2. Kampanye Melalui New Media
a) Media Sosial Meningkatkan Efektivitas dan Manfaat bagi Kampanye Politik
Kampanye politik menggunakan media sosial dapat lebih efektif dan bermanfaat dalam menyasar calon pemilih. Contoh emperis telah menunjukkan bahwa media sosial dapat digunakan untuk kampanye politik dan mendukung strategis kampanye offline. Salah satau contoh keberhasilan penggunaan media sosial adalah dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2008. Selama kampanye pemilu, Barack Obama secara sistemasis menggunakan platform media sosial sebagai sarana utama unntuk menjalankan kampanyenya. Oleh karena itu, ada lima belas platform media sosial yang digunakan Obama bersama dengan situs web sendiri (Effing dkk, 2011), dan ketika ia secara efektif menggunakan media sosial untuk kampanye politiknya, ia akhirnya terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 2008.
b) Media Sosial Mendekatkan Politisi dengan Pemilihnya
Berbeda dengan media pada zaman dulu (tradisional), media sosial memungkinkan politisi dan audiens mereka untuk langsung berkomunikasi. Komunikasi ini dapat berlangsung di mana-mana pada waktu yang berbeda dengan agenda yang berbeda pula. Di meksiko contohnya, seorang politisi Jaime Rodriguez Celderon yang dikenal dengan julukan “El Bronco” telah berhasil memanfaatkan media sosial untuk menjaga komunikasi dan kedekataan dengan pemilihnya dalam kontistuennya. Ia juga menggunakan media sosial untuk kampanye politik di kampanye pemilihan gubernatorial dan terus menggunakannya jauh melampaui hari pemilihan untuk diskusi yang dilakukan sehari-hari tentang kehidupan publik dengan publik negara bagian Kota Nuevo Leon di Meksiko (Howard et al., 2016).
c) Media Sosial Memediasi Politik dengan Audiens yang Lebih Luas
Penggunaan media sosial dalam konteks politik international telah membantu pekerjaan politisi untuk berkomunikasi dengan audiens yang lebih luas dari berbagai kebangsaan dan Bahasa secara lebih mudah. Dalam pemilihan parlemen Eropa 2014, misalnya kandidat pemilu dan partai mereka menggunakan media sosial sebagai pendekatan telah menyediakan sarana audiens di 28 negara anggota Uni Eropa. Media sosial telah menyediakan sarana teknologi yang unik untuk menjebatani pemisahan linguistic, serta untuk memperluas jangkauan komunikasi politik oleh calon kandidat dan partai kepada para Masyarakat yang terletak di sistem politik multi-nasional Uni Eropa (Nulty et al., 2016).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa media sosial telah menjadi media komunikasi alternatif selain media tradisional, karena dibangun berdasarkan konsep teknologi yang lebih canggih. Oleh karena itu, media sosial memiliki karakteristik unik yang membedakannta dengan media tradisional. Media sosial juga memainkan peran penting dalam komunikasi politik dan telah berkontribusi pada peningkatan dalam cara komunikasi politik dilaksanakan.
d) Kelebihan dan Kekurangan New Media
Perbedaan dari media tradisional, dan manfaat dalam komunikasi politik, ada baiknya juga peneliti untuk membahas kelebihan dan kekurangan penggunaan media sosial bagi anggita Masyarakat sebagai audiens politik. Media sosial atau media baru telah berkontribusi positif terhadap perkembangan komunikasi politik dengan menyediakan platform baru yang memfasilitasi komunikasi politik yang lebih langsung dan interaktif (Nulty et al., 2016) serta dapat membantu untuk meningkatkan komunikasi antara anggota Masyarakat dan politisi. Salah satunya ialah media sosial telah membantu politisi untuk mendapatkan keuntungan politik daripada sistem komunikasi yang ditingkatkan. Menggunakan media sosial politisi sekarang dapat melakukan kampanye politik dan komunikasi politik lainnya secara efisien dan efektif.
Namun, meskipun penggunaan media sosial untuk komunikasi politik memberikan manfaat bagi politisi, itu juga menghadirkan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian para politisi. Salah satu kemungkinan kerugian dari penggunaan media sosial bagi politisi adalah bahwa operasi media sosial membutuhkan keterampilan dan sumber daya yang memadai. Karena tidak semua politisi melek internet dan keterampilan komunikasi yang cukup, dengan demikian bisa sangat sulit bagi mereka untuk mengimbangi aplikasi media sosial (Howard et al., 2016). Selain itu, mengoperasikan media sosial juga memakan waktu. Sifat platform media sosial yang memungkinkan komunikasi dua arah akan memaksa politisi untuk mengalokasikan banyak waktu untuk menanggapi komentar dan posting audiens yang melimpah yang dapat menimbulkan kesulitan bagi politisi untuk menanggapi semua konten audiens. Untuk menghadapi masalah ini politisi kemudian cenderung menunjuk seseorang untuk memberikan tanggapan kepada audiens mereka yang menciptakan beban lain bagi sumber daya manusia dan manajemen (Howard et al., 2016).