Fajar dan Daniel dimainkan saat melawan Korea. Dan penampilan keduanya bikin warganet terpesona.
Sebab, kombinasi Fajar sebagai pemain depan yang lihai dalam reading the game dan Daniel sebagai tukang smash dan meng-cover lapangan dari belakang, berjalan aduhai.
Meski, tidak ada jaminan menang bila mereka diturunkan.
Tapi, kualitas Fajar/Daniel jelas di atas He/Ren yang penampilannya tidak sedashyat Liang/Wang. Sehingga, bilapun Ginting dan Bagas/Fikri--semisal main di game kedua kalah, masih ada Jojo dan Fajar/Daniel.
Ah, namanya juga berandai-andai. Meski, pengandainnya by data. Pengandaian ini pun muncul karena line up terbaik tim Indonesia kalah. Bila menang tentu ya tidak muncul pengandaian begini.
Tapi memang, dalam situasi genting, terkadang dibutuhkan keputusan nekad. Persis dengan bunyi kutipan terkenalnya Tom Cruise di film Mission: Impossible- Rogue Nation.
Dari kaca mata penikmat bulutangkis seperti saya, itu pelajaran yang bisa diambil.
Apapun itu, kita patut memberikan apresiasi untuk perjuangan tim Thomas Indonesia.
Mereka telah berjuang dan memberikan segalanya untuk Indonesia. Meski, kita belum mampu membawa pulang Piala Thomas ke tanah air. Salam bulutangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H