Mohon tunggu...
Hafsawati Dayana
Hafsawati Dayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas islam negri kyai ahmad siddiq jember

hallo guys nama saya hafsawati dayana umur saya 18 thn, saya mahasiswa dari universitas islam negri kyai ahmad siddiq jember prodi mpi saya bergabung dikampus tada angkatan 2023, kemudian asal saya dari lumajang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Pembelajaran Berbasis Kontekstual

6 Juni 2024   19:10 Diperbarui: 6 Juni 2024   19:18 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

  • Pengertian Pembelajaran Kontekstual

            Pengertian pembelajaran kontekstual adalah proses Pendidikan yang digunakan untuk mengaitkan materi pemlajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran kontekstual, juga dikenal sebagai Contextual Teaching and Learning (CTL), berfokus pada menghubungkan pengetahuan yang dipelajari dengan penerapan di kehidupan sehari-hari.

            Pengertian pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning, CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dalam proses ini, guru menghadirkan konteks kehidupan sehari-hari ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk menghubungkan materi dengan konteks kehidupan sebenarnya, termasuk aspek personal, keagamaan, sosial, ekonomi, lingkungan budaya, dan lain-lain.

            Johnson, mengartikan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari,yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.

  •  Pengertian Model Pembelajaran
  •             Sebuah model dapat digunakan sebagai proses yang aktual dan dapat memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak sesuai dengan dasar model itu sendiri. Pengertian model pembelajaran adalah  landasan sebuah pembelajaran yang efektif dari sebuah penurunan teori psikologi pendidikan dalam sebuah pembelajaran, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi. Kurikulum berdampak pada tingkat oprasional yang ada di depan kelas .Pilihan pengajaran sesuai dengan keadaan saat ini dan harus disesuaikan dengan realita yang ada atau yang terjadi saat ini, serta perspektif  hidup yang akan dihasilkan dari kerja sama dilakukan antara guru dan siswa. Pembelajaran adalah suatu kombinasi atau kumpulan elemen manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang mempengaruhi pencapaian tujuan belajar. dalam sistem pembelajaran semua orang terlibat yaitu terdiri dari siswa, guru, tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material mebatkan buku buku, papan tulis dan buku, foto grafi, slinde, sebuah fasilitas yang lengkap, seperti kualitas ruang, juga komputer. pada jadwal prosedur meliputi sebuah jadwal dan cara untuk menyimpan informasi, prakti, belajar, ujian dan sebagainya. Menurut beberapa sumber lainnya, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis yang mengorganisasikan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Model ini dapat digunakan sebagai metode untuk merencanakan aktivitas pembelajaran atau sebagai contok untuk desain pembelajaran yang efektif bagi seorang guru.
  •             pembelajaran yaitu sebuah bentuk proses yang digambarkan dari awal hingga akhir yang telah disajikan secara khusus oleh guru atau pendidik dikelas. Dalam pendekatan model pembelajaran terdapat strategi pencapaian komponen siswa dengan sebuah pendekatan, mode, dan teknik pembelajaran. konsep yang disebut pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan, menginspirasi, menguatkan, dan mendorong metode pembelajaran dengan cara yang cukup teoritis.
  • Metode pembelajarn adalah langkah-langkah prosedur, urutan sebuah langkah langakn, dan cara seseorang yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran ini merupakan jabaran atau evoluso dari metode sebelumnya.
  •  pendekatan dapat dibagi menjadi ke dalam berbagai metode pembelajaran. selain itu, metode ini dapat didefinisikan sebagai siklus pembelajaran  yang berpusat pada mencapai tujuan tertentu.
  • Teknik pembelajaran dapat digunakan secara kongkrit selama pembelajaran di kelas dan teknik ini sangat praktif dan aplikasif. Teknik adalah sebuah cara yang sangat kongkrit yang dipakai saat proses pembelajaran tersebut berlangsung. Guru dapat berganti teknik walaupun dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan dari segala teknik pembelajaran. maksut dari penerapan pembelajaranmetode dan teknik pembelajaran tersebut dinamakan sebuah medel pembelajaran.
  •               Adapun menurutu triyanto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau sebuah rencana pengajaran dikelas dan dalam pembelajaran.
  •            Sebuah pembelajaran juga bisa demga metode pendekatan pembelajaran yang diterapkan, beberapa tahap dalam tujuan sebuah kegiatan pembelajaran dan dalam lingkungan pembelajaran.
  • 3.     Pendekatan pembelajaran kontekstual
  •               Pendekatan pembelajara kontekstual  adalah konsep belajar yang dapat membantu seorang guru menjelaskan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dari seorang siswa dan mendorong seorang siswa untuk memahami hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. [1]
  •  
  •               Pendekatan kontekstual mempunyai 6 pembagian utama yang dijelaskan sebagai berikut.
  •  
  • kontruktivisme (constructivism).
  •  
  • pandangan kontruktivisme menyatakan bahwa sebuah pengetahuan tidak diberikan secara instan kepada seorang pelajar, namun di konstruksikan  dari seorang murid keterlibatannyaa secara aktif dalam sebuah kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa membangun pengetahuannya
  •  
  • Setahap demi setahap, melalui Langkah ini pembelajaran yang dirancang baik oleh gutu.
  •  
  •  penemuan (inquiry).
  •  
  • Penemuah merupakan sebuah bagian inti dari kegiatan belajar berbasis CTL.
  •  
  •   Pengetahuan dan sebuah keterampilan yang diperoleh seoran siswa dan bukan hasil dari proses mengingat dan menghafal, melainkan juga diperoleh seorang siswa melalui sebuah proses yang terbimbing atau pengetahuannya sendiri. Pembelajaran dirancang untuk memberikan siswa kesempatan sedemikian rupa bagi seorang pelaajar untuk menemukan konsep atau pengetahuannya dengan bimbingan guru.
  •  
  •  Masyrakat belajar (komunikasi belajar).
  •  
  • Berdasarkan gagasan ini, seorang pelajar harus dapat mengkonstursikan sebuah pengetahuannya dengan cara melalui sebuah interaksi sosial.
  •  
  • interaksi tersebur seperti diskusi kelompok, juga akan membantu seorang murid dengan memantapkan melalui proses diskusi.
  •  
  • Mengajukan pertanyaan  (questioning).
  •  
  • Bertanya adalah salah satu cara siswa mengembangkan ide atau pengetahuan. Pertanyaan ini merupakan kompenen penting dalam pembelajaran karna mendefinisikan pertanyaan. Terutama dalam mencari informasi, memverifikasi apa yang sudah diketahuinya dan kemudian fokus pada hal-hal yang belum diketahuinya. Guru harus membangun pertanyaan yang berkualitas tinggi untuk merangsang kreativitas siswa dan mendorong mereka untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Sebaliknya, siswa harus diberikan kesempatan untuk menjelaskan pertanyaan sendiri yang akan memungkinkan mereka memahami konsep dengan lebih baik.
  •  
  • refleksi (reflection)
  •  
  •      Refleksi adalah solusi agar murid memikirkan sesuatu yang telah mereka pelajari baru  ini, dan refleksi adalah reaksi siswa terhadap situasi, aktivitas, atau pengetahuan yang telah mereka pelajari atau kuasai. guru dapat menerapkan elemen ini dengan memberikan ringkasan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang telah mereka pelajari, serta pengetahuan yang siswa miliki dan belum di pahami oleh siswa tersebut.
  •  
  • penilaian yang sebenarmya (authentic assesment)
  •  
  • Yaitu sebuah proses yang mengumpulkan semua data dapat memberikan sebuah contoh mengembangkan dari seorang siswa. Dan bisa ini diambil selama kegiatan pembelajaran berlangsung, bukan ketika fotum belajar telah selesai.[2]
  •  
  • B. Ciri ciri pembelajaran model berbasis kontekstual
  •  
  • 1. Ciri-ciri model pembelajaran
  •  
  •               Menentukan  model pembelajaran, guru harus  memahami siswa saat model pembelajaran diterapkan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Secara umum model pengajaran yang baik mempunyai  yang dapat dikenali secara luas, seperti:
  •  
  • Mempunyai prosedur yang sistematis. Oleh karena itu, model pendidikan merupakan suatu prosedur sistematis untuk mengubah perilaku siswa berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.
  •  
  • Hasil belajar ditetapkan secara khusus.
  •  
  • Setiap model pembelajaran merinci tujuan hasil belajar tertentu yang ingin dicapai siswa dalam bentuk hasil observasi.
  •  
  • Siswa harus menunjukan sebuah menyelesaikan urutan instruksi atau arahan.
  •  
  • Peraturan khusus tentang lingkungan hidup.
  •  
  • Menentukan kondisi lingkungan tertentu dalam model pembelajaran.
  •  
  • Ukuran keberhasilan
  •  
  • Menentukan kondisi lingkungan tertentu dalam model pembelajaran.
  •  
  • Menyelesaikan suatu rangkaian pengajaran dan menjabarkan serta mengambarkan hasil belajar berupa tindakan yang harus dilakukan siswa setelah penyelesaian tugas.

 

  1.  Interaksi dengan lingkungan.

 

  • Semua model pembelajaran menetapkan jalur yang memungkinkan siswa berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan mereka. Model pembelajaran
  •  
  • Jenis-Jenis Model Pembelajaran Terdapat beberapa jenis model pembelajaran  yang biasa digunakan dalam  kegiatan pembelajaran, antara lain:
  •  
  • 1. Penemuan/Eksplorasi
  •  
  • 2. Model Discovery Learning.
  •  
  • Juga dikenal sebagai pembelajaran penemuan  atau suatu pembelajaran yang berbasis inkuiri.  Pendekatan dalam sebua pembelajaran  yang menitik beratkan untuk siswa mengeksplorasi, menemukan, dan membangun pengetahuan  melalui proses menjawab pertanyaan, menyelidiki, dan merefleksikan. Model ini mendorong siswa untuk aktif  dalam mencari informasi, mencari pola, mengembangkan pemahaman, dan  memecahkan masalah melalui pengalaman langsung fitur utama adalah:
  •  
  • Menggunakan siswa sebagai pemimpin dalam pembelajaran Siswa berperan aktif dalam memimpin proses pembelajaran. Mereka  mengidentifikasi pertanyaan, membuat rencana penyelidikan, dan mengambil  langkah-langkah untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah.
  •  
  • Berpusat pada siswa Fokus model ini adalah siswa serta kebutuhan dan minatnya. Guru bertindak sebagai fasilitator, membantu siswa  merumuskan pertanyaan yang relevan, memberikan bimbingan, dan mendorong refleksi.
  •  
  • Inkuiri dan Eksplorasi Aktif Siswa melakukan inkuiri dan eksplorasi aktif untuk menemukan jawaban dan pemahaman. Kumpulkan data dan lakukan observasi, eksperimen, wawancara, atau penelitian lapangan untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
  •  
  • Inkuiri dan Eksplorasi Aktif Siswa melakukan inkuiri dan eksplorasi aktif untuk menemukan jawaban dan pemahaman. Kumpulkan data dan lakukan observasi, eksperimen, wawancara, atau penelitian lapangan untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Keterampilan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Model pembelajaran Discovery dapat mengembangkan keterampilan dalm berpikir  kritis dan dan memecahkan masalah siswa. Siswa dituntut menganalisis,  membandingkan, membuat referensi, menarik kesimpulan, dan  menggabungkan pengetahuan baru dan sebelumnya.
  •  
  • Model Pembelajaran Pembelajaran Kolaboratif Model ini mendukung kolaborasi dan kerjasama antar siswa. Siswa bekerja  dalam kelompok atau tim untuk bertukar ide, berbagi  informasi, memecahkan  masalah bersama, dan saling mendukung.
  •  
  • Penerapan ilmu dalam konteks pembelajaran dunia nyata  Pengetahuan yang diperoleh melalui proses penemuan diterapkan dalam  konteks dunia nyata. Siswa menghubungkan ap saja  yang mereka pelajari dengan situasi  kehidupan nyata, masalah kehidupan nyata, atau penerapan praktis.
  •  
  • Evaluasi proses dan hasil pembelajaran  Evaluasi  model pembelajaran Discovery berfokus pada proses pembelajaran serta hasil akhir model  pembelajaran. Siswa di evaluasi berdasarkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran, keterampilan berpikir kritis, kemajuan penelitian, dan penemuan pemecahan masalah, sehingga memberikan siswa kesempatan untuk  mengembangkan keterampilan kognitif, sosial, dan metakognitif yang kuat. Mereka menjadi pembelajar aktif dengan rasa ingin tahu, kemandirian, dan keterampilan penemuan  mendalam.[3]

 

Mencari sebuah Solusi yang harus digunakan untuk mencari Solusi dari permasalahan tersebut

 

  • Memperhatikan pertanyaan

 

Hasi suatu pembelajaran yang digunakan selama ini dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada

 

Sudah ada data yang digunakan 

 

Sudahkah Anda memikir[4]kan gagasan utama yang digunakan dalam tugas ini

 

Langkah yang ini seorang guru haruss dapat membimbing siswa dengan meminta siswa membuat rencana yang berhasil di edintifikasi sebuah data pada langkah yang pertama. Kemudian untuk menyelesaikan suatu masalah adalah melakukan matematika (mengimplementasikan rencana).

 

 Keberhasilan dalam langkah ini tergantung pada senuah tahap perencanaan akhir.

 

 Berikut langkah selanjutnya:

 

1. Verifikasi bahwa setiap langkah telah diselesaikan dengan benar.

 

 2 .dapat membuktikan langkah untuk penyelesaian yang digunakan telah benar.

 

mengerjakan matematika. Menjadikan siswa sebagai pembelajar mandiri seumur hidup, sehingga guru hanya berperan mengarahkan dan mengendalikan proses     pembelajaran.

 

 Menjalin komunikasi efektif yang dapat diterima oleh seluruh siswa di kelas dengan latar belakang kepribadian, sosial, budaya, dan etnis yang berbeda.

 

 Cara guru berkomunikasi dengan siswa mempengaruhi minat mereka terhadap materi pembelajaran.

 

 Berikan siswa Anda penilaian otentik. Penilaian ini membantu guru memahami kemampuan belajar dan tingkat motivasi siswa.

 

            Sebuah proses yang menyelesaika maslah dengan langkah yang kedua, pelaksanaan rencana diarahkan.

 

 Siswa dapat menyelesaikan sebuahn rencana dan memilih cara untuk penyelesaian yang tepat akan mampu melakukan perhitungan dengan benar.

 

validasi ulang (validasi). Fokus pada validasi keakuratan jawaban berdasarkan proses dan hasil.

 

 Pada langkah  berikut ini.

 

  1.  Apakah keberatannya dapat diverifikasi?
  2.  Apakah ada cara lain?

 

Setelah siswa dapat melakukan perhitungan dengan benar, mereka harus meninjau kembali langkah yang telah mereka selesaikan. Kemudian sebuah penemuan ini menunjukan sebuah desain pembelajaran dengan cara pendekatan kontekstual menggunakan model pembelajaran berbasis masalah didukung polystep merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran matematika berdasarkan konstruksi pengetahuan siswa sendiri. Menurut konstruktivisme, ketika orang menerima informasi baru, mereka memprosesnya berdasarkan pengetahuan sebelumnya dan pengalaman pribadi baru. Teori konstruksi pengetahuan yang dikemukakan oleh Vygotsky  terdiri dari tiga fase berikut.

 

 Fase dalam perkembangan yang sebenarnya terjadi ketika siswa dihadapkan pada permasalahan sulit yang menimbulkan konflik kognitif. Oleh karena itu, siswa menggunakan pengetahuannya sebelumnya untuk memecahkan masalah.

 

perkembangan laten ini juga terjadi Ketika seorang siswa dengan orang lain yang mempunyai sesbuah kemampuan yang besar dari dirinya, seperti teman, guru, dan orang tua. Perkembangan potensi tersebut mencapai puncaknya ketika pembelajaran terjadi secara kolaboratif (pembelajaran kooperatif). Seorang guru juga berperan sebagai fasilitator dengan menggunakan teknik scaffolding. Pada tahap yang ini kongnitif seorang siswa membentuk skema yang lebih baru dan lengkap. Tahap internalisasi Ini adalah aktivitas berpikir tingkat tinggi. Hal ini terjadi melalui interaksi sosialdan. Menurut teori perkembangan mental pada proses terjadi pada tahap internalisasi, yaitu menyeimbangkan sebuah internal sebagai pemasukan eksternal. Untuk mewujudkan keseimbangan (equilibrium) pada siswa pada tahap ini, guru atau orang lain harus melakukan intervensi untuk memastikan keberhasilan proses asimilasi dan adaptasi.[5]

 

  •  kelebihan dari  pembelajaran kontekstual pembelajara

 

Modul pembelajaran berbasis konteks dapat digunakan baik oleh siswa sekolah profesional maupun guru sebagai sumber belajar di kelas. Kedua, modul pembelajaran berbasis konteks dapat mengaajarkan seorang siswa untuk berpikir kritis dan logis, serta sebuah pembelajaran dalam kehidupan nyata pada seorang siswa sehingga lebih termotivasi dan termotivasi dalam belajar.

