Selain itu, seumpama dihitung secara matematika, potongan tiga persen terhadap gaji 8 juta per bulan, cuma terkumpul 2,88 juta per tahan, setelah 20 tahun dana terkumpul tak lebih dari 57 juta. Dengan kata lain, dari mana kita mendapatkan rumah 57 juta?
Benar, niatan membantu dalam membeli rumah memang baik, tetapi juga harus diiringi dengan di mana dan seperti apa bentuk hunian tersebut.
Terlepas dari semua, Program kewajiban menabung ini tak bisa dipungkiri akan rentan menjadi sarang korupsi, sama seperti kasus Jiwasraya, Taspen, dan Asabri. Meskipun, tuduhan semacam ini tidak berdasar, tetapi ketakutan masyarakat sangat terang dan bisa dipahami.Â
Secara keseluruhan, niatan Tapera harus diapresiasi, meskipun empat tahun belakangan belum bisa terealisasi. Bagaimanapun, penolakan kali ini bisa dijadikan sebagai pelajaran berharga, boleh jadi setelah ini akan ada ide lain jauh lebih memuaskan, dan harus diingat ide tersebut lahir tak lepas dari Tapera.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H