Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran transportasi MRT (Mass Rapid Transit atau moda raya terpadu) dalam mendukung industri pariwisata bisnis di Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kali ini merupakan bentuk pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan selama dua minggu dengan wawancara mendalam dan teknik participatory observation. Data yang diperoleh dari hasil penelitian, dianalisis dengan menggunakan model deskriptif. Data- data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan teori PEST (PEST Analysis), untuk kemudian dideskripsikan melalui business model canvas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MRT Jakarta merupakan jenis transportasi yang tepat dalam memperlancar aksesibilitas wisatawan selama berlibur, maupun berbisnis di Jakarta. MRT Jakarta juga telah mengubah cara berperilaku dan mengubah peradaban masyarakat Jakarta, untuk lebih tertib, disiplin, dan menyukai transportasi publik. Hal ini akan mengurangi potensi polusi udara dan bunyi di Jakarta. Dengan value proposition dalam business model canvas yang menunjukkan moda transportasi yang cepat, ramah lingkungan, tanpa macet, serta berteknologi tinggi, MRT Jakarta diperkirakan akan menjadi primadona para wisatawan, baik yang sedang berbisnis, maupun yang sedang menikmati daya tarik wisata di ibukota Jakarta. Untuk kedepannya, PT MRT Jakarta diminta untuk tetap melanjutkan proses konstruksi rel berikutnya, sembari mempertahankan standar pelayanan prima yang selama ini sudah diterapkan.
Kata Kunci: Integrasi, MRT, Transjakarta, Perkembangan Ekonomi, Lapangan Pekerjaan
Pendahuluan
Plaza Blok M dapat disebut sebagai salah satu pusat perbelanjaan yang paling ramai pada tahun 1900-an. Banyak anak muda yang datang ke Plaza Blok M entah untuk berbelanja atau sekedar bersantai menghabiskan waktu karena pada masa itu kita dianggap tidak faul jika tidak berkunjung ke pusat perbelanjaan satu ini. Namun saat ini rata-rata jumlah pengunjung Plaza Blok M mengalami penurunan hingga 50% dari awalnya 14.000-15.000 pengunjung per hari menjadi hanya 7.000-8.000 pengunjung per hari (kompas, 2017).
Beberapa penyebabnya antara lain karena ada mall lain dengan tenant yang lebih bagus sehingga tenant Plaza Blok M dianggap ketinggalan zaman. Alasan lainnya karena aktivitas konstruksi MRT yang membuat akses menuju Plaza Blok M menjadi terganggu. Kemudian kawasan Plaza Blok M yang berubah seiring waktu karena kebijakan yang diusung oleh gubernur yang menjabat pada saat itu. Kepemimpinan Ali Sadikin menghasilkan revitalisasi armada bus dan pembangunan terminal bus. Lalu, pada masa jabatan Sutiyoso, program yang dianggap paling berhasil adalah peluncuran sistem angkutan massal yang saat ini dikenal dengan nama Transjakarta sebagai bagian dari sistem transportasi umum baru (detik, 2006).
Pembangunan MRT di Plaza Blok M ini memberikan beberapa dampak secara positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah akan ada arus pengguna moda transportasi MRT dalam jumlah besar yang akan melewati stasiun MRT Blok M. Dengan ini diharapkan pihak Plaza Blok M dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk meningkatkan kembali jumlah pengunjung. Namun, ada juga dampak negatif yang disebabkan  pembangunan MRT ini. Selama proses konstruksi MRT, pejalan kaki tidak bisa menyebrang dari area pertokoan ke Plaza Blok M dan harus mengambil jalan lain karena aksesnya sudah ditutup pagar. Sebelum adanya konstruksi MRT juga terdapat akses  penyebrangan yang berada di depan taman literasi Martha Tiahahu yang tersambung ke akses pedestrian di luar Plaza Blok M. Namun jembatan hilang semenjak adanya konstruksi MRT. Begitupun akses kendaraan bermotor yang ditutup sehingga pengendara bermotor harus mencari jalan lain.Â
Rumusan Masalah
Apakah integrasi MRT dan Transjakarta meningkatkan jumlah pengunjung ke Mall Blok M dan Mall Plaza Blok M
Apakah integrasi MRT dan Transjakarta telah meningkatkan aksesibilitas ke lokasi Blok M Square dan Taman Literasi, sehingga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kedua mall tersebut ?
Bagaimana penggunaan MRT dan Transjakarta dapat mempengaruhi pendapatan dan penjualan tenant di kedua mall?Â