Minggu pertama, Sania mencoba menelepon ibunya. Tidak diangkat.
Minggu kedua, ia mengunjungi rumahnya. Tidak diizinkan masuk.
Bulan pertama, Arfan mengunjungi orang tuanya. Ayahnya mengusirnya.
Mereka bersabar. Mereka terus berusaha. Hingga bulan keempat, saat Sania jatuh sakit. Ibunya datang.
Sania menangis di pelukan ibunya.
"Maafkan aku, Bu..."
Ibunya pun menangis. "Ibu marah karena ingin kamu bahagia, Nak. Tapi Ibu lupa, kebahagiaan bukan Ibu yang tentukan."
Dan saat itulah, perlahan, restu mulai datang. Tidak seketika. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi cinta dan kesabaran selalu menemukan jalannya.
Kini, mereka tahu. Restu bukan sesuatu yang didapat dengan paksa. Tapi sesuatu yang diperjuangkan dengan cinta dan kesabaran.
Dan cinta yang benar, selalu menemukan jalannya.
(Buat mereka yang sedang berjuang membangun keluarga kecil, sertakan Allah dalam setiap perjuanganmu. Ridho Allah terletak pada ridho orang tua, jadi teruslah berbuat baik kepada mereka. Dalam setiap tindakan mereka, sekonyol apapun dalam pandanganmu, terkandung cinta di dalamnya. Selalu sukses buat kalian).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI