Dengan "seabrek" janji-janji yang belum terpenuhi itu,  Jokowi tampak masih percaya diri untuk melenggang kembali dalam pertarungan pilpres 2019 mendatang. Ia kembali menumpuk janji baru di atas janji lama yang belum tercapai guna menggapai kekuasaan kembali. Namun, kemenangan ditentukan oleh pilihan rakyat, apakah mereka masih mempercayai Jokowi atau tidak. Sebagian masyarakat tampaknya telah beralih hati ke rival lama Jokowi yakni Prabowo. Probowo  dipandang sebagai sosok yang membawa harapan baru  bagi masyarakat.Â
Jikalau dilihat dari hasil pilpres yang lalu, Prabowo hanya memerlukan sekitar 4% tambahan suara untuk memenangkan pilpres mendatang. Elektabilitasnya yang cenderung naik akhir-akhir ini, semakin menambah peluang Prabowo untuk memenangkan pilpres 2019 mendatang.
Baca Juga: Sumbangsih  Prabowo dan Keluarganya dalam Membangun Budaya Bangsa
Bagi saya, tak perlu pemimpin yang mengobral janji-janji muluk yang akhirnya juga tidak tercapai karena ketidakmampuannya. Pemimpin yang baik adalah yang mampu mengukur "bayang-bayangnya sendiri", artinya ia mengetahui sejauh mana kelemahan dan kemampuannya dalam mengatasi masalah. Bukan sekedar melontar kata dan janji belaka untuk menarik perhatian.Â
Apa bedanya dengan seorang tukang rayu yang pandai menyusun sajak dan kata-kata manis hingga mampu memikat wanita namun setelah tergaet janji-janjinya itu dilupakan. Apalagi dalam konteks seorang pemimpin, janji merupakan hutang kepada masyarakat yang nantinya juga dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Â
Baca Juga: Menelaah Kembali Isi Pidato Prabowo Mengenai "Indonesia Punah"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H