Dalam hal ini saya kurang sependapat dengan Chaidar terkait dengan penggunaan senjata sebagai indikasi anggota ISIS. Membawa senjata golok, pisau, dan kapak tidak serta merta mengindikasikan seseorang terpapar paham ISIS, bagaimana dengan peladang dan tukang jagal misalnya yang membawa pisau kemana-mana? tentu saya lebih yakin kepada polisi, bahwa ada alasan dan bukti lain yang mengindikasikan pelaku terkait kelompok teroris.
Meskipun terlibat sebagai anggota kelompok teroris, aksi pelaku bisa saja tidak disokong, tidak diorganisir dan tidak direncanakan oleh kelompoknya. Bila dilihat dari strategi dan upayanya yang gagal maka kemungkinan besar tindakan tersebut adalah aksi yang direncanakannya secara pribadi.Â
Bila dilakukan secara teroorganisir dengan baik dan disokong oleh jaringan kelompoknya, maka aksi kemarin bukanlah aksi penikaman semata. Akan tetapi tragedi yang jauh lebih besar seperti serangan bom atau penembakan. Hal ini bila berpedoman pada pola serangan teroris di Indonesia sebelumnya.Â
Terlepas dari asumsi dan pendapat saya, menjadi hak dan kewenangan kepolisianlah untuk mengusut aksi ini secara mendalam. Saya berharap pelaku diusut sesuai dengan hukum yang berlaku dan kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H