Mohon tunggu...
Muhammad Hafidz A R
Muhammad Hafidz A R Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswa semester satu prodi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memiliki hobi bermain bulutangkis dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memahami dan Mengatasi Lupa, Jenuh, dan Kesulitan dalam Belajar

31 Desember 2023   11:06 Diperbarui: 31 Desember 2023   11:10 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, mencari teman belajar dan berbagi senyuman juga menjadi bagian integral dari pengalaman belajar saya. Keterlibatan dengan banyak teman tidak hanya memperluas jaringan sosial, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menyenangkan. Diskusi bersama teman tidak hanya membantu saya memahami konsep-konsep tertentu dengan lebih baik, tetapi juga menjadikan proses pembelajaran lebih interaktif dan menghibur.

Senyum juga memiliki kekuatan tersendiri dalam mengatasi tantangan belajar. Saya percaya bahwa sikap positif dan senyuman dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, bahkan di tengah-tengah kesulitan. Menghadapi materi pelajaran dengan senyum membantu saya untuk lebih bersikap terbuka terhadap pembelajaran dan mengurangi stres yang mungkin muncul.

4. Mencoba hal yang baru

Hanya mengabdikan diri pada pembelajaran tanpa menyisihkan waktu untuk kegiatan yang menyenangkan bisa memicu kebosanan dan penurunan semangat. Untuk menghindari hal ini, saya memastikan untuk melibatkan diri dalam kegiatan yang saya nikmati sebelum memulai hari kerja. Misalnya, mendengarkan musik yang saya sukai atau melakukan sesi olahraga singkat membantu menciptakan suasana positif dan energik sebelum terjun ke rutinitas kerja.

Menggunakan waktu berlibur juga menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan hidup. Saya menyadari bahwa memanjakan diri sendiri dengan waktu luang dapat memberikan kesegaran dan memperbaharui semangat. Selama liburan saya berfokus pada kegiatan yang mengisi ulang energi, seperti berlibur ke tempat yang menyenangkan, mengejar hobi, atau bahkan hanya beristirahat tanpa terbebani oleh pekerjaan.

Kesulitan dalam Belajar

Secara harfiah, kesulitan belajar merupakan interpretasi dari istilah dalam Bahasa Inggris "Learning Disability," yang mengindikasikan ketidakmampuan belajar. Kata "disability" diterjemahkan sebagai "kesulitan" dengan tujuan memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih memiliki kemampuan untuk belajar. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyampaikan konsep ini adalah learning difficulties dan learning differences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda. Meskipun istilah learning differences terdengar lebih positif, istilah learning disabilities cenderung lebih mencerminkan kondisi faktualnya.

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana anak memiliki tingkat intelegensi rata-rata atau di atas rata-rata, namun mengalami ketidakmampuan atau kegagalan dalam proses belajar. Kondisi ini terkait dengan hambatan dalam beberapa aspek, termasuk persepsi, konseptualisasi, berbahasa, memori, serta pemusatan perhatian, penguasaan diri, dan fungsi integrasi sensori motorik (Clement, sebagaimana dikutip dalam Weiner, 2003).

Menurut pandangan Clement, kesulitan belajar dapat dianggap sebagai suatu sindrom multidimensional yang mencakup kesulitan belajar spesifik (specific learning disabilities), hiperaktivitas dan/atau distraktibilitas, serta masalah emosional. Artinya, kondisi ini tidak hanya terbatas pada kesulitan belajar spesifik, tetapi juga dapat melibatkan gejala-gejala tambahan seperti hiperaktivitas, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan masalah emosional. Pandangan ini menggarisbawahi kompleksitas kesulitan belajar sebagai suatu entitas yang melibatkan berbagai dimensi, membutuhkan pendekatan yang holistik dalam pemahaman dan penanganannya.

Kondisi ketika mengalami kesulitan dalam belajar. Sumber: freepik.com
Kondisi ketika mengalami kesulitan dalam belajar. Sumber: freepik.com

A. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Fenomena kesulitan belajar pada seorang siswa seringkali mencuat secara nyata melalui penurunan kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, lebih dari sekadar prestasi belajar yang merosot, kesulitan belajar juga dapat diidentifikasi melalui munculnya kelainan perilaku siswa. Kelainan perilaku ini dapat mencakup berbagai tindakan, seperti kebiasaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengganggu teman sekelas, terlibat dalam perkelahian, sering tidak hadir dalam pelajaran, dan bahkan meninggalkan sekolah secara rutin. Faktor-faktor ini juga bisa muncul dari faktor internal seperti Psikologis maupun eksternal seperti Lingkungan sekitar siswa.

Internal

Faktor psikologis melibatkan berbagai elemen perilaku yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Seperti yang diketahui, belajar memerlukan kesiapan, ketenangan, dan rasa aman. Intelligensi anak juga termasuk dalam faktor psikologis ini. Anak dengan IQ yang cerdas (110–140) atau bahkan genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sementara anak-anak dengan tingkat IQ sedang (90–110) biasanya tidak mengalami masalah yang signifikan, meskipun pencapaiannya mungkin tidak setinggi anak dengan IQ tinggi. Di sisi lain, anak dengan IQ di bawah 90 atau bahkan di bawah 60 memiliki potensi mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk mengetahui tingkat IQ anak atau siswa mereka.

Selain IQ, faktor psikologis yang dapat memengaruhi munculnya masalah kesulitan belajar melibatkan bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan tipe belajar yang dimilikinya. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu memahami aspek-aspek ini untuk membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah belajar pada anak atau siswa mereka.

Eksternal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun