Baca Juga: Menelaah Kemampuan Bahasa Inggris Jokowi dan Prabowo          Â
Di bidang perekonomian, Jokowi berjanji untuk mengupayakan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7 persen (mengembalikan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen). Namun, Sebagaimana yang dilansir oleh Tirto pertumbuhan ekonomi nasional pada era Jokowi hanya mentok pada kisaran lima persen (lihat di sini).
 Ketidaktercapaian ini mengakibatkan Jokowi tidak mampu menepati janjinya pada poin yang lain yaitu meningkatkan anggaran penanggulangan kemiskinan termasuk memberi subsidi Rp1 juta per bulan untuk keluarga pra sejahtera sepanjang pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen.
 Di bidang Pertanian Jokowi berjanji menyediakan 1 juta ha lahan pertanian baru di luar Jawa, pendirian bank petani, menyejahterakan kedaulatan petani. Lagi-lagi Jokowi dinilai gagal  dalam mengupayakan kedaulatan pangan dan menyejahterakan petani sebagaimana yang dilansir oleh Tirto (lihat di sini). Di sisi lain, beberapa komoditas pertanian dan perkebunan juga mengalami penurunan harga di era Jokowi seperti karet dan sawit.Â
Di bidang ketenagakerjaan, Jokowi berjanji untuk menurunkan pengangguran dengan menciptakan 10 juta lapangan kerja baru selama lima tahun, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di sektor pertanian, perikanan, dan manufaktur. Memang beberapa data bahwa menunjukkan Jokowi mampu menurunkan angka pengangguran hingga 5,13%. Turunnya angka pengangguran ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti munculnya jasa transportasi online yang merekrut banyak tenaga kerja. Namun di sisi lain, Jokowi belum mampu menciptakan 10 juta lapangan kerja bahkan selama pemerintahannya Jokowi diterpa masalah tenaga kerja asing yang meningkat.Â
Baca Juga:Â Sawit, Jengkol dan Ide Jokowi
Di bidang pertahanan, Jokowi berjanji untuk meningkatkan 3 kali lipat anggaran pertahanan dan pembelian drone untuk pertahanan nasional. Tampaknya  janji ini juga belum ditepati. Meskipun anggaran pertahanan meningkat di era Jokowi jumlahnya tidak tiga kali lipat sebagaimana yang ia janjikan. Begitu pula dengan pembelian drone untuk pertahanan nampaknya masih berupa angan-angan belaka.
Di bidang hukum dan Ham Jokowi berjanji untuk menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran HAM di masa lalu, memperkuat KPK ( dan mengusut  kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Hal ini juga belum mampu terpenuhi, kasus Munir masih menjadi misteri di era Jokowi. Kasus Novel Baswedan salah satu penyidik KPK yang belum terungkap serta masalah BLBI yang belum disinggung sama sekali.
Khusus untuk daerah Jokowi berjanji untuk membenahi Berbagai Persoalan di Ibukota Jakarta (seperti kemacetan, banjir, dan lain-lain), menangani kabut asap di Riau dan membenahi Kawasan Masjid Agung Banten. Inipun belum terpenuhi bahkan menurut NASA kasus kabut asap yang terjadi di Sumatra tahun 2015Â tercatat menjadi kabut asap terparah sepanjang sejarah seperti yang diungkapkan oleh dw.com (lihat di sini).
Hal-hal yang ditulis di atas hanyalah beberapa poin janji-janji Jokowi yang belum dipenuhinya saat kampanye pilpres 2014 yang lalu. Ada banyak lagi permasalahan yang tidak dapat ditulis dan dirinci satu persatu dalam artikel ini.Â
Meskipun demikian, kita juga harus mengapresiasi kinerja Jokowi dalam beberapa bidang misalnya masalah pembangunan infrastruktur, masalah kelautan dan perikanan, dan peningkatan pendapatan negara.