Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nothing but busy🤍 "Dunia terlalu indah untuk dilewatkan tanpa sebuah cerita visual. Mari berbagi makna dalam setiap kata yang berbisik."

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Daun yang Gugur

20 November 2024   04:46 Diperbarui: 20 November 2024   16:00 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampainya di tanah,
ia terbaring di antara jutaan lainnya,
membentuk permadani cokelat keemasan,
yang melindungi akar pohon dari dingin,
dan memberi makan pada kehidupan baru.  

Ah, gugurnya daun bukanlah sebuah akhir,
melainkan bab baru yang penuh makna.
Ia menjadi humus yang menyuburkan tanah,
menumbuhkan bunga,
menghidupi pohon-pohon lain yang kelak hijau,
yang kelak membawa cerita yang serupa.  

Kisah ini bukan hanya tentang daun,
melainkan tentang kita semua,
yang pada akhirnya akan kembali,
pada tempat di mana segalanya bermula,
dan di sanalah, kita menemukan keabadian.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun