Mohon tunggu...
Hadits Al Hasan
Hadits Al Hasan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Perkenalkan nama saya Hadits Al Hasan. Seorang manusia biasa yang bercita - cita menjadi seorang pribadi yang luar biasa. Saya merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Saya memiliki hobi yakni membaca, menulis yang seperti bagian dari hidup saya. Tentu saja itu bukanlah satu hal yang luar biasa, akan tetapi saya akan berusaha untuk menggapainya guna bisa membahagiakan orang tua saya. Berpikir, adalah asas kebebasan setiap manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Ojek Online

19 Agustus 2024   18:19 Diperbarui: 19 Agustus 2024   18:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini adalah cerita yang dialami oleh penulis sendiri selama beberapa waktu ini menjadi pengemudi Ojek Online. Penulis telah menjadi pengemudi Ojek Online memang belum terlalu lama. Meski begitu, penulis menemukan banyak sekali cerita tersirat yang sepertinya sedikit menarik untuk diceritakan ataupun di share kepada khalayak banyak.

 

Cerita ini akan penulis buka di waktu subuh. Jujur, waktu subuh adalah waktu yang sangat menantang bagi penulis, karena di waktu tersebut setelah bangun subuh atau bahkan sebelum melaksanakan shalat Subuh, penulis harus segera melakukan "Vermuk", alias Verifikasi Wajah yang biasa dilakukan oleh para pengemudi Ojek Online sewaktu mereka akan menggunakan aplikasi nya, sebagai syarat memastikan bahwa pengguna atau pengemudi tersebut betul - betul terdaftar sebagai Pengemudi Ojek Online di perusahaan yang bersangkutan.

 

Kenapa penulis mengatakan cukup menantang? Karena ketika Verifikasi Wajah itu dilakukan sering kali mata masih dalam keadaan mengantuk. Masih berat sekali untuk membuka mata atau lebih miris nya lagi ada sedikit belek yang masih menyangkut di sekitaran kelopak mata. Hal itu dilakukan agar supaya potensi adanya penumpang ketika membuka aplikasi awal - awal menjadi lebih besar. Sesuai dengan pepatah yang sering kita dengar, "Jangan bangun kesiangan, nanti rezeki nya dipatok ayam"  :)

 

Beberapa saat kemudian, penulis shalat subuh dan bersiap diri untuk berangkat mencari rezeki di pagi - pagi buta itu. Ternyata waktu subuh tidaklah sesunyi yang penulis kira. Meskipun penulis tinggal di wilayah pedesaan di utara Kabupaten Bekasi, bisa dikatakan jam - jam pagi buta itu sudah bisa dibilang ramai. Sudah banyak pengendara yang melewati jalan raya yang berada di depan Gapura rumah penulis karena memang akses nya cukup strategis untuk langsung ke Mantan Ibukota Jakarta.

 

Kebetulan penulis menggunakan Motor Listrik atau disingkat MOLIS, sebuah gebrakan revolusioner untuk kendaraan ramah lingkungan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan jasa penyedia transportasi online terbesar di Indonesia. Penulis kemudian mengganti baterai di tempat - tempat yang sudah ditentukan lalu kemudian menunggu adanya penumpang.

 

Pagi itu, kebetulan penulis mendapatkan penumpang. Seorang wanita karir yang bekerja di suatu lembaga kementerian Indonesia, terlihat dari seragam yang ia pakai dan ada tulisan nama instansi yang bersangkutan. Penulis menjemputnya ke rumahnya, yang berada di salah satu cluster elit di sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Bekasi.

 

Penulis pun berangkat, tapi penulis tidak banyak berbicara dengan penumpang. Mengingat ditakutkan akan dianggap hal yang tidak - tidak oleh penumpang, mengetahui resiko nya bisa dianggap sebagai pelecehan seksual. Meskipun penulis tidak ada niatan jahat apapun sama sekali.

 

Penulis pun mengantarkan nya ke tujuan, sebuah pemberhentian bis Transjakarta. Akan tetapi, bis Transjakarta itu sudah keburu jalan duluan, menyebabkan si "Mbak" ini tertinggal bis. Ia menerangkan jika ia tertinggal, maka ia harus menunggu 15 menit lagi sampai bis berikutnya sampai di pemberhentian bis tempat tujuan awal tadi. Tidak ingin hal itu terjadi, si "Mbak" ini meminta penulis sebagai pengemudi untuk mengejar bis tersebut.

 

Tidak memiliki pilihan lain, penulis kemudian mengejar bis tersebut hingga ke pemberhentian berikutnya. Namun pada akhirnya, bis itu berhasil dikejar dan si mbak ini berhasil menaiki bis nya dan memberikan uang tunai sebesar Rp16.000. Lumayan, meski tidak banyak, sesuai dengan tarif yang tertulis di layar.

 

Ada banyak sekali cerita inspiratif yang penulis temui selama menjadi pengemudi Ojol, meski masih seumur jagung. Penulis pernah bertemu dengan seorang pengemudi Ojol, seprofesi dengan penulis. Seorang bapak - bapak yang sudah cukup berumur, sekitar 43 tahun dengan sekelumit kisah hidup nya yang rumit. Ia memiliki 4 orang anak, namun sayang ia harus menghadapi kenyataan bahwa ia mengalami perceraian dengan istrinya. Istrinya membawa 2 anak nya sementara dirinya membawa 2 anak sisanya.

 

Ia banyak bercerita, bagaimana dirinya berusaha menghidupi kedua anaknya. Ironisnya, ketika pertama kali bertemu, ia ingin meminjam uang sebesar Rp10.000 untuk membeli makan karena ia belum makan sedari pagi. Banyak sekali ia bercerita. Penulis hanya bisa mendengarkan seraya ingin sekali mengelus dada dan menghela nafas panjang.

 

Ia pernah masuk rumah sakit dan dirawat selama 2 hari karena ia sering telat makan atau bahkan tidak makan sama sekali. Bahkan, ia pernah tidak pulang ke rumah selama 5 hari lamanya hanya untuk mencari secercah rezeki yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan kebahagiaan dan terjamin nya kehidupan anak - anak nya. Ia sampai rela tertidur di bawah kolong jembatan Semanggi dan kadangkala tidak memiliki banyak "Orderan" untuk mencukupi kebutuhan nya.

 

Penulis sempat mengobrol sedikit tentang bapak itu, ia bercerita kalau dia adalah seorang Security di suatu mall yang ada di Bekasi. Akan tetapi, ia mengundurkan diri dengan alasan sang atasan selalu mengingkari janji kenaikan gaji nya. Ia meminta kepada atasan nya untuk menaikkan gaji nya mengingat karyawan - karyawan lain juga turut dinaikkan gaji nya. Akan tetapi, janji itu mangkrak, molor, hingga pada akhirnya bapak itu memutuskan untuk keluar dari pekerjaan nya dan beralih profesi menjadi pengemudi Ojol yang penghasilan nya mungkin belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

 

Itu adalah sebagian cerita yang dialami oleh penulis. Bagaimana kepahitan hidup begitu terasa kepada kami yang berjuang di jalanan, mencari rezeki dengan bayaran yang tidak seberapa atau bahkan tidak terlalu mencukupi untuk kebutuhan. Namun, pesan yang penulis ambil adalah untuk selalu tetap bersyukur karena hidup ini adalah perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun