Mohon tunggu...
Muhammad Hafidz A R
Muhammad Hafidz A R Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang mahasiswa semester satu prodi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memiliki hobi bermain bulutangkis dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memahami dan Mengatasi Lupa, Jenuh, dan Kesulitan dalam Belajar

31 Desember 2023   11:06 Diperbarui: 31 Desember 2023   11:10 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi ketika mengalami kejenuhan dalam belajar. Sumber: freepik.com/syarifahbrit

Teori ini menyatakan bahwa informasi yang tersimpan dalam memori menjadi sulit untuk diingat kembali bukan karena terlupa, melainkan karena muncul dalam bentuk yang terdistorsi atau tidak tepat. Ingatan jangka panjang kita cenderung terdistorsi seiring waktu karena pengembangan ingatan kita yang lebih konsisten dengan skema atau pola pikir yang kita miliki. Sebagai contoh, jika kita memiliki pandangan negatif terhadap seseorang, kita cenderung hanya mengingat hal-hal negatif tentang orang tersebut dan kesulitan untuk mengingat hal-hal positif karena skema kita telah terisi dengan ingatan negatif.

4. Teori Lupa yang Dikendalikan (Motivated Forgetting)

Teori ini menyatakan bahwa informasi menjadi terlupakan karena kita secara sadar memilih untuk melupakannya, terutama jika mengingatnya dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya, ketika kita mengalami pengalaman yang sangat buruk, kita mungkin berusaha melupakannya secara sengaja agar peristiwa tersebut benar-benar terlupakan dan sulit untuk diingat kembali.

B. Cara Mengatasi Lupa dalam Belajar

Salah satu cara terbaik untuk mengurangi lupa dalam belajar adalah dengan membantu meningkatkan daya ingat siswa. (Syaiful Anam et al., 2020) Menjelaskan beberapa cara untuk meningkatkan daya ingat yang dapat dilakukan siswa supaya lebih mudah mengingat pembelajaran:

1. Belajar lebih (Overlearning)

Ini adalah ketika siswa belajar melebihi batas penguasaan materi pelajaran tertentu. Dengan melakukannya, mereka dapat memperkuat penyimpanan informasi yang dipelajari. Misalnya, mereka dapat meluangkan waktu untuk mempelajari materi lebih dari yang seharusnya atau mengulanginya berulang kali untuk memperkuat pemahaman dan mengingat informasinya dengan lebih baik.

2. Tambahan waktu belajar (Extra study time)

Upaya ini melibatkan penambahan waktu belajar atau meningkatkan frekuensi aktifitas belajar. Dengan memberikan lebih banyak waktu untuk belajar, siswa dapat memperkuat pemahaman dan mengingat materi yang dipelajari dengan lebih baik.

3. Memonic device

Ini adalah strategi yang digunakan sebagai alat bantu mental untuk membantu siswa menyimpan item informasi dalam pikiran mereka. (Syah, 2004) Menyebutkan ada beberapa jenis memonic device yang dapat digunakan:

a. Rima (Rhyme): Dalam hal ini, siswa membuat sajak yang menggunakan kata-kata dan istilah yang ingin diingat. Sajak ini akan lebih efektif jika diberi nada sehingga bisa dinyanyikan. Contohnya adalah nyanyian anak-anak yang berisi pesan moral.

b. Sistem kata pasak (Peg word system): Ini adalah teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen yang sudah dikuasai sebelumnya sebagai pegangan untuk mengingat informasi baru. Siswa membentuk pasangan kata yang saling terkait, seperti “merah-darah”, "panas-api". Kata ini berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki kesamaan watak atau ciri-ciri seperti darah, lipstik, pasangan langit dan bumi, neraka, serta kata atau istilah yang memiliki kesamaan dalam hal warna, rasa, dan sebagainya.

c. Metode losai (Method of loci): Kiat mnemonik ini menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai pengait untuk mengingat kota dan istilah tertentu. Sebagai contoh, siswa dapat menggunakan nama ibu kota Amerika Serikat untuk mengingat nama presiden pertama negara tersebut.

d. Sistem Kata Kunci (Key Word System): Sistem kata kunci merupakan metode yang dirancang khusus untuk mempelajari kata-kata dan istilah asing, dan dikatakan cukup efektif dalam pengajaran bahasa asing. Misalnya, dengan membuat asosiasi visual atau kata yang terdengar mirip antara kata kunci dan kata yang ingin diingat, siswa dapat membangun hubungan yang kuat dan memperkuat kemampuan mengingat.

e. Teknik Kata Penghubung: Teknik kata penghubung melibatkan menghubungkan atau mengasosiasikan satu kata dengan kata lain melalui aksi atau gambaran. Hubungan yang terbentuk tidak perlu logis atau realistis, yang penting adalah hubungan tersebut dapat memicu ingatan siswa. Contohnya, siswa dapat membayangkan gambar atau aksi yang kreatif untuk menghubungkan kata-kata tersebut, sehingga memperkuat pemahaman dan memori mereka.

Jenuh dalam Belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun