Meski demikian, hasil ini sangat berbeda dengan kompetisi domestik di mana tim baru kalah satu kali sepanjang musim, sebuah fundamental kokoh untuk membangun tim kuat dalam beberapa tahun ke depan. Terlebih, tim ini tidak memiliki ketergantungan dengan satu atau dua pemain, secara kualitas semua hampir merata.
Terlepas dari semua, kompetisi liga Champions bisa dibilang hanya soal keberuntungan bertemu dengan siapa selanjutnya, selama tim ini tidak bertemu dengan Real Madrid, Arsenal, maupun Manchester City dalam undian delapan besar, ada kemungkinan lebih besar untuk memenangkan trofi di sana, karena dengan banyak pertandingan dialami tentu mengubah tim menjadi jauh lebih dewasa dan berkembang dibandingkan tim yang sekarang.
Bagaimana dia akan berkontribusi
Tentu, dengan mencetak gol. Tiga kata paling dekat dengan Mbappe, sebagai superstar yang bermain di depan sudah sebuah kewajiban untuknya membawa tim memenangkan pertandingan.
Meski begitu, Mbappe sebenarnya sudah berkontribusi lebih selama ini, dengan hadirnya dia dalam lapangan tanpa melakukan apa-apa saja, pasti sudah dikawal oleh dua pemain, dianggap sebagai ancaman. Itu lah kontribusi yang tak tersedia dalam data, tetapi nyata adanya.
Di samping itu, tak jarang juga Mbappe memberikan umpan silang untuk temannya, atau umpan geser tinggal tap-in, setelah berlari puluhan meter, juga menggocek beberapa pemain untuk mendapatkan sebuah momen. Masalahnya, Kolo Moani bukan stiker yang gampang untuk mencetak gol, kita tahu akan hal itu.Â
Setelah semuanya, kita seharusnya tidak meragukan kontribusinya untuk tim. Meski sempat gagal dalam proyek mengumpulkan pemain bintang, bukan berarti PSG melakukan kesalahan sama dengan menghargainya sebagai pemain termahal di daratan Eropa. Semua itu sangat layak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H