Yang benar, penampilan Bagas/Fikri kini menurun jauh dibandingkan saat main di All England dulu. Ketenangan, kegesitan, dan agresivitas mereka tidak lagi sama.
Dari beberapa kali melihat permainan Bagas/Fikri, mereka kini mainnya tidak aman. Pertahanan cukup mudah ditembus. Ditambah lagi beberapa kali melakukan kesalahan sendiri yang dalam sistem reli poin, langsung menjadi sedekah poin bagi lawan.
Itu juga terjadi saat kemarin melawan Yuchen/Xuan Yi. Bagas/Fikri belum bisa main aman. Kalaupun unggul, rasanya susah sekali unggul di atas dua atau tiga poin. Seringkali berkejar-kejaran poin. Lantas tertinggal di poin krusial.
Marcus/Kevin yang tidak lagi garang
Berikutnya, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya terhenti setelah dihadang ganda senior Korea, Kim Gi-jung (32 tahun)/Kim Sa-rang (33 tahun) lewat rubber game mendebarkan 21-17, 17-21, 24-26.
Pertandingan ini memang tidak bagus buat kesehatan jantung. Utamanya di game ketiga. Saat setting point 20-20, Marcus/Kevin beberapa kali unggul dan mendapat match point, tapi akhirnya kalah di angka 24-26.
BL Indonesia bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Marcus/Kevin kini?
Meski masih berstatus world number one, tetapi penampilan mereka sudah tidak lagi seperti dua atau tiga tahun lalu. Padahal, warganet berharap mereka move on di Japan Open setelah gagal di Kejuaraan Dunia 2022 pekan lalu.
Sampean (Anda) yang menonton pertandingan mereka kemarin, mungkin merasakan. Ke mana permainan drive cepat ala Minion yang dulu? Ke mana permainan netting dan serobotan mematikan Kevin yang dulu?
Dulu, Minion--julukan Marcus/Kevin terkenal dengan permainan cepat, defense kuat, dan sergapan maut di depat net. Plus, gaya main yang meledak bahkan cenderung provokatif sehingga membuat lawan merasa insecure.
Tapi kemarin, permainan seperti itu tidak lagi terlihat, kecuali defense Marcus dan Kevin yang masih keren dan sangat sulit ditembus oleh lawan, utamanya di akhir game ketiga. Warganet juga menyoroti pembawaan Kevin di lapangan yang kini cenderung pendiam dan tidak segesit dulu.