Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Warisan Permasalahan Era Jokowi di Kota Solo yang Perlu Diketahui

22 Desember 2018   07:47 Diperbarui: 22 Desember 2018   18:54 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Taman Sriwedari. Sumber: merdeka.com

Museum yang masih berada di kompleks taman sriwedari ini, sempat menyita perhatian publik di tahun 2007 dan 2011, saat Jokowi masih menjabat sebagai walikota Solo.

Museum Radya Pustaka. Sumber: persadasolo.net
Museum Radya Pustaka. Sumber: persadasolo.net
Persoalannya adalah sekitar 50% dari koleksi museum tersebut telah dipalsukan dan barang yang asli raib entah ke mana (lihat di sini). Koleksi yang dipalsukan itu antara lain berupa arca, naskah, wayang bahkan temasuk piring keramik dan lampu kristal hadiah Napoleon untuk Pakubuwono (lihat di sini). 

Beberapa arca yang asli koleksi Radya Pustaka ditemukan di rumah Hasjim Djojohadikusumo. Namun, Hasjim mendapatkan barang tersebut dari kolektor asing di luar negeri. Beliau punya misi untuk membawa kembali barang-barang kuno Indonesia yang dijual di pasar lelang luar negeri atau dimiliki kolektor asing meskipun harus merogoh kocek pribadi.

Sama seperti dua kasus lain di atas, kasus Museum Radya Pustaka tak terselesaikan pada masa Jokowi. Siapa dalang dibalik pemalsuan ini masih belum terungkap dan menjadi misteri. 

4. Maraknya Penjual Sate Jamu di Trotoar Jalan

Di Solo, ada fakta menarik lainnya yaitu maraknya penjualan sate jamu di trotoar jalan-jalan utama. Sate Jamu atau sate gukguk adalah sate yang terbuat dari daging anjing. Olahan-olahan daging anjing ini dijual secara terbuka di beberapa sudut Kota Solo.

Salah satu warung pinggir jalan sate guguk di Solo. Sumber: merdeka.com
Salah satu warung pinggir jalan sate guguk di Solo. Sumber: merdeka.com
Sebagaimana yang dilansir dari boombastis.com (lihat di sini) bahwa penjualan kuliner ekstrim ini mulai marak di Solo sekitar tahun 2010, di mana ada sekitar 136 lapak Sate Jamu dan ada 1200 ekor anjing dibantai tiap harinya. Hal ini membuktikan bahwa kuliner anjing makin diminati oleh penduduk sekitar.

Terlepas dari larangan agama tertentu untuk mengonsumsi anjing, menjadi hak setiap oranglah untuk mengonsumsi makanan yang diinginkannya. Namun,  lapak-lapak tersebut harus ditata agar tidak menganggu ketentraman umum. 

Sementara komunitas pecinta anjing dan perlindungan hak hewan sangat menentang pengonsumsian dan penjualan daging anjing di Solo. Lapak-lapak sate jamu/gukguk tetap ramai dikunjungi tiap harinya.

***

Kita patut mengapresiasi keberhasilan pak Jokowi dalam membangun dan menata kembali Kota Solo selama menjabat walikota. Namun begitu, ada pula sejumlah permasalahan yang ditinggalkan untuk penerusnya sebagaimana paparan di atas. Hal-hal tersebut tidak terselesaikan karena Jokowi lebih memilih untuk mengejar karier politik di Jakarta dan siapa sangka beliau pada akhirnya berhasil menjadi orang nomor satu di Indonesia saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun