Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Analis Data, Konsultan Statistik, Pemerhati Hal Remeh Temeh

Aktivitas sehari-hari sebagai dosen statisika, dengan bermain tenis meja sebagai hobi. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Antara Restu dan Cinta

3 Februari 2025   07:26 Diperbarui: 3 Februari 2025   07:26 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI Di Antara Restu dan Cinta (Sumber: Freepik)

Orang tua Sania ingin agar ia menunggu kakaknya. Kakak perempuan yang sampai saat ini belum bertemu jodohnya. Belum jelas. Sedangkan orang tua Arfan ingin dia lebih dulu membantu adik-adiknya. Kedua orang tua mereka ingin mereka menunggu. Menunggu sampai entah kapan.

"Kalau kamu menikah duluan, kakakmu bagaimana?" ucap ibunya dengan nada dingin.

"Tapi Bu, Kakak sendiri sudah mengizinkan..."

"Bukan izin yang kami butuhkan. Kami ingin kamu menunggu!"

Sania terdiam. Ia tidak ingin membantah. Tidak ingin menyakiti hati ibunya. Tapi bukankah hatinya sendiri sudah remuk? Bingung, sedih, tak tahu harus bagaimana. Ia hanya bisa menangis dalam diam. Semua cara sudah ditempuhnya.

***

Arfan mendekati ibunya dengan hati-hati.

"Ibu... aku bisa tetap membantu adik-adik setelah menikah."

Ibunya menatapnya lama. "Pernikahan bukan hanya tentang kalian berdua, Fan. Ada keluarga yang harus dipikirkan."

"Tapi Bu..."

"Tidak ada tapi! Kamu harus sabar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun