"Dari Mohammad Toha om" jawabnya.
"Mohammad Toha ke cileunyi naik apa?" tanyaku lebih lanjut
"Jalan kaki".
"Emang gak dikasih uang sama bapak?" kucoba menyelidik.
"Bapak Ibuk lagi gak ada uang om, jadi disuruh berangkat jalan kaki".
"Bapak kerja apa?" saya masih penasaran. Apalagi jaraknya lumayan jauh,,,, tanpa dipegangi uang saku!!!
"Bapak narik ojek, tapi ini lagi sakit, jadi libur narik" jawabnya pelan.
Maasya Allaah ... Berangkat ke pondok dengan jalan kaki dari Muhammad Toha Bandung menuju Majalaya, tanpa bekal uang sepeserpun. Saya pun terdiam. Terasa hati ini tertampar. Badan sekecil itu harus menahan ujian yang mungkin tak mampu ditanggung anak seusianya. Anak-anak lain mungkin sedang bersantai di rumah, dengan segala fasilitas tersedia, terlindung dari dingin dan hujan. Sementara dia, dengan kaki kecilnya tertatih-tatih melangkah, mencoba melawan lelah. Yaa Allah, betapa hambaMu ini malu kepadanya.
Tak terasa mataku menjadi kabur, mungkin perpaduan air hujan dan air mata. Gak tau kenapa, air mata ini lolos begitu saja. Kucoba lihat wajahnya melalui spion. Ada gurat perjuangan hidup, namun sorot mata sayunya menampakkan semangat dan keteguhan.
"Kamu sudah makan?" kutanya dia.
"Tadi pagi om", katanya. Kucari warung terdekat dan mampir.