Mohon tunggu...
Hafsawati Dayana
Hafsawati Dayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas islam negri kyai ahmad siddiq jember

hallo guys nama saya hafsawati dayana umur saya 18 thn, saya mahasiswa dari universitas islam negri kyai ahmad siddiq jember prodi mpi saya bergabung dikampus tada angkatan 2023, kemudian asal saya dari lumajang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Pembelajaran Berbasis Kontekstual

6 Juni 2024   19:10 Diperbarui: 6 Juni 2024   19:18 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

 Fase dalam perkembangan yang sebenarnya terjadi ketika siswa dihadapkan pada permasalahan sulit yang menimbulkan konflik kognitif. Oleh karena itu, siswa menggunakan pengetahuannya sebelumnya untuk memecahkan masalah.

 

perkembangan laten ini juga terjadi Ketika seorang siswa dengan orang lain yang mempunyai sesbuah kemampuan yang besar dari dirinya, seperti teman, guru, dan orang tua. Perkembangan potensi tersebut mencapai puncaknya ketika pembelajaran terjadi secara kolaboratif (pembelajaran kooperatif). Seorang guru juga berperan sebagai fasilitator dengan menggunakan teknik scaffolding. Pada tahap yang ini kongnitif seorang siswa membentuk skema yang lebih baru dan lengkap. Tahap internalisasi Ini adalah aktivitas berpikir tingkat tinggi. Hal ini terjadi melalui interaksi sosialdan. Menurut teori perkembangan mental pada proses terjadi pada tahap internalisasi, yaitu menyeimbangkan sebuah internal sebagai pemasukan eksternal. Untuk mewujudkan keseimbangan (equilibrium) pada siswa pada tahap ini, guru atau orang lain harus melakukan intervensi untuk memastikan keberhasilan proses asimilasi dan adaptasi.[5]

 

  •  kelebihan dari  pembelajaran kontekstual pembelajara

 

Modul pembelajaran berbasis konteks dapat digunakan baik oleh siswa sekolah profesional maupun guru sebagai sumber belajar di kelas. Kedua, modul pembelajaran berbasis konteks dapat mengaajarkan seorang siswa untuk berpikir kritis dan logis, serta sebuah pembelajaran dalam kehidupan nyata pada seorang siswa sehingga lebih termotivasi dan termotivasi dalam belajar.

 

  • pembelajara menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa di tuntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan ter tanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.pembelajaran
  • pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran l CTL menganutaliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui "mengalami" bukan "menghafal"
  • Meskipun pendekatan ini mempunyai kelebihan, bukannya tanpa kelemahan.
  •  Beberapa kelemahan yang  ada dalam pendekatan pembelajaran situasional adalah:
  •  (1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang sesuai potensinya agar dapat  lebih aktif dalam tata cara belajar mengajar.

 

 (2) Siswa akan mampu berpikir kritis dan kreatif, memahami berbagai hal, dan    memecahkan masalah ketika mengumpulkan data, serta guru juga akan lebih kreatif.

 

  •  (3) Pembelajaran lebih  menyenangkan dan tidak membosankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun