Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona di Balik Rimba Sumatera, Inilah Fakta Unik Kerinci yang Mesti Diketahui

4 Januari 2018   12:59 Diperbarui: 21 April 2022   23:57 7888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Kerinci menyuguhkan Sirih Pinang pada Tamu sebagai Tanda Penghormatan. Dok.pribadi
Orang Kerinci menyuguhkan Sirih Pinang pada Tamu sebagai Tanda Penghormatan. Dok.pribadi
3. "Menhir Rebah", situs megalitik Kerinci yang menyimpan misteri bagi arkeolog

"Menhir" dalam ilmu arkeologi adalah sejenis tugu batu yang didirikan untuk tujuan pemujaan terhadap arwah leluhur. Menhir menjadi salah satu ciri dari kebudayaan megalitik yang berkembang pada masa prasejarah, lazimnya menhir-menhir yang ada di Indonesia bahkan di dunia didirikan secara vertikal.

Namun, uniknya menhir-menhir yang ditemukan di wilayah Kerinci diposisikan rebah (horizontal) di mana pada pada ujung dan pangkal menhir itu umumnya memiliki relief manusia, manusia kangkang, wajah manusia, binatang ataupun lingkaran konsentris. Para arkeolog masih belum mengetahui alasan mengapa menhir-menhir itu malah diposisikan rebah oleh manusia Kerinci masa lampau. Menhir-menhir yang tersebar di wilayah Kerinci telah diteliti oleh arkeolog asing, Dominik Bonatz, yang berasal dari Jerman. Umumnya megalit Kerinci berbentuk silindris ataupun kerucut.

Menhir Rebah dari Kerinci. Sumber: kerinciinspirasi.blogspot.com
Menhir Rebah dari Kerinci. Sumber: kerinciinspirasi.blogspot.com
Menhir Rebah Situs Talang Jambu Abang. Sumber: ronheqincay.blogspot.com
Menhir Rebah Situs Talang Jambu Abang. Sumber: ronheqincay.blogspot.com
4. Naskah Melayu tertua di dunia, tersimpan di sini

Uli Kozok, seorang filolog asal Jerman pada tahun 2006 yang lalu mengemukakan temuan fenomenal hasil penelitiannya. Sebuah naskah kuno yang berasal dari abad ke 14 M, disimpan sebagai pusaka oleh masyarakat adat Kerinci di Dusun Tanjung Tanah. Naskah ini ditulis pada kertas daluang (terbuat dari kayu), menggunakan aksara Sumatera kuno yang masih serumpun dengan aksara Jawa Kuno- disebut pula dengan aksara kawi/pascapallawa---Naskah ini ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno, berisi tentang undang-undang Kerajaan yang dianugrahkan oleh Maharaja Dharmasraya kepada para Dipati yang berkuasa di Kerinci. Dalam naskah inilah wilayah Kerinci disebut dengan nama Silunjur Bumi Kurinci.

Keunikannya adalah biasanya naskah-naskah kuna yang berasal dari periode klasik di Indonesia, mengalami penyalinan-penyalinan ulang seperti kasus Kitab Negarakertagama, walaupun kontainnya berisi kisah mengenai Majapahit, tetapi media penulisannya (lontar) justru berusia jauh lebih muda. Berbeda dengan naskah kitab Undang-undang Tanjung Tanah, media tulis maupun kontainnya berasal dari periode yang sama sekitar abad ke 14 M, hal ini diketahui dari uji karbon terhadap sampel daluang dari naskah itu sendiri. Saya berharap naskah ini nantinya turut diakui oleh UNESCO sebagai memory of the world.

Naskah Melayu Tertua di Dunia yang Ditemukan di Kerinci. Dok. ulikozok.com
Naskah Melayu Tertua di Dunia yang Ditemukan di Kerinci. Dok. ulikozok.com
5. Perempuan-perempuannya yang sakti

Jikalau Anda sering melihat atraksi budaya yang menyuguhkan kekebalan seperti tidak luka kena pisau, keris dan berbagai senjata tajam lainnya, maka umumnya hal tersebut dilakukan oleh para pria, tentu hal tersebut merupakan hal yang biasa-biasa saja karena memang pria identik dengan kekuatan dan maskulinitas. Luar biasanya di Kerinci, atraksi kekebalan tersebut justru dilakukan oleh para perempuan.

Dalam sebuah tarian magis yang disebut niti naek maligai, kita dapat menyaksikan bagaimana perempuan-perempuan Kerinci melakukan hal-hal ekstrim seperti menari di atas api, menginjak pecahan kaca, menari di atas sebutir telur, dihunus dengan pedang, tetapi hal-hal tersebut tak menimbulkan bekas luka sedikitpun.

Menurut kisahnya, tari magis yang dipertunjukkan ini sebenarnya berasal dari ritual naek mahligai. Ritual ini adalah ritual penyempurnaan keilmuan bagi ahli spiritual dalam kepercayaan Kerinci kuno yang disebut dengan balian salle, umumnya balian salle dijabat oleh perempuan-perempuan berdasarkan garis keturunan. Perempuan dalam masyarakat Kerinci memang menduduki posisi penting sebagai pelaksana ritual, sekaligus sebagai dukun. Selain itu, sebagian besar orang-orang dari luar Kerinci, menilai gadis-gadis Kerinci umumnya memiliki paras yang cantik. Benarkah?

Atraksi Memadamkan Api dalam Tarian. Dok.pribadi
Atraksi Memadamkan Api dalam Tarian. Dok.pribadi
Atraksi menginjak Telur yang tidak pecah, Dok. Pribadi
Atraksi menginjak Telur yang tidak pecah, Dok. Pribadi
6. Jangan takut tak punya uang di sini, karena Anda akan tetap  dipanggil "kaya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun