Di musim lalu, Liverpool yang ada di grup neraka bersama Atletico Madrid, FC Porto, dan AC Milan, berhasil menyapu bersih kemenangan. Enam kali main, enam kali menang. Rekor 100 persen di fase grup.
Tapi di musim ini, baru sekali main, Liverpool malah langsung kalah. Kalahnya dengan skor telak pula.
Tak ayal, Liverpool langsung jadi olok-olokan di media sosial. Ada akun trol bola yang mengaitkan kekalahan Liverpool itu dengan launching ponsel seri terbaru 14.
Malah, fans dari klub bola yang timnya bahkan tidak pernah juara Liga Champions, berani mengolok-olok Liverpool yang sudah enam kali mengangkat trofi bertelinga lebar ini.
Tapi memang, penampilan Liverpool di markas Napoli tengah pekan lalu terlihat ancur-ancuran. Utamanya di lini pertahanan.
Memang, ini bukan kekalahan perdana Liverpool di markas Napoli. Bahkan, saat mereka juara di musim 2018/19, Liverpool juga kalah di markas Napoli. Namun, kali ini, Liverpool benar-benar terlihat seperti tidak siap meredam serangan-serangan Napoli.
Kesempatan move on saat melawan Ajax
Tapi bagaimanapun, ini baru awalan. Ucapan Klopp bahwa Liverpool akan kembali tampil di final Liga Champions ini, belum kedaluarsa. Masih bisa terjadi.
Namun, syarat dan ketentuan berlaku. Bila masih ingin bermimpi ke final, Liverpool harus menghidupkan peluang lolos ke babak 16 besar. Syaratnya, Liverpool harus move on.
Nah, kesempatan move on itu datang saat Liverpool menjamu Ajax Amsterdam di Anfield pada matchday II, Selasa (13/9) malam waktu setempat atau Rabu (14/9) dini hari WIB.
Menyebut Ajax sekarang adalah kebalikan dari 'wajah' Liverpool di matchday I.