Pendahuluan
Realisme merupakan reaksi terhadap absurditas dan "dunia lain" idealisme. Titik ukur dari realisme yaitu objek-objek dari indera yang muncul sesuai dengan hal-hal yang diketahui. ( Knigt, 200:81). Realisme adalah aliran pemikiran yang mencakup sikap yang dekat dengan materialisme di satu sisi dan idealisme di sisi lain. Realisme adalah pandangan bahwa objek pengetahuan adalah nyata dan mandiri serta tidak bergantung pada pengetahuan dan intuisi lain. Menjadi objek pengalaman atau pengetahuan tidak berarti mengubah sifat benda tersebut. Segala sesuatu ada, kita mungkin menyadarinya atau tidak, tetapi hal ini tidak mengubah sifat dari segala sesuatu tersebut. (Titus, 1984:335-336 )
Pembahasan
Filsafat pendidikan adalah bidang studi yang merangkum berbagai pandangan dan teori tentang sifat, tujuan, dan proses pendidikan. Di antara beragam aliran dan sudut pandang yang ada, aliran realisme adalah salah satu yang memiliki pengaruh yang signifikan. Realisme dalam konteks filsafat pendidikan menekankan pentingnya objektivitas, keberadaan objek pengetahuan yang independen dari pikiran manusia, dan fokus pada realitas eksternal yang dapat diamati dan diukur. Dalam artikel ini, kita akan memahami lebih dalam tentang aliran realisme dalam filsafat pendidikan dan bagaimana konsep ini memengaruhi pendekatan dan praktik pendidikan modern.
Dalam dunia pendidikan terdapat pandangan realistik yang mendekati gagasan John Locke yang menyatakan bahwa asal usul pemikiran dan akal manusia adalah tabula rasa, manusia diibaratkan kertas putih kosong dan dapat diisi dengan berbagai elemen kehidupan disekitarnya (Gandhi, 2017: 143). Dapat dikatakan bahwa manusia mencari ilmu melakukan proses berpikir yang sesuai dengan mengamati lingkungan sekitar. Hal ini memungkinkan untuk memadukan pandangan realisme dengan pendekatan psikologi behaviorisme dalam bidang ilmu pengetahuan. pendidikan. (Rifa'I,
Filsafat ilmu dapat diterapkan dalam dunia pendidikan meliputi beberapa dimensi yaitu filsafat internal pendidikan, guru, siswa, kurikulum, metode dan hasil filsafat pendidikan. 1) Pendidik adalah orang yang membantu peserta didik mencari ilmu dan kebenaran. Pendidik dituntut mempunyai kompetensi yang memadai dalam melaksanakan proses pembelajaran sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya agar pembelajaran positif, menyenangkan, bermakna dan kreatif. 2) Peserta didik adalah individu yang mengalami rasa rendah diri yang berlebihan dan dianggap tidak mempunyai ilmu sama sekali, kecuali belum melalui dunia pendidikan baik formal, informal maupun informal (Gandhi, 2017:143). Dengan demikian, siswa menerapkan kegiatan belajar dengan mengamati dan mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya secara teori. 3)Kurikulum adalah metode pengajaran. Kurikulum dapat memberi informasi kepada siswa tentang cara mencari informasi. 4) metode observasi sekedar menunjang pencarian pengetahuan dan kebenaran, karena terdapat fakta yang mengungkap teori. 5) Hasil yang diperoleh dalam belajar realistik adalah keistimewaan yang dicapai seseorang dengan menyelesaikan proses belajar realistik. Sebagai mahasiswa psikologi profesional..
Realisme dalam filsafat pendidikan mengakui keberadaan realitas yang objektif di luar pikiran manusia. Pandangan ini berakar dari gagasan bahwa dunia fisik dan fenomena alam memiliki eksistensi independen yang tidak tergantung pada persepsi manusia. Sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran filsuf-filsuf seperti Plato dan Aristoteles, aliran ini telah menjadi landasan bagi banyak sistem pendidikan di seluruh dunia.
