Kemudian Kak Zulfanaser dengan Domba Peradaban. Domba Peradaban adalah sebuah lagu karya Kak Zulfanaser ketika akan tampil di sore hari. Paginya sebelum tampil, Kak Zulfanaser menonton berita dari TV tentang guru yang ditikam oleh siswa.Â
Hal tersebut beliau angkat menjadi lagu di acara sore hari itu. Kemudian ada penampilan karya lagu yang berjudul Silih , Bicara, Lagu orang terbuang oleh kak Skalarama dengan gitarnya. Lagu ini juga sebuah karya asli dari Kak Skalarama. Lagu-lagu tersebut bersumber dari cerita kehidupannya. Baginya, dapat menciptakan karya berupa lagu adalah salah satu anugerah yang diberikan Tuhan untuknya.Â
Penampilan berikut dari Kak Wanggi Hut dengan menampilkan pantonim. Kak Wanggi menceritakan 18 tahun berkecimpung di dunia pantonim, dia mendapatkan banyak pengalaman dari dunia pantonim. Pada penampilan kali ini, beliau membawakan sebuah cerita pantonim yang menceritakan tentang kerinduan akan keluarga.Â
Beliau terinspirasi dari kenyataan yang ada di dalam keluarga. Penampilan di tutup oleh Kak gresi dengan puisi yang dibuat oleh dirinya sendiri yang berjudul Katanya Setara? Puisi ini menceritakan bagaimana publik menganggap sesosok perempuan.
Setelah penutupan, para pengunjung terutama Mahasiswa PMM 2 Inbound UPI diajak untuk melihat pameran yang berada tidak jauh dari pementasan puisi, lagu, dan pantonim. Huruf brailer dipajang di ruang pameran tersebut. Kemudian lukisan dari teman disabilitas juga dipajang disana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H