Ada apa dengan ganda putra Indonesia?
Seharian, kabar tumbangnya ganda putra Indonesia tersebut langsung menjadi bahasan ramai warganet dan badminton lovers (BL) Indonesia di jagad media sosial. Mereka mendadak menjadi pundit badminton sekelas Oma Gill.
Sentuhan ajaib Bagas/Fikri tertinggal di All England 2022
Ada banyak versi mereka perihal penyebab kegagalan ganda putra Indonesia di Japan Open 2022. Dari dugaan yang masuk akal, hingga yang kentara akal-akalan alias hanya karangan belaka.
Menurut pengamatan saya sejak beberapa bulan terakhir, rontoknya empat ganda putra Indonesia di Hari Kamis (baca: sebelum menapak perempat final) di Japan Open, penyebabnya berbeda satu sama lain.
Mari kita bahas satu per satu sesuai urutan rontoknya ganda putra Indonesia di babak 16 besar Japan Open kemarin.
Yang pertama adalah pasangan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. Langkah mereka di Japan Open 2022 dihentikan ganda Tiongkok, Liu Yuchen/Ou Xuan Yi. Bagas/Fikri kalah 20-22, 18-21.
Memang, lawannya bagus. Meski pasangan baru, Yuchen/Xuan Yi adalah juara Indonesia Open 2022. Namun, kekalahan ini seperti menjadi predikat baru bagi Bagas/Fikri yang kini jadi 'spesialias' R32 dan R16 alias seringkali rontok di babak 32 besar atau 16 besar. Sebagai juara All England 2022, predikat spesialis R16 besar itu tentu bikin sedih.
Apakah Bagas/Fikri hanya kebetulan juara All England 2022?
Tidak. Tidak ada juara di BWF World Tour karena kebetulan. Apalagi sekelas All England. Keliru bila menyebut mereka juara karena kebetulan.
Terlebih bila melihat lawan-lawan yang mereka hadapi dalam road to champion adalah lawan kelas berat. Seperti juara dunia 2021 asal Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, Marcus/Kevin, hingga Hendra/Ahsan di final.