Prinsip-prinsip Utama Realisme dalam Filsafat Pendidikan :
1.Objektivitas Pengetahuan
Realisme menekankan bahwa pengetahuan itu objektif, yaitu ada di luar pikiran individu dan dapat ditemukan melalui observasi, pengalaman, dan studi sistematis. Objek pengetahuan tersebut ada terlepas dari apakah seseorang menyadarinya atau tidak.
2.Keberadaan Realitas Independen
Realisme meyakini bahwa realitas fisik dan alam memiliki keberadaan independen yang tidak tergantung pada pikiran manusia. Ini berarti bahwa ada dunia luar yang eksis secara objektif, bahkan jika tidak ada manusia yang mengamati atau memahaminya.
3.Tujuan Pendidikan yang Berpusat pada Penemuan Pengetahuan
Berdasarkan pandangan realisme, tujuan utama pendidikan adalah membantu individu menemukan dan memahami realitas objektif di sekitarnya. Ini mempromosikan pengembangan pengetahuan yang kokoh dan berkelanjutan, bukan hanya pemahaman subjektif atau relatif terhadap dunia.
4.Pentingnya Metode Ilmiah
Realisme mendorong penggunaan metode ilmiah dalam pendidikan, di mana pengamatan, eksperimen, dan penelitian sistematis digunakan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang realitas objektif.
Penerapan Realisme dalam Praktik Pendidikan
1.Kurikulum Berbasis Fakta dan Konsep Objektif
Penerapan realisme dalam pendidikan melibatkan kurikulum yang didasarkan pada fakta-fakta ilmiah dan konsep-konsep objektif yang dapat diukur dan diverifikasi.
2.Penggunaan Alat dan Sumber Belajar yang Mendukung Observasi dan Penelitian
Guru menggunakan berbagai alat, sumber belajar, dan teknologi untuk membantu siswa dalam melakukan observasi langsung dan penelitian tentang realitas fisik di sekitar mereka.
3.Promosi Penemuan dan Penalaran
Siswa didorong untuk menjelajahi dunia dengan cara yang memungkinkan mereka untuk menemukan pola dan hubungan-hubungan yang ada di alam. Ini berarti memberi mereka peluang untuk melakukan eksplorasi sendiri, menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan, dan menggunakan penalaran logis untuk memahami fenomena.
4.Penggunaan Metode Empiris
Pendidik yang mengadopsi perspektif realisme cenderung menggunakan metode-metode empiris untuk membantu siswa memahami realitas. Ini termasuk pengamatan langsung, percobaan, studi kasus, dan penggunaan data empiris lainnya untuk memvalidasi pengetahuan.
Kesimpulan
Aliran realisme dalam filsafat pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk praktik pendidikan modern. Dengan menekankan objektivitas pengetahuan, keberadaan realitas independen, dan pengembangan keterampilan analitis, realisme membantu mempersiapkan siswa untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia secara lebih efektif. Meskipun realisme bukanlah satu-satunya pendekatan dalam filsafat pendidikan, kontribusinya yang kuat terhadap pengembangan pengetahuan dan pemahaman objektif tetap relevan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh dunia
Saran
 Institusi pendidikan harus mempertimbangkan untuk mengembangkan kurikulum yang menekankan pembelajaran berbasis fakta dan konsep objektif. Hal ini dapat dicapai dengan menyusun silabus yang memasukkan materi pelajaran yang didasarkan pada penelitian ilmiah terkini dan konsep-konsep yang dapat diobservasi secara langsung.
Referensi
Rifa'I mas, Realisme dalam filsafat pendidikan, 2018.
Sutono. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan, Aliran Realisme dalam Filsafat Pendidikan, 2011, Vol 1 (1). http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/view/377
Yahya M, Jannah, Dkk, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Gold Generation Perspektif Filsafat Pendidikan Realis-Naturalisme, 2023, Vol 6 (5).
http://jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index.php/JIIP/article/view/1601
Yulianti, Damayanti evi, Dkk, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Filsafat Pendidikan Realisme, 2023, Vol. 12 (1).
http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/download/377/332
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H