Lanjutan liga Champions 16 besar kembali dimulai, minggu yang tentu ditunggu oleh penggemar sepakbola Eropa. Dalam pertandingan kali ini, Atletico diharuskan bertandang menghadapi Inter Milan, bermain dalam kengerian Giuseppe Meazza, Italia
Kedua tim cenderung bermain menyerang, meski terkadang tak bisa dipungkiri Atletico masih bertahan juga di mana tim ini bertemu dengan tim yang lebih kuat, selayaknya Real Madrid, Girona, maupun Barcelona.
Dalam pertandingan ini juga mungkin akan sama, cukup bisa dilihat dari Alvaro Morata dan Memphis Depay yang memulai dari bangku cadangan, besar kemungkinan tim ini akan bermain lebih ke dalam, imbang bukan hasil yang buruk untuk menyelesaikan pertandingan ini.
Di lain sisi, Inter sebagai tim tuan rumah, tentu ingin menyelesaikan semuanya di sini, setidaknya satu gol untuk hari ini. Mereka benar-benar paham, peluang akan semakin melebar untuk tim lawan bermain di Madrid, dengan skuad yang diturunkan tim tuan rumah terlihat sangat siap untuk memenangkan pertandingan.
Bagaimana pertandingan berjalan
Pertandingan dimulai dengan sangat kuat oleh kedua tim, mereka berdua mencoba mendominasi, bermain dengan tempo tinggi, akan tetapi keduanya sama-sama tak punya pengumpan kreatif yang bisa dengan cepat mengirim bola langsung menuju kaki pemain depan.Â
Tiga puluh menit pertandingan, tempo mulai menurun, terutama untuk tim tuan tamu. Mereka jelas mencoba bermain lebih ke dalam, sudah tak lagi terlihat intensi untuk mencetak angka.
Sementara itu, Inter Milan masih bermain aktif dalam menekan permainan lawan, meski kadang umpan itu sudah sampai ke depan, striker mereka tak bisa menyelesaikan peluang,
Menit 37, de Paul kehilangan bola dalam membangun serangan. Thuram menerima bola dengan baik, berlari cepat tak ada yang bisa mengejarnya, berhasil menemukan Martinez dengan umpan pendek dalam kotak penalti. Namun, tendangan Martinez berhasil diblok oleh bek lawan. Setelahnya, Thuram juga dapat peluang yang hampir mirip, tetapi juga dihentikan oleh Oblak.
Kedua tim menguasai pertandingan dengan berimbang sepanjang babak pertama, sama-sama sudah menunjukkan bagaimana sisi ofensif dan defensif dari keduanya. Hasil masih tanpa gol.
Babak kedua dimulai dengan kuat oleh Inter, mereka langsung bermain dengan tempo tinggi, membuat peluang terbuka melalui kombinasi tim, tetapi peluang kembali tak bisa diselesaikan dengan baik, kegagalan kontrol Arnautovic membuat arah bola terbang jauh ke atas tribun.
Di lain sisi, Atletico terlihat kesulitan dalam mengembangkan permainan, bahkan setelah memasukkan Alvaro Morata, yang memang cukup berdampak dalam opsi menyerang tim.
Namun, Inter Milan terlihat berada di level yang berbeda, momen di mana tim tamu menyerang, hampir setiap waktu tim ini mendapatkan kesempatan untuk melakukan serangan balik cepat. Tanpa Oblak di sana, boleh jadi sudah tiga gol dimasukkan dalam gawang.
Menit 78, setelah beberapa kali percobaan gagal. Kali ini melalui serangan balik bola dibawa Martinez, berhasil berhadapan dengan kiper mengambil tembakan, berhasil diblok oleh Oblak, tetapi bola itu tidak sengaja mengarah ke Arnautovic yang tanpa penjagaan, tanpa jeda dengan insting mencetak golnya, dia memasukkan bola ke dalam gawang, what a great positioning! (1-0).
Setelahnya, Inter masih bermain mendominasi, pemain tak puas dengan keunggulan satu angka. Mereka tahu, meski dengan satu gol semua masih bisa terjadi di Madrid.
Sementara itu, entah mengapa Atletico masih belum bisa mengembangkan permainan, mereka benar-benar tersiksa dengan permainan yang dimainkan. Tak banyak terjadi setelahnya, skor berakhir dengan keunggulan satu angka untuk tim tuan rumah.
Review
Pertandingan luar biasa untuk Inter Milan, meski hanya satu gol yang berhasil diselesaikan. Namun, kita tidak boleh lupa kalau penjaga gawang tim tamu masih Jan Oblak, salah satu kiper terbaik dunia, apalagi dalam pertandingan ini dia jelas tengah berada dalam puncaknya.
Di samping itu, Inter Milan terlihat jauh lebih dewasa, semua pola permainan, identitas dalam bermain, semua dipersembahkan dengan cukup baik dalam pertandingan ini, sangat masuk akal tim ini masih memimpin klasemen liga Italia.
Di lain sisi, Atletico benar-benar jatuh, tim  ini sudah lama dilatih Simeone, jauh lebih lama dibandingkan dengan Inzaghi bersama Inter. Namun, tidak terlihat identitas bermain di sana, tim ini terlalu mudah untuk bermain bertahan.Â
Seharusnya, Morata bermain lebih cepat, Griezmann bermain di depan benar-benar tidak diperlukan, juga Koke yang terlalu lambat dalam bermain transisi, juga masih ada de Paul yang sudah tak lagi terlihat kerja kerasnya. Mereka terlalu beruntung untuk mendapatkan Jan Oblak.
Setelah semuanya, tim ini masih memiliki kesempatan besar di Madrid, sangat tidak perlu untuk bermain bertahan di depan publik sendiri, Simeone tahu betul akan hal itu.
Kesebelasan bermain dalam lapangan.
Inter Milan (3-5-2): Sommer; Pavard, De Vrij, Bastoni; Darmian, Barella, Hakan alhanoglu, Mkhitaryan, Dimarco; Lautaro Martnez, Thuram.
Atltico Madrid (4-4-2): Oblak; Molina, Witsel, Gimnez, Hermoso, Samuel Lino; De Paul, Koke, Sal; Griezmann, Marcos Llorente.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H