Akan tetapi, di tengah kumuhnya pasar, kami menemukan beberapa pihak yang masih
peduli. Pedagang yang sadar akan masalah sampah mulai berinisiatif sendiri. Salah
satunya Pak Abdul, pedagang pakaian. Beliau mengaku menyewa sendiri jasa
pengangkutan sampahnya untuk menjaga kebersihan di lapaknya.
Meski tidak banyak, setidaknya beliau ingin melakukan yang ia mampu. Pak Abdul
ingin menjaga kebersihan kiosnya agar memberikan kenyamanan bagi pelanggan
sehingga menjadi nilai positif tersendiri untuk dirinya. Perubahan mungkin masih bisa
terjadi karena masih ada yang peduli, contohnya Pak Abdul. Meski hal ini adalah PR bagi
pengelola pasar, nyatanya langkah awal adalah dari pribadi masing-masing.
Kunjungan ini adalah kunjungan yang kurang mengenakkan, tetapi kami juga berhasil
melihat bahwa masih adanya ketidakpedulian yang sudah mendarah daging pada suatu
komunitas. Dibutuhkan banyak pihak untuk menciptakan dan menjaga lingkungan yang
layak dan sehat untuk beraktivitas. Harapan kami tentu adanya tindakan yang dilakukan
oleh seluruh pihak terkait untuk mendorong kebersihan di kawasan ini. Pengelola pasar
juga harus lebih memperhatikan dan sebagai pihak mediasi dengan pemerintah untuk
menciptakan pasar tradisional yang lebih baik.
Urgensi Penataan dan Kebersihan
Sebagai salah satu pusat perdagangan terbesar di wilayah timur kota Bandung, terdapat
hal meresahkan baik bagi pedagang ataupun pengunjung. Lapisan kumuh yang
mengganggu kenyamanan berbelanja menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemilik
kios ataupun pemerintah setempat.
Idealnya pasar merupakan simbol dari keberhasilan serta keramaian, justru berbalik
menjadi simbol keacuhan dan masa bodoh. Infrastruktur yang buruk, kebersihan yang
kurang baik, serta tidak nyamannya fasilitas publik di sana menjadi perihal yang menjadi
sorotan yang menjadi urgensi untuk diatasi.
Genangan air dan sampah yang memenuhi jalan menjadi panorama sehari-hari di Pasar
Gedebage. Jalanan pasar yang sempit dan kotor menyebabkan ketidaknyamanan akses
bagi pedagang dan pembeli di sana. Frekuensi hujan di Bandung yang sekarang lagi terik-
teriknya menyebabkan banyak keluhan, salah satunya dari Ibu Tia, seorang pedagang
pakaian di sana. Kolam renang menjadi bahasa kiasannya untuk menggambarkan
kawasan Gedebage apabila diguyur hujan yang deras.
Minimnya pencahayaan serta sirkulasi udara juga menjadi masalah lain di pasar ini.
Selain mengurangi kenyamanan berbelanja, potensi untuk membahayakan kesehatan juga
penting untuk diperhatikan. Asap pembakaran sampah dan asap rokok di bagian dalam
pasar dapat menyebabkan penyakit pernapasan bagi para pengunjung lain. Hal tersebut
diperparah dengan kurangnya ventilasi sebagai pengatur aliran udara masuk dan keluar.
Tidak terkelolanya penumpukan sampah menambah situasi menjadi lebih parah yang
dapat memicu timbulnya berbagai penyakit.
Program-program telah diinisiasi oleh Pemerintah Kota Bandung, tetapi hal tersebut
terasa lamban pengerjaannya. Kontribusi para pedagang pada ekonomi lokal yang tidak
bisa dianggap remeh, tetapi mereka tetap diabaikan. Itulah yang dikeluhkan oleh Pak
Iman sebagai pedagang buah di sana. Penataan tempat yang kurang baik menyebabkan
masalah ini.
pihak untuk meningkatkan kenyamanan serta keamanan dalam berbelanja sehingga
menghasilkan dampak ekonomi yang terus membaik bagi pedagang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H