Di lain sisi, Atletico terlihat kesulitan dalam mengembangkan permainan, bahkan setelah memasukkan Alvaro Morata, yang memang cukup berdampak dalam opsi menyerang tim.
Namun, Inter Milan terlihat berada di level yang berbeda, momen di mana tim tamu menyerang, hampir setiap waktu tim ini mendapatkan kesempatan untuk melakukan serangan balik cepat. Tanpa Oblak di sana, boleh jadi sudah tiga gol dimasukkan dalam gawang.
Menit 78, setelah beberapa kali percobaan gagal. Kali ini melalui serangan balik bola dibawa Martinez, berhasil berhadapan dengan kiper mengambil tembakan, berhasil diblok oleh Oblak, tetapi bola itu tidak sengaja mengarah ke Arnautovic yang tanpa penjagaan, tanpa jeda dengan insting mencetak golnya, dia memasukkan bola ke dalam gawang, what a great positioning! (1-0).
Setelahnya, Inter masih bermain mendominasi, pemain tak puas dengan keunggulan satu angka. Mereka tahu, meski dengan satu gol semua masih bisa terjadi di Madrid.
Sementara itu, entah mengapa Atletico masih belum bisa mengembangkan permainan, mereka benar-benar tersiksa dengan permainan yang dimainkan. Tak banyak terjadi setelahnya, skor berakhir dengan keunggulan satu angka untuk tim tuan rumah.
Review
Pertandingan luar biasa untuk Inter Milan, meski hanya satu gol yang berhasil diselesaikan. Namun, kita tidak boleh lupa kalau penjaga gawang tim tamu masih Jan Oblak, salah satu kiper terbaik dunia, apalagi dalam pertandingan ini dia jelas tengah berada dalam puncaknya.
Di samping itu, Inter Milan terlihat jauh lebih dewasa, semua pola permainan, identitas dalam bermain, semua dipersembahkan dengan cukup baik dalam pertandingan ini, sangat masuk akal tim ini masih memimpin klasemen liga Italia.
Di lain sisi, Atletico benar-benar jatuh, tim  ini sudah lama dilatih Simeone, jauh lebih lama dibandingkan dengan Inzaghi bersama Inter. Namun, tidak terlihat identitas bermain di sana, tim ini terlalu mudah untuk bermain bertahan.Â
Seharusnya, Morata bermain lebih cepat, Griezmann bermain di depan benar-benar tidak diperlukan, juga Koke yang terlalu lambat dalam bermain transisi, juga masih ada de Paul yang sudah tak lagi terlihat kerja kerasnya. Mereka terlalu beruntung untuk mendapatkan Jan Oblak.
Setelah semuanya, tim ini masih memiliki kesempatan besar di Madrid, sangat tidak perlu untuk bermain bertahan di depan publik sendiri, Simeone tahu betul akan hal itu.