Mohon tunggu...
Muhammad F. Hafiz
Muhammad F. Hafiz Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menulis sebagai profesi dan amal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Batu Hitam

5 April 2024   21:48 Diperbarui: 5 April 2024   22:36 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bicara apa kau...? Kau meracau. Apa cerita Endewa ini juga cerita meracau hah, Rawi...?!!" balas Ratang gusar.

"Dengarkan dulu Pak.... Emak mencuri sesuatu milik penduduk gunung Sau. Aku kemudian menemukan di rumah benda yang dicuri emak, sudah lama aku kembalikan ke gunung," kisah Rawi.

Ratang seperti tak mau menyimak meskipun Rawi terus bercerita. Termasuk bagaimana pertamakali Rawi melihat ibunya di gunung Sau.

Ibundanya tak memiliki lengan. Bagian rambut yang tumbuh di atas dahi, tiba-tiba saja terurai dan melayang setinggi kepala. Membentuk dua ikatan di sisi kiri dan kanan kepalanya. Lalu menjulur ke depan dan memanjang seperti lengan dengan tangan yang hendak menggapai.

Rawi ketakutan, tapi tetap berusaha menatap ibunya yang seolah-olah membenarkan tindakan anaknya itu hendak mengembalikan benda yang dicuri. Namun tak ada petunjuk apapun. Dia hanya menuruti kata hatinya setelah menemukan benda yang dicuri ibunya. Rawi terus saja masuk ke dalam hutan gunung Sau.

Lelah berjalan menembus hutan yang tebal, Rawi nyaris tak percaya pada kata hatinya, lalu memutuskan membalik badan hendak kembali pulang. Ketika selangkah lagi meninggalkan tempat itu, sekonyong-konyong Rawi melihat sebuah perkampungan.

Mengejutkan...! Sebuah dusun di tengah hutan lebat...? Rawi tak mempercayai apa yang dia lihat. Terpana, tak tahu berbuat apa sampai sesosok laki-laki menggapai tangannya. Membawa Rawi masuk ke tengah kampung.

"Bapak tahu apa yang terjadi kemudian setelah aku mengembalikan benda yang dicuri emak...? Ketika aku dalam perjalanan pulang dari gunung Sau, aku melihat lagi emak. Kini emak melambai padaku dengan tangan kanannya. Sebelah lagi masih tanpa lengan..."

Ibunda Rawi mencuri dua buah batu hitam mengilap. Mirip biji kopi yang apabila diletakkan dalam satu toples penuh biji kopi, sukar menemukan benda itu. Sebuah lagi yang belum dikembalikan masih berada di rumah Ratang. Belum ditemukan.

Sejak mengembalikan satu batu hitam itu sekitar lima tahun lalu, Rawi kerap menuju kampung misterius gunung Sau. Mengabarkan usahanya yang masih terus berusaha menemukan sebuah lagi benda yang dicuri emaknya. Tapi tak cuma mengenai batu hitam, Rawi terpesona kecantikan sesosok perempuan yang kemudian dia namai sendiri di dalam hatinya: Sekar.

Kini Ratang mulai percaya pada anaknya. Ratang setuju untuk melakukan perjalanan palsu ke Endewa. Mereka cukup membuang-buang waktu di kota agar perjalanan itu tampak wajar bagi penduduk Sau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun