Malah, kepergian Sadio Mane seperti menyisakan kepingan puzzle yang hilang di Liverpool.
Warganet bahkan menyebut Liverpool dalam beberapa tahun terakhir selayaknya burung elang dengan dua sayap bernama Mane dan Mohamed Salah. Kini, satu sayap Liverpool itu telah pergi. Karenanya, Liverpool sulit terbang tinggi lagi.
Memang, ada Luiz Dias. Tapi, karisma dan kemampuan winger asal Kolombia ini dalam mewarnai Liverpool terkait kolaborasi dan chemistry dengan rekan-rekannya di lapangan, belum bisa seperti Mane.
Belum lagi masalah cedera pemain. Cederanya bek Joel Matip dan Ibrahima Konate membuat lini belakang Liverpool seperti menyisakan lubang besar yang mudah ditembus.
Sebab, duet Virgil van Dijk dan Joe Gomez memang dari dulu ya begitu saja. Belum lagi anggapam bahwa Trent Aelxandre Arnold tidak bisa bertahan yang seperti menemukan pembenaran saat melawan Napoli.
Sementara Ajax yang kalah head to head, justru tampil lebih perkasa di awal musim 2022-23. Meski kehilangan pelatih Erik ten Hag yang bergabung ke Manchester United, Ajax tidak lantas oleng.
Faktanya, Ajax meraih 7 kemenangan beruntun. Enam laga di Liga Belanda dan satu laga di Liga Champions. Sementara Liverpool justru tidak pernah menang di dua laga terakhirnya.
Jadi, bila masih ingin menjaga mimpi lolos ke final, inilah kesempatan terbaik Liverpool untuk menunjukkan kelas mereka sebagai tim Inggris paling sukses di Liga Champions. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H