Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Tale Naik Haji", Ungkapan Kesedihan dan Harapan bagi Calon Haji

7 Agustus 2019   21:49 Diperbarui: 8 Agustus 2019   17:22 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini, perjalanan haji tidak sesulit yang dilakukan oleh para pendahulu kita. Perjalanan naik haji yang bisa ditempuh selama satu hari perjalanan dari berbagai embarkasi di Indonesia menuju Mekkah dengan menggunakan pesawat terbang. Perjalanan yang singkat itu bukan berarti pula ibadah haji lebih ringan dilakukan di masa sekarang.

Kemudahan transportasi menyebabkan meningkatnya jumlah jamaah haji hingga berjumlah jutaan orang sekarang. Jamaah Haji dari berbagai belahan dunia pada hari yang sama berkumpul di Mekkah untuk melaksanakan berbagai ritual.

Tentulah rangkaian ibadah yang mereka lakukan lebih sulit dibandingkan di masa lalu, mengingat kondisi Mekkah yang sangat padat. Tak lepas dari ingatan kita tragedi Mina yang menewaskan banyak jamaah Haji karena saling berdesakan saat melakukan ritual melontar jumrah.

Baik dulu maupun sekarang, perjalanan suci ini tetap menyisakan kesedihan bagi para sanak keluarga yang ditinggalkan. Itulah sebabnya, tale naik haji masih tetap lestari dan terus dilaksanakan tiap tahunnya menjelang keberangkatan ke Tanah Suci. Tale Naik Haji-pun telah ditetapkan sebagai salah satu warisan tradisi lisan orang-orang Kerinci.

"Tinggilah Puncak Gunung Kerinci
Tampak nan dari Kalimantan
Tuan sampai di Tanah Suci
Sampaikan salam kami yang tinggal"

Selamat melaksanakan rukun Haji bagi mereka yang kini berada di Tanah Suci!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun