terbukti berhasil membuat perokok untuk berhenti?
Produk yang sudah terbukti berhasil membantu perokok untuk berhenti adalah produk rokok elektronik, atau yang dikenal dengan nama vape. Produk elektronik sendiri telah terbukti merupakan produk yang jauh lebih aman bagi kesehatan dibandingkan dengan rokok konvensional yang dibakar.
Berdasarkan laporan pers tahun 2015 yang dirilis oleh lembaga Pemerintah Inggris, Public Health England (PHE) misalnya, yang berada dibawah Departemen Kesehatan Britania Raya, bahan-bahan yang terkandung di dalam rokok elektronik jauh lebih aman daripada rokok konvensional. PHE bahkan menyatakan bahwa rokok elektronik 95% lebih aman daripada rokok kovensional pada umumnya (Public Health England, 2015).
Penggunaan rokok elektronik sebagai solusi efektif bagi perokok untuk berhenti merokok juga diadvokasi oleh badan pengelola sarana kesehatan publik di Britania Raya, National Health Service (NHS). NHS melalui websitenya menulis bahwa dalam kurun waktu 2018-2019, 2/3 dari pengguna vape di Britania Raya telah berhasil berhenti dari rokok konvensional (National Health Service, tanpa tahun).
NHS menjelaskan melalui websitenya, bahwa kandungan nikotin di dalam rokok elektronik dapat membantu keinginan para perokok untuk memenuhi keinginan untuk mengkonsumsi zat nikotin tersebut. Nikotin, tidak seperti yang dianggap banyak orang, meskipun adiktif, relatif aman bagi kesehatan. Yang membuat rokok konvensional berbahaya bukanlah nikotin yang terkandung di dalamnya, melainkan ribuan zat-zat kimia lain.
Sebagai penutup, kebijakan kemasan polos bagi produk tembakau sudah terbukti merupakan kebijakan yang gagal di berbagai negara. Bukan hanya gagal mengurangi jumlah perokok, kebijakan tersebut justru sangat berbahaya karena meningkatkan penjualan rokok ilegal di pasar gelap.
Sudah selayaknya, para pembuat kebijakan, bila ingin menurunkan jumlah pengguna rokok, beralih ke solusi yang sudah terbukti sukses dalam mencapai tujuan tersebut, yakni melalui produk rokok elektronik.
Referensi:
consumerchoicecenter.org Diakses pada 06 Mei 2020, pukul 20.05 WIB.
forbes.com Diakses pada 06 Mei 2020, pukul 21.35 WIB.
thesun.co.uk Diakses pada 06 Mei 2020, pukul 22.50 WIB.
checkout.ie Diakses pada 07 Mei 2020, pukul 00.30 WIB.
gov.uk Diakses pada 07 Mei 2020, pukul 01.25 WIB.
nhs.uk Diakses pada 07 Mei 2020, pukul 02.45 WIB.