Maksudku, rumah dinas? Bukankah memiliki rumah dinas merupakan sesuatu yang luar biasa, tetapi juga tak bisa dipungkiri akan jauh lebih baik kalau memiliki rumah dinas secara nyata, bukan cuma dalam pikiran kita. Oleh karena itu, Tuhan bisa dipastikan terbukti ada--baik dalam imajinasi atau realitas.
Meski demikian, salah satu filsuf bernama Gaunilo tak puas dengan hal ini, dia berargumen bahwa teori ini terlalu bisa untuk membuat garis penalaran sama tentang bukti keberadaan dari semua hal yang bisa kita bayangkan. Dia membuat argumen yang sama dengan Anselm untuk membuktikan keberadaan pulau mistis yang hilang.
Pulau terbaik yang bisa kubayangkan merupakan pulau di mana bisa direnangi dan menenangkan tepat di area tropis dan semua langit ditutupi oleh awan pegunungan. Saya bisa menggambarkan semua dalam pikiran, semua ini harus ada. Jika tidak ada, ini bukan pulau terbaik--di sana pasti ada satu pulau lebih baik dan harus nyata.Â
Sederhananya, Gaunilo berargumen bahwa kita selalu bisa menggambarkan semua hal yang kita inginkan--tetapi tak akan membuat semua ini nyata.
Argumen ini dibalas langsung oleh Anselm, bahwa Gaunilo salah tangkap dengan argumen yang sudah dibuat, argumen ini hanya akan bekerja untuk sesuatu yang penting, yang mana cuma ada satu hal diperlukan--Tuhan. Yah! ini merupakan salah satu contoh dari cacat penalaran atau kesesatan, sesuatu yang melemahkan atau menghancurkan argumen.
Dengan menambahkan sebuah konsep "satu hal diperlukan" ke dalam definisi Tuhan, Anselm membuat keberadaan Tuhan menjadi bagian dari definisi Tuhan. Dari sini pembaca bisa menilai sendiri maksud semua ini.
Perkembangan filosofi religi
Salah satu pembenaran muncul ratusan tahun setelah era Anselm, abad XVIII oleh Immanuel Kant, seorang filsuf dari Jerman. Kant menawarkan sebuah pemikiran di mana "keberadaan bukan sebuah predikat."
Bisa dikatakan bahwa sebuah eksistensi bukan merupakan karakteristik dari sebuah objek.
Misal, kalau segitiga ada, harus memiliki tiga sisi. Namun, bisa juga tidak ada segitiga sama sekali, karena ide eksistensi sebuah segitiga bukan bagian dari deskripsi segitiga. Demikian juga, Kant bisa berargumen, kalau Tuhan ada, pasti makhluk terbaik yang bisa dibayangkan, tetapi kalau tidak, berarti bisa dibilang memang tidak ada.
Predikat menambahkan esensi terhadap suatu subjek, tetapi tidak bisa digunakan untuk membuktikan keberadaan.Â
Beberapa tahun kemudian, John Wisdom, filsuf dari Inggris datang dengan ide menarik tentang argumentasi ontologi, ide ini dikenal sebagai The Parable of The Invisible Gardener.
Orang I dan Orang II kembali mengunjungi kebun setelah sekian lama, lalu menyadari beberapa tanaman tumbuh subur dan cerah. Orang I mengatakan, "tukang kebun pasti merawat kebun ketika mereka pergi." Orang II meragukan, lalu mereka setuju untuk menunggu tukang kebun.
Beberapa jam berlalu, tidak ada siapa-siapa, Orang I mengatakan, "tukang kebun pasti tak terlihat". Jadi, mereka memasang jebakan dan membawa anjing pelacak untuk menangkap tukang kebun. Namun, masih tidak ada tukang kebun ditemukan di sana.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!