Meme bergambar gajah tengah berada di atas dahan pohon kembali bermunculan saat tim asal London, Arsenal, mampu tampil di puncak klasemen Liga Inggris.
Akhir pekan kemarin, Arsenal memperpanjang masa kekuasannya sebagai pemimpin klasemen Liga Inggris menjadi dua pekan setelah menang 2-1 atas Wolverhampton pada pekan ke-14, Sabtu (2/12) malam.
Sebelumnya, pertandingan Arsenal Vs Wolverhampton ini sempat diramaikan oleh kabar masuknya Justin Hubner ke dalam tim utama Wolverhampton untuk laga melawan Arsenal.
Kabar itu lantas menjadi bahan postingan akun-akun Instagram dengan follower besar di Indonesia yang biasanya mengabarkan kabar sepak bola nasional. Meski pada akhirnya, Justin Hubner tidak dimainkan di Emirates Stadium.
Sebagai informasi, Justin Hubner adalah penyerang yang tengah menjalani proses naturalisasi. Pemain berusia 20 tahun ini disebut-sebut bakal segera menjadi bagian dari Timnas Indonesia. Pun, Ketua Umum PSSI Erick Thohir dikutip dari Antara, mengungkapkan bahwa Justin Hubner segera dinaturalisasi.Â
Ah ya kembali ke bahasan soal gajah naik pohon, keberhasilan Arsenal memimpin klasemen Liga Inggris membuat mereka lagi-lagi diibaratkan seperti gajah yang mendadak ada di atas pohon.
Maknanya, sulit dinalar bagaimana caranya seekor gajah tahu-tahu bisa duduk manis di dahan pohon. Tapi yang pasti, semua orang tahu bahwa hanya soal waktu gajah itu bakal turun dari pohon.
Tentu saja, perumpamaan itu merupakan sebuah sindiran bagi Arsenal. Dan itu sudah mencuat di musim lalu ketika Arsenal sempat lama berada di puncak klasemen Liga Inggris. Kala itu, Arsenal bersaing dengan Manchester City.
Arsenal yang sudah sangat lama tidak pernah berlari di jalur juara, bersaing dengan Manchester City yang dalam 10 tahun terakhir dikenal sebagai ahlinya ahli dalam urusan menelikung lawan dalam perebutan gelar juara.
Ending Liga Inggris 2022/23 yang digambarkan lewat meme gajah di atas pohon itu akhirnya menjadi kenyataan. Arsenal longsor dari puncak klasemen. Digusur Manchester City yang akhirnya menjadi juara.
Belajar dari pengalaman pahit musim lalu
Bagaimana dengan musim 2023/24 ini? Apakah akan terjadi lagi, perumpamaan sang gajah mendadak duduk manis di atas pohon? Atau malah sang gajah sudah berinovasi semisal membuat sayap buatan sehingga bisa berlama-lama duduk di puncak pohon?
Arsenal tentu tidak ingin terus diremehkan. Musim lalu, banyak pemain Arsenal yang mungkin terkaget-kaget dan belum siap dengan tekanan besar di jalur juara. Tapi, pengalaman musim lalu tentu membuat pemain-pemain muda seperti Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, William Saliba, hingga sang kapten Martin Odegaard semakin matang. Â
Toh, semua orang bisa belajar dari kesalahan. Bisa belajar mengambil hikmah dari kegagalan di masa lalu. Termasuk Arsenal. Meski, ketatnya persaingan memperebutkan gelar juara Liga Inggris jelas tidak semudah mendengarkan petuah motivator perihal belajar dari kesalahan.
Sebenarnya, bagaimana 'nilai rapor' Arsenal di Liga Inggris sejauh ini di musim 2023/24?
Dari 14 pertandingan yang sudah dijalani, Arsenal meraih 10 kemenangan, tiga kali hasil imbang, dan sekali kalah. Kemenangan itu mayoritas didapat ketika main di kandang sendiri. Yakni enam kemenangan dan dua kali imbang. Artinya, The Gunners belum terkalahkan dari delapan kali main di Emirates Stadium di Liga Inggris musim ini.
Sementara bila main di luar kandang, Arsenal mencatat empat kemenangan, sekali imbang, dan sekai kalah. Satu-satunya kekalahan terjadi saat melawan Newcastle United pada 5 November lalu. Arsenal kalah 0-1 lewat gol kontroversial. Dikatakan kontroversial karena sebelum gol tercipta, bola sempat terlihat keluar lapangan yang lantas diumpan sehingga menjadi gol itu.
Toh, Arsenal lantas bangkit. Tim asuhan Mikel Arteta ini lalu meraih lima kemenangan beruntun. Tiga kemenangan di Liga Inggris. Dua kemenangan di Liga Champions.
Di Liga Champions, Arsenal sudah memastikan lolos ke babak 16 besar. Di Liga Inggris Arsenal memimpin klasemen. Bukankah itu menjadi gambaran bahwa Arsenal di musim ini tidak butuh waktu lama untuk bangkit dari hasil buruk?
Mengutip ungkapan terkenal di sepak bola, bahwa semua tim bisa mengalami kekalahan, bahkan tim yang dianggap paling kuat sekalipun. Namun, tidak semua tim mampu merespons cepat alias bangkit dari kekalahan itu. Bahwa, respons setiap tim berbeda.
Dari sini, bisa ditarik benang merah bahwa Arsenal di musim ini punya mentalitas yang sudah lebih oke dari musim lalu. Mentalitas bangkit dari hasil buruk lantas konsisten di jalur kemenangan itulah yang akan menjadi penentu apakah Arsenal akan kembali menjadi gajah seperti musim lalu atau berimprovisasi menjadi gajah kekinian.
Lalu, siapa persaing utama Arsenal di Liga Inggris musim 2023/24 ini?
Di klasemen Liga Inggris hingga pekan 14, Arsenal kini memimpin dengan raihan 33 poin dari 14 pertandingan. Sementara Liverpool ada di peringkat 2 dengan 31 poin. Disusul Manchester City dengan 30 poin. Lalu Aston Villa dengan 29 poin dari 14 laga dan Tottenham Hotspur dengan 27 poin di peringkat lima.
Manchester City yang musim lalu meraih treble winners, mungkin musim ini ada yang bilang tidak se-superior musim lalu. Faktanya, Manchester City asuhan Pep Guardiola sudah tidak pernah menang di tiga pertandingan terakhir di Liga Inggris. City beruntun main imbang 4-4 melawan Chelsea, 2-2 melawan Liverpool, dan tadi malam ditahan imbang Tottenham Hotspur 3-3.
Namun, penggemar Premier League pasti tahu, Manchester City terkadang baru panas di putaran kedua. Mereka bisa saja melempem di putaran pertama tapi lantas gas pol di putaran kedua hingga akhirnya juara seperti musim lalu.
Sementara Liverpool dengan kehadiran beberapa pemain baru seperti Alexis Mac Allister, Dominic Szoboszlai, dan Wataru Endo, penampilannya nampak menjanjikan. Belum lagi adanya cocoklogi bahwa Juergen Klopp bisa juara bila di timnya ada pemain Jepang.
Sementara Tottenham Hotspur yang awalnya tampak menjanjikan dengan kehadiran pelatih baru asal Australia, Angelos Postecoglou, kini mulai terengah-engah untuk sekadar bertahan di empat besar di klasemen.
Tetapi memang, Liga Inggris 2023/24 baru memainkan 14 pertandingan. Masih ada 24 pertandingan lagi untuk sampai pada pekan terakhir, yakni pekan ke-38. Artinya, kemungkinan apapun masih bisa terjadi. Termasuk cerita soal gajah yang menjadi sindiran bagi Arsenal itu.
Namun, sebagai pimpinan klasemen, kuncinya sebenarnya ada pada Arsenal sendiri. Apakah punya kemauan kuat dan kualitas paten untuk tetap berada di klasemen sampai akhir. Atau kembali menjadi seperti perumpamaan gajah duduk manis di atas pohon seperti musim lalu. Salam. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H