Menurut pengakuan pelaku, Ia menyerang tanpa mengetahui sosok pejabat yang menjadi targetnya. Pendapat ini sangat meragukan, lantaran Wiranto turun menggunakan helikopter di alun-alun sekitar rumah pelaku(sekitar 300 m).Â
Apakah tidak ada spanduk penyambutan Menko Polhukam di sekitar alun-alun tersebut? Hal ini harus menjadi bagian penyelidikan Polisi, bila spanduk tersebut itu ada, maka keterangan dan pengakuan pelaku harus ditolak.Â
Apalagi Wiranto merupakan pejabat negara yang sering muncul akhir-akhir ini telivisi karena kasus yang berkenaan dengan bidang yang ditanganinya seperti konflik di Wamena dan demonstrasi dan kerusuhan yang menyebabkan tewasnya mahasiswa.Â
Toh, bila tidak kenal, pelaku dapat menyerang pejabat dan polisi lain jauh hari sebelumnya. Besar kemungkinan pelaku mengenal Wiranto, dan memanfaatkan kunjungan Wiranto tersebut untuk menikamnya.
4. Pelaku pernah terlibat Aksi Kriminal dan Korban Penggusuran
Dilansir dari kompas.com (lihat di sini), diketahui bahwa pelaku pernah melakukan berbagai tindak pidana kriminal di masa lalu seperti mengonsumsi narkoba, judi togel bahkan pernah ditahan lantara  kasus melarikan anak gadis orang lain.Â
Catatan kriminal yang pernah  dilakoninya mengindikasikan bahwa aksi kriminal adalah hal yang lumrah baginya dan besar kemungkinan aksi itu akan dilakukannya lagi. Apalagi tampaknya sipelaku menyimpan dendam dengan pemerintah akibatnya kediaman yang ia tempati sebelumnya digusur pemerintah.
Alasan-alasan di atas menjadi indikasi bahwa serangan kepada Wiranto merupakan aksi terencana dan diniatkan untuk membunuh. Namun, karena strategi yang salah dan juga faktor hambatan di lapangan. Serangan pelaku tidak berhasil membunuh korban. Dengan demikian, upaya untuk membunuh mengalami kegagalan.
Berdasarkan alasan ini, pengakuan pelaku untuk sementara waktu layak untuk dikesampingka. Sebagaimana diketahui pelaku merupakan lulusan hukum sehingga ia memiliki kemampuan untuk berdalih dan paling tidak untuk mengelak dari sangkaan polisi.
Sampai saat ini, polisi menyebutkan bahwa pelaku terpapar paham ISIS dan terkait kelompok teroris JAD yang juga berafiliasi dengan ISIS. Pernyataaan polisi ini dipertegas kembali oleh pengamat terorisme Chaidar yang menyebutkan bahwa penggunaan domestic weapon (pisau, golok, kapak) merupakan senjata umum yang digunakan oleh anggota ISIS sama halnya dengan senjata yang digunakan oleh SA (lihat di sini).Â