Ada banyak orang berbicara ilmu cocoklogi ketika satu demi satu pemain pilar Perancis bertumbangan karena cedera jelang dimulainya Piala Dunia 2022.
Ketika Christoper Nkunku, Presnel Kimpembe, dan Karim Benzema batal tampil di Piala Dunia 2022 karena cedera, menyusul Paul Pogba dan N'Golo Kante, warganet menyebutnya sebagai tanda-tanda kutukan sudah nampak.
Bahwa, Perancis akan menjadi juara bertahan berikutnya yang terkena kutukan langsung tersingkir di piala dunia. Melanjutkan cerita kelam Italia, Spanyol, dan Jerman.
Namun, dini hari tadi, Perancis menepis bayang-bayang kutukan juara bertahan di Piala Dunia lewat penampilan berkelas di Al Janoub Stadium di Kota Al Wakrah, Qatar.
Sang juara Piala Dunia 2018 ini mengawali 'kampanye' mempertahankan gelar dengan mengalahkan Australia 4-1 di pertandingan pertama Grup D Piala Dunia 2022.
Tetapi memang, meski menang besar, tidak dipungkiri, aura ketegangan sempat terlihat di wajah Pelatih Perancis, Didier Deschamps di awal pertandingan.
Utamanya ketika Australia mencetak gol lebih dulu di menit ke-9 lewat gol apik Craig Alexander Goodwin. Itu gol tercepat di Piala Dunia 2022 sejauh ini. Berselang satu menit lebih cepat dari gol penalti Lionel Messi saat Argentina dikalahkan Arab Saudi 1-2 di Grup C pada petang kemarin.
Apalagi, gol Australia itu juga menjadi awal cederanya bek Prancis, Lucas Hernandez. Dalam tayangan ulang, terlihat bek Bayern Munchen ini terguling ketika mencoba mengejar pemain Australia yang hendak melepas umpan.
Perancis menemukan harapan di balik badai cedera
Tapi, ada blessing in disguise untuk Perancis. Ada secercah terang dalam awan gelap yang selama beberapa pekan seperti memayungi tim Les Bleus.
Ya, Prancis menemukan harapan dari badai cedera yang menghantam mereka.
Ketika Lucas ditarik keluar dan digantikan Theo Hernandez, masuknya Theo ini yang justru menjadi awal kebangkitan Perancis.
Di menit ke-27, pemain yang main di AC Milan inilah yang mengirim umpan matang dan tinggal 'dimakan' Adrien Rabiot menjadi gol penyama 1-1. Lima menit kemudian, giliran Rabiot yang memberi assist manis untuk Olivier Giroud. Perancis pun berbalik unggul 2-1.
Di babak kedua, Prancis menambah gol di menit ke-68 lewat sundulan Kylian Mbappe yang meneruskan assist Ousmane Dembele. Ini gol 'langka' karena jarang-jarang, Mbappe mencetak gol heading seperti itu.
Di menit ke-71, Giroud memperbesar keunggulan Perancis menjadi 4-1. Dia 'terbang' menyambar umpan dari Mbappe. Gol ini membuat pertandingan serasa berakhir lebih cepat.
Data statistik pertandingan menunjukkan, Perancis memang tampil mendominasi Australia. Perancis unggul dalam penguasaan bola sebesar 63 persen.
Sepanjang pertandingan, Mbappe dkk melepas 23 shots dengan 7 di antaranya on goal alias mengarah ke gawang. Sementara Australia hanya bisa membuat empat peluang dengan hanya satu yang on target.
Namun, cerita menariknya bukan pada data statistik pertandingan tersebut.
Tapi lebih kepada para cameo alias pemain pemeran pengganti--merujuk istilah di film--yang memberikan harapan baru bagi Perancis di Piala Dunia 2022. Semesta rupanya punya rencana untuk Perancis.
Andai Lucas Hernandez tidak cedera, Theo Hernandez rasanya tidak akan main di babak pertama dan tidak mengirimkan assist matang kepada Rabiot. Sebab, Didier Deschamps memang lebih senang kepada Lucas untuk main di full back kiri Perancis.
Dan, bukan hanya Theo Hernandez yang menjadi harapan baru Perancis seiring cederanya Lucas Hernandez--yang sesuai pertandingan divonis tidak bisa lagi main di Piala Dunia 2022.Â
Olivier Giroud yang kini berusia 36 tahun, juga langsung pamer kemampuannya sebagai pencetak gol ulung.
Dua gol ke gawang Australia membuat Giroud menyamai pencapaian 51 gol Thierry Henry di Timnas Prancis. Giroud kini bersanding dengan Henry sebagai top skor sepanjang masa Perancis.
Padahal, andai Karim Benzema tidak cedera, sudah jelas Deschamps akan lebih memilih Benzema sebagai penyerang tengah nomor satu di tim Perancis. Sementara Giroud hanya akan duduk di bangku cadangan. Tapi, semesta rupanya punya rencana lain.Â
Buang kutukan, Prancis berpeluang ke 16 besar
Kutukan juara bertahan Piala Dunia yang dibebankan kepada Perancis ibarat orang memikul karung berisi batu di punggungnya, ternyata tidak berlaku bagi Perancis di Piala Dunia 2022.
Kemenangan atas Australia membuat Perancis menjadi tim juara bertahan pertama yang meraih kemenangan di pertandingan perdana dalam tiga edisi terakhir piala dunia.
Sebelumnya, sejak Piala Dunia 2010, tiga juara bertahan tidak ada yang menang di pertandingan pertama. Bahkan, tersingkir di fase grup. Sehingga munculah mitos kutukan juara bertahan itu.
Di Piala Dunia 2010, Italia bermain 1-1 melawan Paraguay. Empat tahun kemudian, Spanyol dilumat Belanda 5-1 di Piala Dunia 2014 lewat go; sundulan lumba-lumba Robin van Persie sebagai pembuka. Lantas, Jerman dikalahkan Meksiko 1-0 di Piala Dunia 2018.
Nah, Les Bleus sepertinya tidak akan mengikuti jejak Italia, Spanyol, dan Jerman di edisi piala dunia sebelumnya.
Memang, kemenangan ini belum membuat Perancis dipastikan lolos ke babak 16 besar. Baru sebatas status diunggulkan. Tapi, namanya menang jelas jauh lebih oke ketimbang kalah.
Secara mental, kemenangan atas Australia membuat Perancis sudah melepas beban berat di punggung mereka. Perancis bakal tampil lebih lepas di pertandingan berikutnya. Yakni, saat melawan Denmark pada 26 November nanti.
Tadi malam, Denmark hanya bermain 0-0 dengan Tunisia. Hasil ini membuat Prancis memimpin klasemen Grup D sendirian.
Andai Perancis kembali menang saat melawan Denmark, Olivier Giroud dkk dipastikan akan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Meski, pertandingan ini bakal lebih sulit diandaikan.
Sebab, dalam dua kali perjumpaan di Nations League pada bulan Juni dan September lalu, Denmark dua kali mampu mengalahkan Prancis home and away.
Meski, itu tidak bisa menjadi rujukan. Sebab, wajah Perancis ketika tampil di Piala Dunia, rasanya akan berbeda dengan ketika tampil di Nations League.Â
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI