Museum yang masih berada di kompleks taman sriwedari ini, sempat menyita perhatian publik di tahun 2007 dan 2011, saat Jokowi masih menjabat sebagai walikota Solo.
Beberapa arca yang asli koleksi Radya Pustaka ditemukan di rumah Hasjim Djojohadikusumo. Namun, Hasjim mendapatkan barang tersebut dari kolektor asing di luar negeri. Beliau punya misi untuk membawa kembali barang-barang kuno Indonesia yang dijual di pasar lelang luar negeri atau dimiliki kolektor asing meskipun harus merogoh kocek pribadi.
Sama seperti dua kasus lain di atas, kasus Museum Radya Pustaka tak terselesaikan pada masa Jokowi. Siapa dalang dibalik pemalsuan ini masih belum terungkap dan menjadi misteri.Â
4. Maraknya Penjual Sate Jamu di Trotoar Jalan
Di Solo, ada fakta menarik lainnya yaitu maraknya penjualan sate jamu di trotoar jalan-jalan utama. Sate Jamu atau sate gukguk adalah sate yang terbuat dari daging anjing. Olahan-olahan daging anjing ini dijual secara terbuka di beberapa sudut Kota Solo.
Terlepas dari larangan agama tertentu untuk mengonsumsi anjing, menjadi hak setiap oranglah untuk mengonsumsi makanan yang diinginkannya. Namun, Â lapak-lapak tersebut harus ditata agar tidak menganggu ketentraman umum.Â
Sementara komunitas pecinta anjing dan perlindungan hak hewan sangat menentang pengonsumsian dan penjualan daging anjing di Solo. Lapak-lapak sate jamu/gukguk tetap ramai dikunjungi tiap harinya.
***
Kita patut mengapresiasi keberhasilan pak Jokowi dalam membangun dan menata kembali Kota Solo selama menjabat walikota. Namun begitu, ada pula sejumlah permasalahan yang ditinggalkan untuk penerusnya sebagaimana paparan di atas. Hal-hal tersebut tidak terselesaikan karena Jokowi lebih memilih untuk mengejar karier politik di Jakarta dan siapa sangka beliau pada akhirnya berhasil menjadi orang nomor satu di Indonesia saat ini.