Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Beda Nasib Ester-Komang Ayu di Thailand Open 2024 dan Respons Warganet

15 Mei 2024   17:28 Diperbarui: 16 Mei 2024   11:18 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggal putri Indonesia, Komang Ayu Cahya Dewi. (Foto: ANTARA Foto/M Risyal Hidayat via Kompas.com)

Ada uang Abang disayang, tidak ada uang Abang ditendang.

Begitu bunyi ujar-ujaran yang kerapkali digunakan oleh banyak orang untuk menggambarkan dinamika kehidupan berumah tangga.

Bahwa, parameter bahagia dalam kehidupan rumah tangga itu hanya diukur dengan uang. Bila ada uang, rumah tangga jadi bahagia. Dan itu berlaku sebaliknya.

Meski, saya meyakini, masih banyak dari kita yang sudah berumah tangga, tidak melulu mengukur kebahagian hidup hanya dari punya duit berlimpah atau tidak.

Sebab, ada banyak hal lain yang bisa mendatangkan kebahagiaan. Seperti kesehatan, anak-anak yang baik, dan terpenting adalah sikap merasa cukup.

Saya mendadak teringat dengan kutipan tengil tersebut untuk menggambarkan respons warganet dalam menyikap penampilan pebulutangkis kita.

Bahwa, ketika pebulutangkis kita menang, maka akan disanjung dan dieluk-elukkan. Namun, ketika kalah, yang muncul adalah (katanya) kritikan tapi malah bernada cacian.

Meski, tidak semua warganet yang katrok seperti itu. Sebab, ada pula warganet dan badminton lovers yang bisa dewasa dalam menyikapi hasil apapun yang diraih pebulutangkis kita.

Beda nasib Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Komang Ayu Cahya Dewi di Thailand Open 2024

Ragam sikap warganet dalam merespons hasil di lapangan tersebut kembali muncul seiring hasil dari turnamen bulutangkis Thailand Open 2024 yang dimulai Selasa (15/5) kemarin.

Utamanya seiring hasil berbeda yang diraih oleh dua tunggal putri Indonesia, Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Komang Ayu Cahya Dewi di babak 32 besar Thailand Open 2024, Rabu (15/5).

Ester Nurumi Tri Wardoyo gagal meraih kemenangan. Dia langsung kandas di babak awal setelah kalah dari pemain India, Ashmita Chaliha lewat rubber game.

Ester Nurumi (19 tahun) sebenarnya mampu mengawali pertandingan dengan bagus. Dia unggul 21-19 di game pertama. Hanya saja, performanya menurun di game kedua.

Ester kalah 15-21 di game kedua sehingga terjadi rubber game. Lantas, di game ketiga, Ester kembali takluk dengan skor 14-21 dan terhenti di babak 32 besar turnamen BWF World Tour level Super 500 ini.

Komang Ayu Cahya Dewi juga harus bermain rubber game menghadapi pemain Hongkong, Saloni Samirbhai Mehta.

Komang (21 tahun) berhasil menang 21-17 di game pertama. Namun, dia kemudian takluk 13-21 di game kedua sehingga pertandingan berlanjut ke rubber game.

Tapi, di game ketiga, Komang mampu memperlihatkan kualitasnya. Dia mampu menang dengan skor cukup jauh, 21-11.

Ekspektasi tinggi untuk Ester dan Komang

Kita tahu, Ester dan Komang, bersama Gregoria Mariska Tunjung, menjadi tunggal putri yang berperan penting membawa tim putri bulutangkis Indonesia melaju ke final Piala Uber 2024 pada awal Mei lalu. 

Hanya saja, dari keberhasilan itu, lantas muncul ekspektasi tinggi. Utamanya untuk Ester dan Komang.

Ketika ekspektasi itu tidak terpenuhi, maka yang muncul adalah kekecewaan. Parahnya, kekecewaan itu dilampiaskan dengan menuliskan komentar yang tidak jarang memyebalkan untuk dibaca.

Tengok saja bagaimana komentar warganet di akun Instagram resmi PBSI @badminton.ina yang mengabarkan tentang kekalahan Ester tersebut. Plus komentarnya setelah pertandingan.

Sesuai pertandingan, Ester menyampaikan bahwa performanya hari ini memang berbeda jauh dibandingkan penampilannya di Piala Uber 2024 lalu. Dia lantas menyebut mungkin karena pemulihannya belum maksimal. 

"Saya akan coba lagi untuk melakukan pemulihan dan akan mencoba yang terbaik di turnamen selanjutnya, terang Ester Nurumi Tri Wardoyo dikutip dari badminton.ina.

Ajaibnya, lantas ada warganet yang merespons komentar itu dengan mempertanyakan apakah recovery seminggu lebih tidak cukup untuk mengembalikan pemain ke peak performance terbaiknya. Seolah pernyataan Ester itu dianggap hanya alasan belaka.

Ada baiknya, sebelum berkomentar, kita perlu melihat kembali bagaimana penampilan Ester di Piala Uber 2024 lalu.

Perlu diingat bahwa dari empat tunggal putri Indonesia di ajang tersebut, Ester yang paling sering main. Bahkan, dia selalu main dalam enam pertandingan. 

Tiga pertandingan di penyisihan grup melawan Hongkong, Uganda, dan Jepang. Lalu melawan Thailand di perempat final, Korea Selatan di semifinal, dan China di final. 

Sementara Gregoria Mariska sebagai tunggal pertama, diistirahatkan di laga melawan Uganda.

Sedangkan Komang Ayu sebagai tunggal ketiga, main empat kali. Yakni di penyisihan grup dan sekali di babak gugur saat menjadi penentu melawan Korea Selatan. Dia tidak main melawan Thailand dan China. 

Plus, tunggal keempat Ruzana yang dimainkan saat melawan Uganda.

Nah, dari situ, bisa terbayang betapa Ester yang lelah, sebenarnya memang butuh waktu untuk mere-charge tenaganya. Terlebih, dia seringkali bermain rubber game.

Dan, selama sepekan setelah Piala Uber 2024 itu, tentu saja pemain tidak hanya rebahan. Setelah jeda, mereka kembali berlatih sebagai persiapan tampil di Thailand Open 2024.

Satu lagi, lawan yang dihadapi pasti memiliki kondisi fisik yang lebih bugar. Serta sudah memantau permainan Ester ketika dia tampil bagus di Piala Uber 2024.

Jangan mengulang kisah Bilqis Prasista

Tentu saja, saya lebih senang bila Ester menang dan bisa melangkah jauh di Thailand Open 2024.

Namun, harus disadari bahwa namanya pertandingan bulutangkis pasti ada kalanya menang dan kalah. 

Karenanya, saya ingin mengajak sesama penikmat bulutangkis untuk bisa menyikapi kalah menang itu secara wajar. Tidak perlu menyudutkan apalagi mencemooh pemainnya.

Jangan sampai apa yang menimpa Bilqis Prasista dulu terulang lagi. 

Sampean (Anda) mungkin masih ingat, Bilqis Prasista pernah mendapat pujian setinggi langit dari warganet dan juga media di Piala Uber sebelumnya. 

Utamanya saat dia bisa mengalahkan pemain Jepang, Akane Yamaguchi yang saat itu menjadi pemain world number one. Ekspektasi kepada putri dari legenda bulutangkis Indonesia, Joko Supriyanto ini pun tinggi.

Yang terjadi kemudian, setelah Piala Uber selesai, Bilqis Prasista tidak mampu memenuhi ekspektasi itu. Meski dikirim tampil di beberapa turnamen kelas International Challenge, dia sulit mencapai babak penting.

Sampean bisa menebak yang terjadi setelah itu. Omongan macam-macam tertuju kepadanya. Karier Bilqis pun meredup sehingga tidak mampu menembus skuad Piala Uber 2024.

Jadi, penting untuk mendukung perjuangan atlet secara bijak. Apalagi, usia mereka masih muda. Yang bukan tidak mungkin mudah goyah ketika seringkali mendapat komentar dengan tone negatif.

Ingat, menang atau kalah itu hal biasa dalam pertandingan. Terpenting bagaimana pemain melakukan effort maksimal di lapangan.

Seperti Ester, kalah rubber game tentu menunjukkan bagaimana perjuangannya di lapangan. Toh, masih saja ada suara-suara miring mengarah kepadanya.

Pun, bagi Komang Ayu yang datang di Thailand Open 2024 bukan sebagai unggulan utama, menang kalah hal biasa. 

Bila mampu juara dengan mengalahkan pemain-pemain top, kita wajib mengapresiasi. Namun, bilapun kalah, tetaplah memberikan support positif. 

Jangan sampai, pebulutangkis-pebulutangkis muda kita malah jadi layu sebelum berkembang. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun