Bila sebelum Ramadan kita mungkin terbiasa mengobrol atau ngopi sore dengan teman-teman kantor sepulang kerja sehingga baru tiba di rumah malam hari, maka selama bulan Ramadan, kita bisa mengubah kebiasaan itu.
Sebab, bagi istri, akan menjadi kebahagiaan tersendiri bila suaminya bisa pulang cepat dan berbuka bersama di rumah. Jerih payahnya menyiapkan menu berbuka seperti terbayar lunas meski dia tidak mengharapkan imbalan.
Membantu pekerjaan rumah tangga
Ketika hidup berumah tangga, urusan rumah tangga bukan hanya milik istri.
Tidak tepat bila suami merasa kewajibannya hanya bekerja. Sehingga, semua urusan rumah diserahkan kepada istri. Dari mengurusi anak, memasak, bersih-bersih rumah, cuci baju, hingga mengatur keuangan. Alangkah beratnya tugas istri bila seperti itu.
Dalam hadist shahih yang diriwayatkan Bukhari, Aisyah pernah ditanya perihal apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika di rumah. Aisyah menjawab beliau iktu membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya.
Bila ingin meneladani Rasul, amalan itu bisa kita amalkan. Terlebih selama Ramadan ini.
Semisal bila istri fokus memasak menyiapkan makan sahur sejak dini hari, di pagi hari kita bisa membantu mencuci baju lantas menjemurnya.
Atau yang paling ringan, kita bisa membiasakan untuk mencuci piring sendiri selepas makan. Itu akan sangat membantu istri.
Sebab, bila sekadar ditaruh, maka piring, gelas, sendok dan garpu kotor itu akan menumpuk di tempat cuci piring yang ujungnya diberesi istri.
Padahal, istri kita bukanlah pembantu atau asisten rumah tangga. Seharusnya, urusan rumah, bila bisa dikerjakan bersama ya bisa bagi-bagi tugas.