Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Selamat Datang Era Mbappe Vs Haaland, Versi 2.0 Rivalitas Ronaldo Vs Messi di Liga Champions

7 September 2022   08:27 Diperbarui: 7 September 2022   13:30 3016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Erling Haaland setelah cetak gol kedua untuk Manchester City di ajang Liga Champions 2022/2023 melawan Sevilla, Rabu (7/9/2022). Foto: AFP/Cristina Quicler via Kompas.com

Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya.

Bahwa, seberapaun hebat seorang manusia, dia tidak akan selamanya hebat. Ada masanya dia akan kembali menjadi biasa. Dia tergantikan dengan orang baru yang menemukan masanya. 

Ungkapan bijak itu kiranya sangat tepat untuk mendeskripsikan sebagian cerita dari kompetisi Liga Champions musim 2022/23 yang kick off nya resmi dimulai Selasa (6/9) malam waktu Eropa atau Rabu (7/9) dini hari tadi waktu Indonesia.

Ada yang janggal dari Liga Champions musim 2022-23 ini. Sebab, untuk pertama kalinya selama hampir dua dekade, kita tidak bisa melihat rivalitas antara dua pesepak bola terbaik, Christiano Ronaldo dan Lionel Messi di Liga Champions.

Selama hampir 20 tahun, kita disuguhi rivalitas mereka. Tak hanya tentang banyak-banyakan jumlah gol. Tapi juga siapa yang sukses membawa timnya jadi juara. Lantas, meraih trofi Ballon d'Or sebagai pesepakbola terbaik dunia.

Namun, di Liga Champions musim 2022-23 ini, Ronaldo yang berulang kali jadi top skor dan sudah lima kali juara, tidak ikut main.

Sebab, timnya, Manchester United, tidak lolos ke Liga Champions. Padahal, di Liga Champions musim lalu, Ronaldo menjadi pencetak gol pembuka kompetisi. Tentu, itu menjadi ironi. Pencetak gol terbanyak Liga Champions tapi tidak ikut main.

Hanya Leo Messi yang masih tampil bersama Paris Saint Germain (PSG). Meski, penampilannya tidak lagi sedahsyat dulu, salah satunya dikarenakan faktor usia yang semakin menua.

Namun, meski rivalitas melegenda Ronaldo vs Messi di Liga Champions tinggal kenangan, kini kita disuguhi versi terbarunya.

Muncul rivalitas antara dua pemain muda yang digadang-gadang media Eropa bakal menjadi lakon utama di  panggung sepak bola dalam beberapa tahun ke depan.

Mereka, Kylian Mbappe dan Erling Haaland. Bolehlah kita menyebut rivalitas Mbappe vs Haaland ini sebagai Ronaldo vs Messi 2.0. Versi terbaru.

Meski, tidak mudah menyebut siapa yang menjadi jelmaan Ronaldo dan siapa yang jadi penerus Messi. Sebab, Mbappe dan Haaland, cara main dan karakter keduanya, cenderung lebih direct seperti Ronaldo di era setelah 2010. Tidak ada yang beraliran 'pesepakbola pemikir' seperti Messi. Karena memang, pemain dengan gaya main unik seperti Messi tidak ada KW nya.

Mbappe vs Haaland langsung "Dibandingke"

Menariknya, persaingan Ronaldo vs Messi 2.0 ini, maksudnya Mbappe vs Haaland, langsung tersaji di matchday I Liga Champions dini hari tadi. Keduanya langsung jadi sorotan.

Penampilan keduanya seperti antitesis dari lagu viral yang dinyanyikan Farrel Prayoga, "Ojo Dibandingke".

Kylian Mbappe dan Erling Haaland dianggap sebagai penerus rivalitas Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo/ Foto: instagram.com/futbolhighlights 
Kylian Mbappe dan Erling Haaland dianggap sebagai penerus rivalitas Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo/ Foto: instagram.com/futbolhighlights 

Sebab, Mbappe dan Haaland, keduanya malah seperti ingin dibandingke. Dibanding-bandingkan siapa yang lebih hebat di antara mereka. Keduanya langsung tampil gacor di pertandingan pertama fase grup Liga Champions 2022-23.

Di Kota Seville, Spanyol, Haaland kembali memperlihatkan bila dirinya seorang mesin gol yang sedang panas-panasnya bersama klub barunya Manchester City.

Haaland mencetak dua gol saat Manchester City menang telak 4-0 atas tuan rumah Sevilla di Grup G.

Melihat caranya mencetak gol yang seperti tidak perlu susah payah, mudah memprediksi penyerang berusia 22 tahun ini bakal bisa mencetak banyak gol di musim 2022-23 ini.

Di menit ke-20, Haaland menyambut umpan crossing Kevin de Bruyne lewat tap in yang membuka keunggulan City. Di menit ke-67, Haaland tanpa ampun menghantam bola muntah dari tendangan Phil Foden yang gagal diamankan kiper Sevilla.

Haaland seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah kepingan puzzle yang dicari Pep Guardiola untuk membawa City mengakhiri penasaran juara Liga Champions selama bertahun-tahun.

Dengan Haaland yang terlihat mudah saja mencetak gol setiap bola mengarah ke gawang lawan bahkan seakan bola yang mencari dirinya, Manchester City layak jadi kandidat memburu gelar juara Liga Champions untuk kali pertama.

Sementara di Paris, dua gol Mbappe membawa Paris Saint Germain (PSG) menang 2-1 atas Juventus di laga perdana Grup H. Gol-gol Mbappe memperlihatkan kualitasnya sebagai finisher mematikan.

Alasan Mbappe dan Haaland bakal terus mengganas

Kenapa keduanya layak dibandingke dan diprediksi bakal terus tampil ganas sepanjang Liga Champions musim ini?

Jawabannya tidak susah. Mbappe dan Haaland memang tipikal pencetak gol yang ganas dengan kelebihannya masing-masing.

Mbappe dengan kecepatan lari dan kemampuan finishing touch yang layak mendapat angka 9 koma sekian. Sementara Haaland diberkahi kekuatan fisik dan body balance plus insting gol luar biasa.

Tapi, lebih dari itu, keduanya mudah mencetak gol karena memiliki supporting system di klub masing-masing yang sangat mendukung mereka untuk berkembang dan mengeluarkan potensi terbaiknya.

Mbappe didukung dua pemain yang memiliki kecerdasan bermain bola di atas kebanyakan manusia bumi, Lionel Messi dan Neymar. Keduanya tidak pelit memberi assist alias umpan kunci untuk Mbappe.

Simak gol pertama PSG ke gawang Juventus yang terjadi di menit ke-5.

Dikepung bek-bek Juventus di depan kotak penalti, Neymar mencungkil bola ke arah Mbappe. Lantas, dengan kecepatan dan akurasi tendangan, Mbappe berlari menyambut umpan itu lalu menjebol gawang Juve lewat tendangan keras.

Lantas, di menit ke-22, Mbappe melakukan umpan satu dua (one two) dengan Achraf Hakimi. Umpan yang dulunya disepakati 'terlarang' dalam permainan PlayStation 1 tersebut lantas dia selesaikan dengan gol apik.

Bagaimana dengan Haaland?

Di Manchester City, Haaland jelas lebih merasakan kenikmatan ketimbang di klub lamanya Borussia Dortmund. Sebagai penyerang, dia kini sangat dimanjakan Sebab, Manchester City punya barisan pemain tengah dengan kualitas A.

Ada Kevin de Bruyne, Phil Foden, Bernardo Silva, Ilkay Gundogan, hingga Jack Grealish.  Semuanya tipikal gelandang kreatif yang piawai membuka ruang dan menarik bek-bek lawan untuk mengawal mereka sehingga menyisakan ruang kosong. Satu lagi, mereka tidak pelit memberi umpan.

Jangan lupakan filosofi permainan Pep Guardiola yang menganut permainan umpan pendek cepat. Gaya main seperti itu sangat cocok dengan Haaland yang tinggal mencari posisi tepat untuk menyambut umpan dan mencetak gol.

Nyatanya, sejauh ini, Haaland seperti tidak perlu susah payah mencetak gol. Dia tidak perlu lari beradu sprint dari tengah lapangan dengan pemain lawan demi mencetak gol. Tidak perlu repot membawa bola mengecoh bek-bek lawan.

Di matchday pertama ini, kalau harus membandingkan, Mbappe vs Haaland masih berimbang. Dan sangat mungkin, rivalitas Mbappe vs Haaland di Liga Champions bakal berlanjut di pekan kedua tengah pekan mendatang.

Keduanya berpotensi menambah gol bila merujuk lawan-lawan yang dihadapi. Manchester City akan tampil di kandang menjamu mantan tim Haaland, Borussi Dortmund. Dia jelas mengenal luar dalam kelebihan dan kekurangan matan rekan-rekannya.

Sementara Mbappe bersama PSG akan away ke Kota Haifa, menghadapi klub Israel, Maccabi Haifa. Di atas kertas, level kualitas PSG masih di atas Maccabi Haifa. Karenanya, entah berapa gol yang bakal dicetak Mbappe.

Ah, mari menyimak rivalitas Ronaldo vs Messi 2.0 di Liga Champions musim ini.

Rivalitas yang mengingatkan kita bahwa Ronaldo dan Messi tidak muda lagi sehingga mulai tergantikan dengan generasi muda. Termasuk kita yang juga terus beranjak menuju senja.

Sebab, setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Salam.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun