Perpajakan tumbuh positif 3,6% YoY, di tengah moderasi harga komoditas, terutama ditopang efektivitas reformasi perpajakan dan aktivitas ekonomi yang tetap tumbuh kuat. Kinerja PNBP mencapai Rp579,5 triliun, lebih tinggi dari target, di tengah moderasi harga komoditas dan ketidakpastian ekonomi global. Kinerja PNBP terutama ditopang kinerja positif dari BUMN dan inovasi layanan K/L serta membaiknya kinerja BLU.
Belanja tumbuh kuat 7,3% YoY, seiring dioptimalkannya APBN sebagai shock absorber melalui berbagai program seperti bantuan pangan untuk mitigasi dampak El Niño, SPHP, bansos (PKH, Kartu sembako, PIP, KIP Kuliah, PBI JKN), subsidi pupuk, subsidi bunga KUR, subsidi BBM, listrik, LPG 3Kg, serta Pemilu dan Pilkada serentak. Defisit primary balance sebesar Rp19,4 triliun dan risiko utang dalam batas manageable.
Kinerja APBN 2024 yang sehat menjadi landasan yang baik untuk menyongsong pelaksanaan APBN 2025.
Poin-Poin Utama dalam Pers Kemenkeu: Kinerja APBN 2024 dan Harapan untuk 2025:
Tantangan global dan dampak El Niño menyebabkan inflasi
Penerimaan negara mengalami kontraksi pada semester pertama
Harapan perbaikan di semester kedua
Defisit APBN diproyeksikan di level 2,29% dari PDB
Belanja negara meningkat 7,3%, fokus pada bantuan sosial dan subsidi
Penciptaan lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan
Penerimaan pajak tumbuh 3,6%, PNBP mencapai 579,5 triliun
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!