 

  • pembelajara menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa di tuntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan ter tanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.pembelajaran
  • pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran l CTL menganutaliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui "mengalami" bukan "menghafal"
  • Meskipun pendekatan ini mempunyai kelebihan, bukannya tanpa kelemahan.
  •  Beberapa kelemahan yang  ada dalam pendekatan pembelajaran situasional adalah:
  •  (1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang sesuai potensinya agar dapat  lebih aktif dalam tata cara belajar mengajar.

 

 (2) Siswa akan mampu berpikir kritis dan kreatif, memahami berbagai hal, dan    memecahkan masalah ketika mengumpulkan data, serta guru juga akan lebih kreatif.

 

  •  (3) Pembelajaran lebih  menyenangkan dan tidak membosankan.

 

 (4) Membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok.

 

  •  (5) Terbentuknya sikap kerjasama yang baik pada individu dan kelompok.
  •       Menurut Shoimin memaparkan beberapa manfaat pembelajaran kontekstual yaitu ada beberapa poin yaitu.
  • Pembelajaran dalam model kontekstual juga dapat meningkatkan aktif dalam berfikir seorang siswa secara keseluruha  baik secara fisik ataupun mentalnya
  • Belajar dalam model ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata daripada menghafal.
  • Pendidikan kontekstual bukanlah tempat  memperoleh informasi, melainkan  tempat  menguji data dari penemuan lapangan.
  • Bahan ajar diciptakan oleh siswa sendiri.

 

Dan tujuan metode belajar adalah sebagai berikut.

 

  • ketertarikkan seorang pelajar yang senantiasa belajar, sehingga mereka bias mendapatkan pengetahuan yang bersifat fleksibel dan aplikatif dalam kehidupan sehari hari
  •  
  • Memperbaiki hasil belajat peserta didik melalui peningkatan pemahaman makna materi yang sedang dipelajari.
  •  
  • Keberhasilan penerapan model pembelajaran situasional memerlukan startegi yang sesuai dengan konteks kelas yang diajar. Jadi apa strateginya?
  •  
  • Pemecahan masalah yaitu dengan memberikan studikasus yang bias ditemui dalam kehidupannya.
  •  
  • Siswa kemudian diminta sebuah Solusi untuk kasus yangdiberikn dari berbagai sumber yang dapat diakses. Ajaklah siswa ke lokasi yang paling dekat dengan pemahamannya terhadap materi, misalnya sekolah, perpustakaan, museum, dan tempat lainya.
  •  
  • Karena lingkungan belajar yang baru dapat menciptakan sebuah pengalaman baru yang dapat menyenakan dan mudah di ingat.
  •  
  • Menjadikan seorang siswa sebagai pelajar yang mandiri dalam hidupnya sehingga seorang guru berperan dalam mengrahkan dan mengendalikan proses pembelajaran. Menjalani komunikasi yang efektif dapat direrima oleh seluruh siswa yang mempunyai latar belakang kepribadian, social, budaya, dan suku yang berbeda. Cara guru berkomunikasi dengan siswa mempengaruhi tingkat minat mereka terhadap materi pelajaran. Memberika nilai otentik kepada siswa, penilaian ini membantu guru mengetahui tingkat kemampuan dan motifasi siswa saat belajar
  •  
  • seorang guru akan lebih berkonsentrasi pada bimbingan. Karena, dalam metode guru dalam mengelola kelas sebagai tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari. Seseorang menganggap siswa sebagai individu yang sedang berkembang. Tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau
  •  
  • penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru yang membimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
  •  
  • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan konsep secara mandiri dan mendorong siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan tambahan kepada seorang siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang mereka berikan.
  •  
  • Meskipun pendekatan ini mempunyai kelebihan, bukannya tanpa kelemahan. Untuk mengatasi  kekurangan yang  ada dalam pendekatan pembelajaran situasional adalah untuk mengatasi kelemahan tersebut pada seorang baik guru maupun siswa harus melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
  •  
  • Seorang guru  harus mampu memahami secara menyeluruh   dari konsep  pembelajaran itu sendiri serta kemungkinan perbedaan antara siswa individu dan su kelompok siswa di kelas.
  •  
  • Memahami pendekatan  pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa serta fasilitas, media, alat bantu dan perangkat pembelajaran yang  menunjang aktivitas siswa dalam pembelajaran.
  •  
  •  (2)  Siswa memerlukan inisiatif dan kreativitas  dalam pembelajarannya, termasuk pengetahuan yang sesuai pada setiap mata pelajaran.
  •  
  •  Ada perubahan dalam mengambil pelajaran, namun proses  mencari dan menemukan sendiri bahan ajar .
  •  
  • Pembelajaran hanya berlangsung dalam bentuk menghafal simbol-simbol dan rumus-rumus, yang kemudian diterapkan lebih lanjut untuk  menyelesaikan soal-soal. Akibatnya, siswa mungkin merasa  terbebani atau mengalami kesalahpahaman saat belajar.
  •  
  • Apabila miskonsepsi tersebut tidak diatasi Maka siswa akan mengalami kesulitan dalam pembelajaran selanjutnya dan guru  akan  mengalami kesalahan pada saat mengajar dan menjelaskan  konsep. Bagi siswa kesulitan belajar menyebabkan keputusasaan dan sikap apatis, dan pada akhirnya menimbulkan rasa tidak suka terhadap kelas. Bagi guru, kegagalan ini juga menimbulkan keputusasaan dan kebosanan dalam mengajar. Hal ini menyebabkan hasil belajar menjadi buruk karena siswa sulit mempelajari konsep.
  •  
  •  Menurut Sujana, penyebab rendahnya  hasil belajar siswa adalah karena siswa enggan mengikuti kelas. Hal ini terjadi karena kurangnya minat, dan jika hal  seperti yang diungkapkan pada  terus diabaikan maka diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai karena  diamanatkan dalam kurikulum. Namun belum tercapai secara maksimal. Hal ini disebabkan siswa mempunyai motivasi belajar yang rendah.
  •  
  •             Jika hal di atas masih diperbolehkan, maka tujuan pendidikan dapat tercapai, seperti  bagaimana merancang model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk para siswa Diperlukan terobosan baru agar seorang siswa memahami konsep belajar dengan baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran  tersebut adalah pembelajaran dengan  pendekatan konteks. Dokumen ini hanya berfokus pada penerapan pendekatan situasional dalam pembelajaran di sekolah yang telah ditentukan dalam silabus masih belum tercapai secara maksimal.[7]
  •   



  •    

                                                          

    BAB III 

    PENUTUP 

    • Kesimpulan
    • Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari berbasis inkuiri. Merupakan pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada siswa  mengeksplorasi, menemukan, dan membangun pengetahuan  melalui proses menjawab pertanyaan, menyelidiki, dan merefleksikan. Langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah membuat rencana penyelesaian masalah (planning), dan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Bagi siswa kesulitan belajar menyebabkan keputusasaan dan sikap apatis, dan pada akhirnya menimbulkan rasa tidak suka terhadap kelas. Bagi guru, kegagalan ini juga menimbulkan keputusasaan dan kebosanan dalam mengaja.
  •        

      

      

      

     refrensi 

    Kadir, A. (2013). Konsep pembelajaran kontekstual di sekolah. Dinamika ilmu, 13(1). 

    Mahmudi, A. (2020). Pengembangan Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual. Diakses tanggal, 17. 

    Zakiah, N. E., Sunaryo, Y., & Amam, A. (2019). Implementasi pendekatan kontekstual pada model pembelajaran berbasis masalah berdasarkan langkah-langkah polya. Teorema: Teori dan Riset Matematika, 4(2), 111-120. 

    Aminah, A., Hairida, H., & Hartoyo, A. (2022). Penguatan Pendidikan Karakter Peserta Didik melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(5), 8349-8358. 

    Amir, M. F. (2015, October). Pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sekolah dasar. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (pp. 34-42). 

    Antara, P. A., Ujianti, P. R., & La Patissera, A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak. Mimbar Ilmu, 24(2), 221-231. 

    Aminah, A., Hairida, H., & Hartoyo, A. (2022). Penguatan Pendidikan Karakter Peserta Didik melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(5), 8349-8358. 

    Ramdani, E. (2018). Model pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal sebagai penguatan pendidikan karakter. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 1-10. 

    Mubarok, H., & Sofiana, N. (2023). Meaningful Learning Berbasis Kontekstual Dan Konstruktivisme: Model Pembelajaran Bahasa Inggris Alternatif Pada Kurikulum Merdeka. UNISNU PRESS. 

    Simbolon, E. R., & Tapilouw, F. S. (2015). Pengaruh pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran kontekstual terhadap berpikir kritis siswa SMP. Edusains, 7(1), 97-104. 

      

      

      

      

      

      

      

       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun