Orang tua Sania ingin agar ia menunggu kakaknya. Kakak perempuan yang sampai saat ini belum bertemu jodohnya. Belum jelas. Sedangkan orang tua Arfan ingin dia lebih dulu membantu adik-adiknya. Kedua orang tua mereka ingin mereka menunggu. Menunggu sampai entah kapan.
"Kalau kamu menikah duluan, kakakmu bagaimana?" ucap ibunya dengan nada dingin.
"Tapi Bu, Kakak sendiri sudah mengizinkan..."
"Bukan izin yang kami butuhkan. Kami ingin kamu menunggu!"
Sania terdiam. Ia tidak ingin membantah. Tidak ingin menyakiti hati ibunya. Tapi bukankah hatinya sendiri sudah remuk? Bingung, sedih, tak tahu harus bagaimana. Ia hanya bisa menangis dalam diam. Semua cara sudah ditempuhnya.
***
Arfan mendekati ibunya dengan hati-hati.
"Ibu... aku bisa tetap membantu adik-adik setelah menikah."
Ibunya menatapnya lama. "Pernikahan bukan hanya tentang kalian berdua, Fan. Ada keluarga yang harus dipikirkan."
"Tapi Bu..."
"Tidak ada tapi! Kamu harus sabar."