Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Tradisional Mengawetkan Daging Kurban

11 Agustus 2019   21:08 Diperbarui: 13 Agustus 2019   13:31 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambal daging kering dengan kentang goreng. Dokpri

Irisan daging yang telah ditusuk bilah bambu. Dokpri
Irisan daging yang telah ditusuk bilah bambu. Dokpri

Bagi orang Kerinci yang masih menggunakan dapur tradisional, daging kurban umumnya digantung di atas perapian (istilah Kerinci para-para atau paho). 

Daging yang telah diasapi secara sempurna ini dapat bertahan hingga berbulan-bulan. Contohnya saja, daging yang diawetkan pada Idul Fitri kemarin, kami masih dapat mengolahnya pada hari raya Idul Adha. Biasanya daging kering tersebut digoreng kembali kemudian dimasak dengan sambal lado disertai dengan kentang goreng.

Sambal daging kering dengan kentang goreng. Dokpri
Sambal daging kering dengan kentang goreng. Dokpri

Ada lagi olahan daging kering atau bantai kering yang lebih tradisional. Daging kering tersebut dibakar di atas bara api sebentar kemudian digiling dengan kemiri, sedikit garam, dan cabe hingga bentuknya seperti abon. Kami menyebut olahan daging ini dengan "cabe bantai khing". Rasanya sangat enak  bila dimakan dengan lalapan sayur.

Selain dapat bertahan lebih lama, teknik pengasapan ini juga menghasilkan daging sapi dengan rasa yang lebih khas, serta dapat diolah kapan saja sesuai dengan keinginan kita. Tentu tidak akan enak lagi rasanya, bila mengonsumsi daging secara terus menerus seminggu ke depan karena ketersediaanya yang melimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun