Â
 (4) Membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok.
Â
- Â (5) Terbentuknya sikap kerjasama yang baik pada individu dan kelompok.
- Â Â Â Menurut Shoimin memaparkan beberapa manfaat pembelajaran kontekstual yaitu ada beberapa poin yaitu.
- Pembelajaran dalam model kontekstual juga dapat meningkatkan aktif dalam berfikir seorang siswa secara keseluruha  baik secara fisik ataupun mentalnya
- Belajar dalam model ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata daripada menghafal.
- Pendidikan kontekstual bukanlah tempat  memperoleh informasi, melainkan  tempat  menguji data dari penemuan lapangan.
- Bahan ajar diciptakan oleh siswa sendiri.
Â
Dan tujuan metode belajar adalah sebagai berikut.
Â
- ketertarikkan seorang pelajar yang senantiasa belajar, sehingga mereka bias mendapatkan pengetahuan yang bersifat fleksibel dan aplikatif dalam kehidupan sehari hari
- Â
- Memperbaiki hasil belajat peserta didik melalui peningkatan pemahaman makna materi yang sedang dipelajari.
- Â
- Keberhasilan penerapan model pembelajaran situasional memerlukan startegi yang sesuai dengan konteks kelas yang diajar. Jadi apa strateginya?
- Â
- Pemecahan masalah yaitu dengan memberikan studikasus yang bias ditemui dalam kehidupannya.
- Â
- Siswa kemudian diminta sebuah Solusi untuk kasus yangdiberikn dari berbagai sumber yang dapat diakses. Ajaklah siswa ke lokasi yang paling dekat dengan pemahamannya terhadap materi, misalnya sekolah, perpustakaan, museum, dan tempat lainya.
- Â
- Karena lingkungan belajar yang baru dapat menciptakan sebuah pengalaman baru yang dapat menyenakan dan mudah di ingat.
- Â
- Menjadikan seorang siswa sebagai pelajar yang mandiri dalam hidupnya sehingga seorang guru berperan dalam mengrahkan dan mengendalikan proses pembelajaran. Menjalani komunikasi yang efektif dapat direrima oleh seluruh siswa yang mempunyai latar belakang kepribadian, social, budaya, dan suku yang berbeda. Cara guru berkomunikasi dengan siswa mempengaruhi tingkat minat mereka terhadap materi pelajaran. Memberika nilai otentik kepada siswa, penilaian ini membantu guru mengetahui tingkat kemampuan dan motifasi siswa saat belajar
- Â
- seorang guru akan lebih berkonsentrasi pada bimbingan. Karena, dalam metode guru dalam mengelola kelas sebagai tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari. Seseorang menganggap siswa sebagai individu yang sedang berkembang. Tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau
- Â
- penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru yang membimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
- Â
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan konsep secara mandiri dan mendorong siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan tambahan kepada seorang siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang mereka berikan.
- Â
- Meskipun pendekatan ini mempunyai kelebihan, bukannya tanpa kelemahan. Untuk mengatasi  kekurangan yang  ada dalam pendekatan pembelajaran situasional adalah untuk mengatasi kelemahan tersebut pada seorang baik guru maupun siswa harus melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
- Â
- Seorang guru  harus mampu memahami secara menyeluruh  dari konsep  pembelajaran itu sendiri serta kemungkinan perbedaan antara siswa individu dan su kelompok siswa di kelas.
- Â
- Memahami pendekatan  pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa serta fasilitas, media, alat bantu dan perangkat pembelajaran yang  menunjang aktivitas siswa dalam pembelajaran.
- Â
-  (2)  Siswa memerlukan inisiatif dan kreativitas  dalam pembelajarannya, termasuk pengetahuan yang sesuai pada setiap mata pelajaran.
- Â
-  Ada perubahan dalam mengambil pelajaran, namun proses  mencari dan menemukan sendiri bahan ajar .
- Â
- Pembelajaran hanya berlangsung dalam bentuk menghafal simbol-simbol dan rumus-rumus, yang kemudian diterapkan lebih lanjut untuk  menyelesaikan soal-soal. Akibatnya, siswa mungkin merasa  terbebani atau mengalami kesalahpahaman saat belajar.
- Â
- Apabila miskonsepsi tersebut tidak diatasi Maka siswa akan mengalami kesulitan dalam pembelajaran selanjutnya dan guru  akan  mengalami kesalahan pada saat mengajar dan menjelaskan  konsep. Bagi siswa kesulitan belajar menyebabkan keputusasaan dan sikap apatis, dan pada akhirnya menimbulkan rasa tidak suka terhadap kelas. Bagi guru, kegagalan ini juga menimbulkan keputusasaan dan kebosanan dalam mengajar. Hal ini menyebabkan hasil belajar menjadi buruk karena siswa sulit mempelajari konsep.
- Â
-  Menurut Sujana, penyebab rendahnya  hasil belajar siswa adalah karena siswa enggan mengikuti kelas. Hal ini terjadi karena kurangnya minat, dan jika hal  seperti yang diungkapkan pada  terus diabaikan maka diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai karena  diamanatkan dalam kurikulum. Namun belum tercapai secara maksimal. Hal ini disebabkan siswa mempunyai motivasi belajar yang rendah.
- Â
-       Jika hal di atas masih diperbolehkan, maka tujuan pendidikan dapat tercapai, seperti  bagaimana merancang model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk para siswa Diperlukan terobosan baru agar seorang siswa memahami konsep belajar dengan baik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran  tersebut adalah pembelajaran dengan  pendekatan konteks. Dokumen ini hanya berfokus pada penerapan pendekatan situasional dalam pembelajaran di sekolah yang telah ditentukan dalam silabus masih belum tercapai secara maksimal.[7]
- Â Â
- Â Â Â
                           Â
BAB IIIÂ
PENUTUPÂ
- Kesimpulan
- Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari berbasis inkuiri. Merupakan pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada siswa  mengeksplorasi, menemukan, dan membangun pengetahuan  melalui proses menjawab pertanyaan, menyelidiki, dan merefleksikan. Langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah membuat rencana penyelesaian masalah (planning), dan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Bagi siswa kesulitan belajar menyebabkan keputusasaan dan sikap apatis, dan pada akhirnya menimbulkan rasa tidak suka terhadap kelas. Bagi guru, kegagalan ini juga menimbulkan keputusasaan dan kebosanan dalam mengaja.
- Â Â Â Â Â Â Â
 Â
 Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!